Terlalu sibuk mengurusi hidup orang lain akan mempersulit segala urusanmu.
Mario membuka keras pintu rumah dan meneriaki nama Malika. Wanita itu benar-benar licik, dia memang tidak jadi menikah dengan Mario namun setidaknya dia sudah berhasil meruntuhkan rumah tangga Mario.
"MALIKA !!!" Teriakan Mario menggema di seluruh ruangan membuat semua orang mencari tahu sebenarnya apa yang tengah terjadi.
Haruman datang menampilkan wajah kebingungan, "Ada apa? Kenapa kamu berteriak, Nak? Suaramu sangat mengganggu ketenangan kami. Coba tenangkan dirimu dan bicarakan semua ini dengan baik. Dengan kepala dingin."
"Di sini aku tidak mengganggu siapa pun, Ayah. Karena di sini dialah yang menjadi pengganggu ketentraman hubungan keluarga kita." Tunjuknya kepada Malika yang berada di samping Pandu.
"Sayang. Masuklah ke kamar kalian masing-masing, tidak baik jika kalian berada di sini." ucap Haruman dengan lembut kepada Gazza dan Gania. Kedua anak remaja itu mengangguk patuh atas apa yang dikatakan oleh kakeknya.
Zio sangat mencemaskan keadaan Mario terlebih saat kakaknya itu belum tahu jika Lili sedang hamil. Dia tidak bisa memberitahu Mario sebab ini bukanlah ranahnya untuk mencampuri urusan rumah tangga orang lain saat dirinya berkali-kali gagal dalam memilih cinta.
Ia mengetahui saat Lili meletakkan laporan tes kehamilannya di lemari tepat di bawah baju Mario yang telah disetrika rapih melalui jendela. Dia bukan sengaja tetapi ini yang membuatnya penasaran kenapa Lili diam-diam meletakkan sesuatu dan sesekali melirik ke arah pintu, beberapa saat setelah itu Lili keluar dan dengan cepat Zio bersembunyi dibelakang meja kecil yang diatasnya terdapat vas bunga.
Lili sudah berjalan cukup jauh dan seperti dia akan turun ke bawah untuk menunggu Mario dan ini kesempatan untuk Zio mengetahui apa yang sedang disembunyikan oleh Lili. Dia sangat perhatian pada Lili walau hal sekecil apapun dia dapat mengetahuinya dan dia akan memastikan Lili akan terjaga selama Zio berada didekatnya.
Lelaki itu dengan langkah cepat memasuki kamar Mario dan Lili tak lupa ia mengunci pintu itu agar tidak ada yang melihat bahkan curiga padanya. Tangannya dengan gesit ingin membuka pintu lemari tetapi sayangnya pintu itu sudah terkunci.
"Duh, dikunci lagi. Bagaimana aku bisa membukanya, ternyata Lili tidak kalah pintar dariku."
Dia sibuk mencari benda yang bisa dia gunakan untuk membuka kunci pintu ini namun semua itu tidak juga ia temukan. Zio sedikit berjongkok untuk mencari benda dibawah tempat tidur dan dia menemukan sebuah perkakas.
"Cara instan saja. Ini ada palu, lebih cepat dan lebih mudah untuk membuka gagang pintu lemari kayu ini."
Kehabisan akal. Itu akan meninggalkan jejak Zio, itu memang akan mempermudah dan mempersingkat waktu namun itu juga akan menjadi kesialan baginya karena akan menimbulkan kecurigaan dan Mario akan mencari tahu siapa yang merusak lemarinya hingga ia menemukan orangnya. Zio berpikir dua kali hingga dirinya mengurungkan niatnya untuk merusak pintu lemari Mario.
"Apa yang kamu sembunyikan Lili? ini membuatku gelisah dan terus mengkhawatirkan dirimu."
Dia baru berpikir jika Mario telah beristri dan Lili pasti mempunyai jepitan rambut. Ide ini Zio dapatkan ketika ia sedang menonton serial detektif semalam dan dalam adegan terkunci ataupun dikunci benda yang paling sering digunakan adalah jepitan rambut untuk menjadi alat penyelamat.
Zio membuka loker meja rias Lili, di sana ada banyak make up serta hiasan rambut dan Zio telah menemukan apa yang dicarinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/239978569-288-k523763.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TIRANI
Romance[Based on True Story] Haliaca Putri Pranata--Wanita muda dan lugu itu selalu berpikir, apakah ia pernah melakukan kesalahan sehingga takdir menempatkan dirinya pada lelaki yang tak tahu cara menghargai wanita? Ia masih teringat perkataan Mario setel...