Spam komen yuk! Jangan lupa Vote ya, makasih 😍😍
.
.
.Jam menunjukan pukul 10 malam, Shan dan Jeno nampak duduk bersandar pada kaki sofa. Jeno melirik Shan yang terlihat hampir mabuk, mengingat entah sudah berapa gelas Shan menghabiskan Sojunya.
"Lo payah," gumam Shan dengan tatapan sebal.
"Gue gak akan mabuk kalau berdua," sahut Jeno yang membuat Shan menoleh dengan dahi berkerut.
"Kenapa?"
"Gak apa-apa," sahut Jeno seraya memalingkan wajahnya, ia pun meraih selembar foto di atas meja, foto yang sejak tadi ia pandangi karena tergelatak di sana sejak siang, namun ia baru hendak bertanya sekarang.
"Siapa ini?" Tanya Jeno, lalu Shan melirk foto tersebut, seketika ia tersenyum manis.
"Mama gendong gue waktu gue masih bayi," sahut Shan seolah membicarakan hal baik tentang mamanya yang sudah meninggal adalah hal yang menyenangkan.
"Apa lo seriusan anak tunggal?" Tanya Jeno, dan Shan menganggukan kepalanya.
"Kalau lo gimana? Kakak lo cuma Jaehyun?" Shan balik bertanya, dan Jeno menganggukan kepalanya.
"Terus, gimana bokap lo?" Tanya Shan lagi.
"Bokap gue udah nikah lagi sejak 4 tahun yang lalu," sahut Jeno yang membuat Shan mengerutkan dahinya, memandang Jeno yang tengah memandang ke depan sana.
"Ceritain tentang bokap lo, kenapa bisa cerai sama nyokap lo," gumam Shan.
"Gak."
"Ish, cerita aja, gue lagi pengen dengerin cerita orang, karena gak pernah ada yang curhat sama gue," ujar Shan dengan gumaman di kalimat terakhir.
Jeno menghela nafasnya, "bokap gue cuma karyawan di pabrik, nyokap gue cuma ibu rumah tangga yang ngurus anak-anaknya di rumah. Tiba-tiba bokap gue ceraiin nyokap gue dengan alasan mau menikah lagi, menikah sama perempuan yang kaya, sekarang bokap gue kerja di perusahaan istri barunya."
"Ck, gue kira karena nyokap lo ketauan selingkuh sama bokap gue," gumam Shan yang membuat Jeno terdiam sejenak.
"Gue bahkan gak tau," sahut Jeno dengan suara pelan, Shan pun tertawa pelan.
"Nyokap lo jago nyembunyiinnya," ujar Shan, dan Jeno tak menyahut lagi, ia sedang tidak mau berdebat dengan Shan soal perselingkuhan itu.
"Jadi sebelum nikah sama bokap gue, nyokap lo kerja?" Tanya Shan, dan Jeno menggelengkan kepalanya.
Shan pun kembali tertawa, "udah gue duga, bokap gue yang biayain hidup kalian, baiknya bokap gue, sayangnya bego."
Jeno hanya diam, karena ucapan Shan ada benarnya.
"Tapi gak apa-apa, itu bagus, dia biayain hidup orang miskin karena butuh uang, bukan ngelengkapin gaya hidup mewah perempuan lain," lanjut Shan, dan Jeno tetap diam walau ucapan Shan cukup menyakitkan.
"Ngomong-ngomong bokap kita sama-sama berengsek, tapi lebih brengsek bokap gue, dia jahat, dia laki-laki terjahat yang pernah gue temuin selain orang itu," ujar Shan lagi yang membuat Jeno menoleh ketika mendengar kata 'orang itu' yang entah ditujukan untuk siapa.
"Bokap gue gila harta, dia gak pernah peduli sama gue, coba deh lo bunuh gue didepan bokap gue, dia enggak akan marah atau cemas." Shan tertawa, lalu ia meminum Sojunya lagi.
"Gue pengen pergi dari rumah ini, dan gak ketemu papa lagi, tapi gue gak rela kalau harta mama dinikmatin sama papa, bahkan dipakai buat selingkuh lagi, entah gimana caranya buat ambil alih semuanya, kalau bisa gue bikin papa jatuh miskin semiskin-miskinnya," lanjut Shan lagi.
"Apa lo gak pernah berpikir kayak gini? Walaupun dia jahat dia tetap bokap lo," tanya Jeno, dan Shan menggelengkan kepalanya.
"Gue gak pernah berpikir kayak gitu, karena menurut gue papa itu orang asing, bahkan sampai detik ini, gue gak pernah ngerasain gimana rasanya punya papa penyayang."
"Apa lo berharap bokap lo berubah dan sayang sama lo?"
Shan tertawa, "enggak, karena itu enggak mungkin, dan gue udah gak ngarepin kasih sayang dari papa, gue cuma mau papa ngelepas semua harta mama dan pergi dari kehidupan gue."
"Lo anak yang gak berbakti," gumam Jeno dengan tatapn yang sulit diartikan.
"Gak apa-apa, karena rasa bakti gue ke papa gak pernah dihargain, jadi buat apa berbakti sama bokap yang kayak gitu?"
Jeno menghela nafasnya, ia rasa Shan telah menerima rasa sakit yang besar dari papanya hingga berbicara seperti itu.
"Apa lo masih nganggap bokap lo sebagai bokap yang baik?" Tanya Shan seraya memiringkan kepalanya untuk menatap Jeno lebih dekat.
"Hm, seburuk apapun dia, dia tetap bokap gue, itu yang nyokap gue ajarin buat gue," sahut Jeno, dan Shan tersenyum tipis, matanya terlihat sayu dengan wajah yang merah.
Shan merangkul Jeno dan menepuk-nepuk bahu Jeno, "kita beda, kayaknya gue terlalu benci sama bokap," ujar Shan, ia terlihat mabuk karena telah menghabiskan satu botol soju lagi.
Jeno tersenyum kecil, "tidur sana."
Shan menggelengkan kepalanya, ia hendak meraih satu botol soju lagi, namun Jeno menjauhkan botol tersebut, membuat Shan merengut sebal, pasalnya ia sudah benar-benar mabuk.
"Tidur, lo udah cukup mabuk," ujar Jeno seraya menatap Shan, dan Shan hanya diam dengan tatapan sebal.
"Lo jelek," desis Jeno karena Shan terus menatapnya seperti itu, tiba-tiba Shan menangkup kedua pipi Jeno, lalu mengecup bibir Jeno cukup lama.
Jeno yang terkejut pun memundurkan kepalanya hingga tautan bibir mereka terlepas.
"Tidur," desis Jeno, namun Shan malah kembali mnegecup bibir Jeno, kali ini ia lagsung menggerakan bibirnya dengan lembut, bahkan matanya sudah tertutup.
"Shan-" ucapan Jeno terhenti ketika Shan melesakkan lidah ke dalam mulutnya, sementara Jeno hanya diam.
"Mh, balas Jen," pinta Shan dengan nada merengek, Jeno pun mendorong bahu Shan hingga ciuman mereka terlepas.
"Berhenti cium orang sembarangan," bisik Jeno, dan Shan tertawa pelan, Shan memeluknya dari samping sambil memejamkan matanya.
"Hmm nyaman, jangan pergi sebelum gue bangun," bisik Shan, dan Jeno hanya mendengus kecil.
**
Tiffany yang tengah duduk di ruang tengah sesekali menoleh ke lantai dua, lebih tepatnya kamar Shan. Ia melihat Jeno keluar masuk kamar Shan, dan hingga jam segini Jeno tak ada keluar dari kamar tersebut, membuatnya cemas.
Tiffany ingin mengetuk pintu kamar Shan, namun ia terlalu takut jika Shan marah, maka dari itu ia menunggu disana dan memastikan Jeno benar-benar keluar dari kamar Shan, ia takut ada kejadian yang tidak seharusnya terjadi.
Tiffany berusaha percaya pada Jeno karena menurutnya Jeno anak yang baik, namun prasangka buruk itu terus muncul, ia akan benar-benar kecewa jika ada hubungan serius antara Jeno dan Shan. Bodohnya ia yang baru terpikirkan soal itu sekarang, tanpa sengaja ia mendorong Jeno untuk mengakrabkan diri dengan Shan yang tak memiliki hubungan darah namun sekarang mereka saudara.
.
.
.
.
TbcNext?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Sister || Hold Me Tight + Lee Jeno ✔️
Fanfiction[SELESAI] "lagi-lagi Jeno ingkar, ia meninggalkanku tanpa kata selamat tinggal."-Shannon ** "Lihat, siapa yang jalang? Lo atau nyokap gue?" Tanya Jeno dengan tatapan mengejek, hal itu mmebuat Shan tersenyum kecil. "Gak ada yang lebih nikmat dari pe...