Spam komen yuk! Jangan lupa Vote, Terimakasih 💚💚💚
.
.
.Terhitung 1 bulan telah berlalu, kondisi tangan Shan mulai membaik, namun Shan tetap tak boleh melakukan aktifitas yang lebih berat, tapi Shan malah melepas penyangga lengannya dan beraktifitas seolah ia baik-baik saja.
Jeno geram, namun ia tidak bisa terus memaksakan Shan, ia takut Shan bosan mendengar tegurannya.
Selama dua hari ini Jeno tak menemui Shan di apartmentnya karena sibuk dengan tugas kuliah, dan kini Jeno sudah berada di apartment Shan, ia memasuki kamar Shan, kemudian menekan saklar lampu hingga cahaya lampu menerangi kamar Shan.
Jeno menghela nafasnya, ia melihat Shan yang tengah terlelap dengan tubuh meringkuk di atas kasur, nampak tangan kirinya memegang bahu kanannya.
Jeno melihat 5 botol Beer kosong berada di atas meja, tak lupa dengan cemilan dengan bungkus yang kosong juga, Hanya ada satu gelas di atas meja, tandanya Shan sendirian semalam.
Jeno mengambil sampah-sampah itu, kemudian membuangnya ke tong sampah yang berada di dapur, lalu ia kembali dan menghampiri Shan yang masih tetap pada posisinya.
Jeno meraih selimut, lalu menariknya hingga menutupi tubuh Shan hingga dada, mengingat Shan hanya mengenakan celana pendek dan baju lengan pendek, sementara AC menyala di suhu paling rendah, dengan segera Jeno menaikan suhu ACnya.
Shan membuka matanya, menatap Jeno dengan mata sayu khas orang bangun tidur.
"Gue kira lo lupa sama gue," gumam Shan dengan suara serak.
"Gue sibuk, kenapa lo gak ngerti juga?" Balas Jeno, dan Shan tak menyahut lagi.
Jeno meraih 6 kulit pisang di atas nakas, lalu membuangnya ke tong sampah di kamar Shan.
"Gue gak ngerti kenapa lo seberantakan ini," ujar Jeno seraya menatap Shan dengan tajam.
"Berisik," gumam Shan seraya kembali menutup matanya.
"Lo harus mandi, kita ke rumah sakit sekarang," ujar Jeno seraya hendak menuju toilet, namun ucapan Shan membuatnya mengurungkan niat.
"Udah."
"Kapan?" Tanya Jeno dengan dahi berkerut, harusnya Shan kontrol hari ini.
"Dua hari yang lalu, udah sana pergi aja, bukannya lo sibuk?" Usir Shan seraya memunggungi Jeno, nampaknya Shan masih kesal pada Jeno.
Jeno mendengus kecil, "sekarang enggak, gue bikin makanan buat sarapan dulu," ujar Jeno, lalu keluar dari kamar Shan.
Shan memandang sendu ke depan sana, sampai akhirnya hidungnya memerah, sontak ia menutup matanya, dan bibir bawahnya yang terkatup agak gemetar, perlahan air mata mengintip dari celah matanya yang tertutup.
Ya, Shan terlihat menahan air matanya untuk tidak menetes, tangan kirinya meremat bajunya pada bagian dada, hingga isakan lirih lolos begitu saja.
"K-kenapa sesakit ini?"
**
Jeno memperhatikan Shan yang nampak tak nafsu makan, ia hanya mengaduk sup dan nasinya sambil terdiam dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Makanannya gak enak?" Tanya Jeno, tanpa mengatakan apapun Shan memakan nasinya, lalu tersenyum pada Jeno.
"Enak, harusnya lo masakin sesuatu buat gue setiap hari," ujar Shan, mengingat Jeno jarang menemuinya, dan selalu membeli makanan dari luar, sebab ia tak terlalu pandai memasak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Sister || Hold Me Tight + Lee Jeno ✔️
Fanfiction[SELESAI] "lagi-lagi Jeno ingkar, ia meninggalkanku tanpa kata selamat tinggal."-Shannon ** "Lihat, siapa yang jalang? Lo atau nyokap gue?" Tanya Jeno dengan tatapan mengejek, hal itu mmebuat Shan tersenyum kecil. "Gak ada yang lebih nikmat dari pe...