"Gue keluar.." Ijin Yoshi pada Naya yang masih terduduk disisi ranjang dengan tangan yang memeluk kedua tubuhnya.
Yoshi keluar kamar meninggalkan Naya yang masih diam di tempat dengan perasaan campur aduk.
"Apa Asahi bakal nyelamatin gue? Astaga Naya lo ini cuma tawanan dia aja." Gumam Naya.
Naya lupa kalo dia gak ada artinya buat Asahi, Naya lupa kalo dia cuma alat bales dendam aja.
Naya berdiri, Oke sekarang Naya harus pikirin gimana caranya keluar dari sini. Naya gak percaya sama orang bajingan kayak Yoshinori apalagi Asahi.
Naya gak mau percaya siapapun. Baginya, Dia harus ketemu Sungchan gimanapun caranya.
Naya beranjak, Mencoba membuka pintu dan ternyata pintunya gak ketutup rapat, jadi gak kekunci. Naya beranjak jalan keluar kamar. Disana lumayan sepi, Rumah sebesar ini terlihat benar benar kosong.
Naya celingak celinguk, Memastikan kalo gak ada siapapun yang melihatnya, Setelahnya Naya segera lari mencari jalan keluar.
Bruk!
"Akh.."
Naya terjatuh, Dia menabrak dada bidang yang ada di depannya, Naya mengusap kepalanya lalu menatap seseorang yang kini berdiri di hadapannya.
"Mau kemana, Baby?" Tanyanya.
Naya merinding, Astaga suaranya bener bener creepy. "Minggir." Ucap Naya
Pria itu enggan pergi, dia menghalangi jalan Naya terus, Hingga akhirnya Naya menatap pria tinggi itu, "can you let me pass?" Tanya Naya.
Pria itu senyum miring, "Lo mau kabur? Ah, let me take you out of this place." Katanya
Lelaki itu meraih tangan Naya, namun Naya berjalan mundur. "Lepas!" Katanya.
Naya bisa liat hanya dari tatapan wajahnya aja, Lelaki ini bukan lelaki baik. Cara menatap Naya sama seperti cara Asahi menatapnya.
"You can call Me, Haruto. Ah, kayaknya kita ini seumuran." Ucap Haruto, Lelaki itu meraih bahu Naya, menatap Naya dengan tatapan tajam. "I thought, I will be your new boss from now on." Ucapnya dengan bisikan tepat di telinga Naya.
Naya merinding, suara serak rendah itu seolah menusuk telinganya, membuat Naya merinding ketakutan. Naya berjalan mundur berusaha melepas tangan Haruto dari Bahunya.
Perlu kalian tau, Naya ini masih pake baju yang sama. Dress putih yang sekarang warnanya udah gak putih lagi.
"Lepas!" Ucap Naya dengan nada gemetar.
Haruto malah menarik punggung Naya, dan mendekatkan wajah mereka.
Naya mengepalkan tangannya, "TOL—Mpphhh.." Ucapnya terhenti karna Haruto menempelkan bibirnya pada bibir Naya, memasukan lidahnya kedalam mulut Naya dan sukses membungkam mulut Naya yang hendak berteriak minta tolong.
Walaupun sedikit mustahil, Naya percaya kalo Yoshi gak akan biarin adiknya nyentuh dia, Makanya tadi Naya berniat teriak.
Naya terus berontak, memukul mukul dada bidang Haruto agar segera melepaskan tautan bibir mereka, Namun lelaki Jepang itu terus menikmati bibir Naya bahkan tangannya dengan kasar meremas bokong Naya.
"Akh!"
Naya berhasil, Bibir mereka terlepas kerena Naya menggigit lidah Haruto yang menyusup kedalam mulutnya, Demi Tuhan Naya benci dirinya yang disentuh sentuh sembarangan.
Haruto meringis, Sesekali mengumpat marah, Sedangkan Naya langsung berlari pergi.
Naya berlari dengan sisa tenaga yang dia punya, Anehnya kenapa dirumah sebesar ini benar-benar sepi? Gak ada pengawal ataupun preman preman bertubuh besar seperti di markas Asahi?
Grep.
"Lepasin!!!!" Teriak Naya, Haruto berhasil mengejarnya dan menarik rambutnya dengan kasar.
Naya benci di jambak lagi.
"LEPA—mmpphh.." Naya belum menyelesaikan kalimatnya, Kali ini bukan karna Haruto menciumnya melainkan Haruto menutup mulut Naya dengan kain kecil.
Awalnya biasa aja, Namun perlahan Naya merasa tubuhnya lemas dan pandangannya memudar, Hingga akhirnya Naya terkapar pingsan di lantai.
Obat bius.
Haruto membiusnya dengan kain yang berisi obat bius.
Gak butuh waktu lama, Haruto membopong Naya dengan senyuman kecil disana, Haruto menatap wajah Naya sebari berjalan membopongnya, "Ah, Rupanya ini yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama??" Gumamnya.
• MINE •
"Mana Naya!?"
Yoshi terkekeh, "Slowly, Dia aman selama lo bawa apa yang gue mau." Ucapnya.
Asahi mengepalkan tangannya, melirik anak buahnya. Maksudnya, untuk melukai Yoshi. Namun Yoshi ketawa kecil, "ahahaha.. Cemen! Gausah pake kekerasan, lo udah sepakat bodoh!" Katanya.
Asahi menghela nafas, dia menyuruh Jaehyuk mengeluarkan sesuatu didalam bagasi mobilnya. Jaehyuk pun mengambil barang yang Asahi maksud, Sebuah koper besar.
"Ah, Good guy." Ucap Yoshi
Yoshi melangkah, baru aja dia hendak mengambil alih koper itu, Namun Yoshi merasakan sesuatu menempel pada kepala belakang nya.
"Serahin punya gue sebelum lo ambil jatah lo!" Ucap Asahi sebari menodongkan pistol tepat di kepala belakang Yoshi.
Yoshi terkekeh, "Ah, Okey. Follow me!" Katanya lalu berjalan masuk ke dalam mansion miliknya.
Mereka berjalan menuju kamar dimana Yoshi mengurung Naya. Namun langkah mereka terhenti saat Yoshi mengumpat pas liat pintu kamarnya terbuka, "Ah shit." Umpat Yoshi.
Pria itu langsung masuk bersamaan dengan Asahi dan anak buahnya, Yoshi mengedarkan pandangannya mencari Naya namun dia gak kunjung menemukan Naya.
Asahi menatap Yoshi tajam, "Lo mau main main sama gue?!" Katanya.
Yoshi menghela nafas, "Demi Tuhan gue taro dia disini, tadi dia disini! AH, WOY LO SEMUA CARI CEWEK ITU!" Pintanya pada anak buah dia.
Asahi kalut, dia langsung lari keluar mencari dimana Naya. Sesekali bergumam, "Naya, jadi lo emang berniat kabur dari gue ya.." Gumamnya.
"Sahi, Haruto gak ada di tempat." Lapor Jaehyuk pada Asahi.
Asahi mengernyit, "Maksud lo?"
"Naya sama dia."
"Anjing, Lacak bajingan itu!!!"
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
• MINE • Hamada Asahi [COMPLETED]
Random"I'm Asahi, And you're mine now!" 🔞 ⚠️Kekerasan ⚠️Bahasa Non-Baku ⚠️Unsur Dewasa