Part 22 - Sayur Lodeh

887 54 2
                                    

Di mana pun dirimu berada, aku akan datang menjemputmu dan kita akan selalu bersama.

Suasana di kediaman Relegan tampak tidak kondusif. Mario begitu tidak terkendali hingga tidak ada satu pun dari anggota keluarga Relegan yang ingin mendekat. Lelaki itu benar-benar kacau saat ia menyadari bahwa istrinya tidak ada di tempat terakhir ia melihatnya. Lili melarikan diri dari Mansion Relegan.

Mario berteriak membuat seisi rumah harus lebih bersabar, lelaki itu meminta semua penjaga untuk mencari Lili di sekitar kediaman Relegan.

"Syukurlah wanita itu pergi, aku tidak tahan karena setelah kedatangannya menjadi malapetaka untuk keluarga ini." cibir Ruby dengan senyuman khasnya.

"Bahkan dirimulah yang membuat rumah ini menjadi neraka yang nyata, bu Ruby." sindir Mega dengan membalas senyuman Ruby, sehingga membuat nyonya Relegan itu terdiam.

"Maaf, pak Mario. Bu Lili belum juga kami temukan." ucap salah satu penjaga dengan tertunduk karena ia tahu bahwa Mario tidak akan pernah menerima kabar buruk dari siapapun.

"Tidak berguna." umpat Mario dengan raut wajah yang gusar.

Bukankah Mario harus bersyukur ketika Lili pergi dari kehidupannya? Lantas mengapa ia ingin sekali untuk menemukan wanita malang itu. Bersusah payah ingin mengeluarkan Lili dari kehidupannya dan sekarang ketika ada kesempatan kenapa tidak dipergunakan? Apa benar cinta itu memang ada? Apakah ini hanya ambisi Mario semata-mata hanya untuk menjaga nama baik keluarga Relegan?

"Ke mana dirimu pergi, Lili?" lirih Mario yang mungkin hanya di dengar dirinya sendiri saja.

Mario berpikir bahwa istrinya itu sedang berada di rumah orang tuanya sehingga ia berniat untuk menjemput wanita itu.

"Aku akan ikut denganmu, Kak." ujar Zio yang kemudian masuk ke mobil bersama Mario. Sudah kehilangan akal karena Lili meninggalkannya tanpa diketahui oleh siapapun, Mario mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi sehingga Zio harus mati-matian berdoa agar ia selamat sampai tujuan.

"Apa sudah ada kabar mengenai keberadaan istriku, Zio?"

"Sampai saat ini belum ada konfirmasi mengenai keberadaan, kak Lili. Namun aku sudah memberi tahu Fariz untuk segera memberi kabar mengenai istrimu, Kak. Dia akan melacak dan memeriksa setiap cctv yang berada di sekitar kediaman Relegan, stasiun, pelabuhan dan bandara terdekat." bukan hanya Mario saja yang khawatir mengenai keberadaan dan keadaan Lili, tetapi juga seluruh anggota keluarga Relegan terutama Zio. Secara diam-diam Zio memberi perintah kepada anak buahnya untuk mencari keberadaan Lili dan memastikan bahwa pujaan hatinya itu baik-baik saja.

Mario dan Zio sudah sampai di pekarangan rumah besannya, pintu rumah dari mendiang pak Ardian selalu terbuka untuk siapapun yang ingin bertamu namun keadaan rumah itu terlihat sepi.

"Selamat pagi, bu Ashalia?" Mario mengetuk pintu rumah mertuanya dan memanggil ibu Lili, beberapa menit kemudian Ashalia datang untuk melihat siapa tamu yang datang pagi-pagi seperti ini.

"Nak, Mario. Silakan masuk, Nak." Ashalia menyambut Mario dengan senyum semringah dan mempersilakan lelaki itu untuk masuk.

Mendengar suara yang begitu familiar membuat gadis yang berada di dapur begitu gembira, apakah Mas Gantengnya yang datang pagi-pagi seperti ini?

"Sebentar ya sayur lodeh, aku tinggal dulu mau ketemu mas Ganteng, nanti akan kulanjutkan lagi masak-masakan kita."

Menyadari putrinya tidak bersama dengan menantunya, Ashalia pun segera menanyakan hal ini pada Mario. "Lho, Lili kok nggak ikut? Padahal Ibu kangen banget sama dia."

TIRANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang