Spam komen yuk! Jangan lupa Vote juga ya, makasih 💚💚
.
.
.Shan membuka lemari pendingin, sementara Jeno baru saja pulang sehabis membeli makanan untuk sarapan mereka.
Shan meminum minuman kalengnya seraya melirik Jeno yang tengah mengeluarkan makanan itu.
"Lo gak beli pisang?" Tanya Shan, Jeno pun menoleh namun terdiam, membuat Shan mendengus sebal.
"Lupa kan?" Tanya Shan seraya menghampiri Jeno dan duduk di salah satu kursi meja makan.
"Ya, bisa nanti, lagian Tumbenan lo makan pisang," ujar Jeno, dan Shan hanya diam seraya memalingkan pandangannya, nampaknya Shan sebal padanya.
Jeno pun duduk di hadapan Shan, matanya tak lepas dari raut wajah Shan yang terlihat kesal.
"nanti siang gue beliin," ujar Jeno, dan Shan tetap tak menyahut, Shan mulai memakan nasi dan lauknya, sementara Jeno hanya mendengus kecil, keduanya pun makan dalam diam.
**
Pada akhirnya Jeno dan Shan pergi bersama ke supermarket, Shan mengambil banyak makanan, padahal yang Jeno tahu Shan tak begitu sering makan, bahkan makanan sebelumnya banyak yang dibuang karena kadaluarsa.
Jeno ingin menghentikan Shan, namun ia memilih untuk diam, membiarkan Shan melakukan hal yang ia inginkan.
Ketika Shan hendak mengambil botol Beer, sontak Jeno menahan tangannya, "apapun, asal jangan minuman alkohol," ujar Jeno yang membuat Shan mendengus kecil.
"Okay," gumam Shan, dan keduanya berjalan menuju rak peralatan dapur, mata Shan terus melirik berbagai macam pisau yang menggantung disana, membuat Jeno khawatir.
"Ambil kalau lo pengen beli," ujar Jeno yang membuat Shan menoleh dengan dahi berkerut.
"Buat apa? Ada di apart," sahut Shan yang membuat Jeno kembali terdiam.
"Oh iya Jen, gimana kalau sekarang kita ke pantai aja? Gak usah jauh-jauh, biar malam bisa pulang," usul Shan, dan Jeno mengangguk setuju, mengingat hari ini ia tak sibuk.
"Jeno!!!" Pekik seorang gadis dari kejauhan, tiba-tiba gadis itu memeluk Jeno dengan erat, membuat Jeno mendengus kecil.
"Jeno! Kenapa lo jahat sama gue?! Gak angkat telpon dari gue, gue kangen!" Ujar gadis itu dengan mata berkaca-kaca, membuat Jeno iba.
Sementara Shan yang melihat itu hanya diam, ia bingung kenapa Jeno bisa mengenal gadis menyebalkan itu? Gadis yang membuatnya risih di bar, gadis bernama Shua yang masih ia hafal dengan tingkah anehnya.
Tiba-tiba Shua mengecup bibir Jeno berulang kali, membuat Jeno terlihat kesal.
"Shua!" Protes Jeno, Shua pun tersenyum dan kembali memeluk Jeno.
"Jeno, jangan diemin gue lagi, gue kangen," lirih Shua, Jeno pun membalas pelukan Shua dan mengusap punggungnya dengan lembut, hal itu membuat Shua tersenyum senang.
"Gue sebel sama tingkah lo yang kayak gini, udah berapa kalo gue bilang jangan cium gue sembarangan. Waktu kecil emang udah biasa, tapi kita udah gede, gak seharusnya lakuin hal itu," ujar Jeno.
"Maaf Jeno, soalnya gue kangen banget sama lo, jangan marah," lirih Shua, lalu mata Jeno bertemu tatap dengan Shan.
"Shua, lepas," pinta Jeno, Shua pun melepaskan pelukannya, lalu mengikuti arah pandang Jeno, ia terdiam sambil menatap Shan dengn dahi berkerut.
"Apa?" Tanya Shan dengan tatapan tak bersahabat, sontak Shua membuka mulutnya.
"Eh preman di Bar! Ngapain lo disini?" Balas Shua seraya menujuk wajah Shan dengan telunjuknya, sontak Jeno menurunkan tangan Shua, sementara Shan hanya menatap Shua dengan tatapan dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Sister || Hold Me Tight + Lee Jeno ✔️
Fanfiction[SELESAI] "lagi-lagi Jeno ingkar, ia meninggalkanku tanpa kata selamat tinggal."-Shannon ** "Lihat, siapa yang jalang? Lo atau nyokap gue?" Tanya Jeno dengan tatapan mengejek, hal itu mmebuat Shan tersenyum kecil. "Gak ada yang lebih nikmat dari pe...