Spam komen yuk! Jangan lupa Vote juga ya, Terimakasih. 😍😍😍
.
.
.Shan sudah ditangani oleh petugas medis, kini Jaehyun duduk di samping brankar Shan, memandang Shan yang hanya diam menatap langit-langit ruang unit gawat darurat.
"Ada memar di punggung lo, tapi itu masih bisa diobatin dan masih bisa sembuh," ujar Jaehyun yang sudah mendapat keterangan soal kondisi Shan saat ini dari dokter yang menangani Shan.
Shan hanya diam, lalu ia menghela nafasnya tanpa berniat untuk menyahut.
"Selama ini bokap lo selalu pukulin lo?" Tanya Jaehyun, dan Shan mengangguk kecil, hal itu membuat Jaehyun merasa sesak.
Jaehyun memejamkan matanya sejenak seraya mengepalkan kedua tangannya di atas paha.
"Gue udah sering masuk ugd," gumam Shan.
"Dan gue terbiasa sendirian, lo boleh pergi," lanjut Shan yang mengusir Jaehyun.
"Gue pengen nemenin lo."
"Kalau begitu diam, gue gak suka diwawancara," ujar Shan yang membuat Jaehyun bungkam.
Jaehyun menyerah, ia diam selama yang Shan mau, hingga suasana di sekitar mereka cukup canggung.
Sekitar 30 menit kemudian, tirai terbuka, meperlihatkan Jeno yang datang.
"Gimana keadaan bunda?" Tanya Jaehyun, mengingat Jeno membawa Tiffany ke rumah sakit yang sama.
"Lo cek aja sendiri, bunda di depan ruang ugd, lo boleh pulang duluan sama bunda," sahut Jeno, dan Jaehyun mengangguk, Jaehyun pun beranjak dari kursinya, lalu menoleh pada Shan yang masih enggan menatapnya.
Jaehyun menghela nafasnya, ia pun keluar dari ruang ugd, membuat Shan menoleh pada Jeno.
Shan mengulurkan tangannya, Jeno yang mengerti pun membantu Shan untuk mengubah posisinya menjadi duduk, Shan meringis pelan.
"Apa yang sakit?" Tanya Jeno dengan tatapan cemas.
"Punggung gue, tapi katanya cuma memar, bakal sembuh," sahut Shan yang membuat Jeno mendengus kecil, Jeno pun mendekat pada Shan dan mengusap punggung Shan dengan lembut, membuat wajah Shan berhadapan dengan perutnya.
Shan meringis lirih, lalu ia memeluk pinggang Jeno.
"Jen, gue udah kebal sama pukulan papa, tapi akhir-akhir ini cuma kepentok meja sedikit aja sakit banget," lirih Shan.
"Normal, gue pun begitu, gak selamanya lo bisa kebal sama rasa sakit," sahut Jeno yang berusaha menenangkan Shan, padahal kondisi Shan saat ini semakin memburuk, membuat Shan sering merasakan sakit di tubuhnya.
"Bukan karena penyakit gue?" Tanya Shan.
"Bukan," sahut Jeno yang membuat Shan menghela nafasnya.
"Enak Jen, jangan berenti," lirih Shan ketika usapan Jeno berhenti, Jeno pun melanjutkan usapan lembutnya di punggung Shan.
"Gimana keadaan nyokap lo?" Tanya Shan.
"Banyak luka lebam di badannya, kata nyokap gue, Yunho mukulin dia pas nyokap gue nekat mau pergi dari rumah."
"Laporin polisi aja, jangan sampe enggak," sahut Shan.
"Emangnya gak apa-apa?" Tanya Jeno yang terdengar bodoh.
"Ya boleh, lo mau bunuh dia pun boleh, gue sama sekali gak peduli sama si Yunho," sahut Shan, dan Jeno menghela nafasnya lirih.
"Sorry gue udah ninggalin lo di rumah," ujar Jeno dengan suara pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Sister || Hold Me Tight + Lee Jeno ✔️
Fanfiction[SELESAI] "lagi-lagi Jeno ingkar, ia meninggalkanku tanpa kata selamat tinggal."-Shannon ** "Lihat, siapa yang jalang? Lo atau nyokap gue?" Tanya Jeno dengan tatapan mengejek, hal itu mmebuat Shan tersenyum kecil. "Gak ada yang lebih nikmat dari pe...