Selamat datang di keluarga baru dan menjalankan kehidupan baru.
Haruman memberitahu Mario agar segera datang siang ini ke rumah besar, kenapa dikatakan rumah besar? Karena jelas kediaman Relegan bak istana dengan luas kurang lebih puluhan hektar. Haruman ingin putra-putri nya untuk meluangkan waktu luang bercengkrama degan keluarga.
Setibanya Mario dan Lili di rumah besar, mereka berdua disambut dengan senyum bahagia oleh Haruman dan istrinya serta kedua putra dan putri bungsunya.
"Selamat datang di keluarga besar kami, menantuku Lili." sambut Haruman dengan bahagia. Haruman Relegan adalah anak tunggal dari keturunan Relegan, ia adalah pewaris perusahaan dan harta kekayaan Relegan sebelum ia mewariskan seluruh hartanya kepada putra sulungnya, Mario.
"Silakan masuk, Sayang." ucap Ruby Relegan istri Haruman kepada Mario namun mengabaikan kehadiran Lili, menantunya.
Lili memberikan senyuman manis kepada semua orang yang berada di rumah besar ini dan mereka membalas Lili dengan hal yang sama.
Lili merasa tak nyaman ketika salah satu adik Mario menatapnya dengan tatapan menggelikan dan senyuman misterius.
Untuk menjaga perasaan keluarga Relegan, Lili mengabaikan lelaki itu, lelaki yang mencoba mencuri pandangannya dengan berbagai tingkah agresif.
Haruman, Mario, Pandu dan Zio terlihat sedang berbicara di ruang keluarga namun pembicaraan mereka seperti rapat politik, terlihat serius dan tegang. Ruby, Lili, Amaya Relegan-istri Pandu dan adik ipar Lili--Lalea, putri bungsu keluarga Relegan, sedang sibuk memasak di dapur.
"Kak Lili, pintar memasak, harum banget." puji Lalea kepada kakak iparnya.
"Karena seorang wanita itu harus bisa menguasai dapur, apalagi ketika sudah menjadi seorang istri dan ibu." balas Lili dengan senyuman.
Ruby yang melihat Lili seperti itu hanya meremehkannya dengan tersenyum miring.
Ruby Relegan adalah nyonya besar di kediaman Relegan ini, karena ia merasa telah banyak berkorban atas segala yang ia miliki. Jadi ia selalu memperlakukan orang yang tidak disukainya semena-mena.
"Amaya, bisa tolong ambilkan lada bubuk?" tanya Lili kepada Amaya yang sudah selesai memasukan bolu ke oven.
Hanya Lili, Amaya dan Lalea yang sedang bertempur dengan masakan di dapur. Ruby hanya duduk di meja makan sembari meneguk segelas teh hangat yang disajikan Amaya.
"Yey, sudah jadi." ujar Lalea dengan antusias.
"Mari kita sajikan." kata Amaya dengan membawa bolu yang sudah matang dan Lalea membawa masakan yang ia buat bersama Lili menuju ruang makan.
Lili yang sedang sibuk membersihkan dapur pun dikejutkan dengan tangan lelaki yang mencoba meraba lengannya secara tidak wajar, siapa lelaki tidak sopan yang memperlakukan hal tidak pantas seperti ini?
"Tidak tahu sopan santun, memang pantas diberi pelajaran jika seperti ini." ucap Lili kesal dalam batinnya.
Lili cepat menepis tangan lelaki itu dan membalikkan hadapnya, Lili terkejut bukan main.
"Apa maksud kamu?" Dalam hati Lili menerka-nerka ada setan apa yang merasuki tubuh dan hati lelaki ini.
"Apakah pantas memperlakukan istri dari kakakmu seperti ini?" tanya Lili dengan nada yang sedikit keras kepada Pandu.
"Tenang, tenang Kakak."
"Aku ke sini untuk memanggilmu, kami semua sudah menunggu. Dan jangan biarkan perut kami sakit karena terlalu lama menunggu, Kakak iparku." ucap Pandu dengan memperhatikan dari ujung kaki hingga kepala Lili, ia melihat dengan arti yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIRANI
Romance[Based on True Story] Haliaca Putri Pranata--Wanita muda dan lugu itu selalu berpikir, apakah ia pernah melakukan kesalahan sehingga takdir menempatkan dirinya pada lelaki yang tak tahu cara menghargai wanita? Ia masih teringat perkataan Mario setel...