MINE • Pain

3.9K 463 53
                                    

Asahi membuka matanya perlahan, Hal yang pertama dia lihat adalah sebuah pintu besar berwarna putih.

Sekarang dirinya dibalut pakaian hitam, Setiap luka ditubuhnya hilang. Dan cahaya meneranginya membuatnya silau.

"Gue dimana?" tanyanya entah pada siapa.

Merasa tidak ada yang menjawab, Asahi mengamati setiap sisi lingkungannya.

Disini seperti sebuah padang pasir, tidak ada apapun selain pintu besar yang terpampang jelas dihadapannya.

"Naya!?"

"Jaehyuk?!"

Gak ada apapun, percuma berteriak sekeras apapun. Hanya ada dirinya disini.

Asahi berjalan perlahan, membuka pintu besar yang ada di hadapannya.

Hingga suatu cahaya meneranginya dirinya, sontak Asahi menutup matanya.

Lama terpejam, Asahi membuka matanya, dan sekarang dirinya berada di sebuah tempat.

Terasa tak asing.

Gereja.

Asahi berjalan perlahan, tidak ada siapapun disana.

Hingga akhirnya pandangannya teralih pada seorang anak yang duduk dibaris depan seraya menyatukan kedua tangannya dan memejamkan matanya.

"Kata mereka.. Aku terlahir sebagai seorang monster.."

Tak butuh waktu lama untuk Asahi menyadari nya, Kini, dia teringat jelas memori ini.

"Tuhan, aku Mohon.. Jangan biarkan aku jadi seorang monster.."

2010.

Anak yang tengah berdoa adalah dirinya saat itu.

Dimana saat itu adalah saat terakhir Asahi memercayai Tuhan.

Asahi lemas tiba-tiba, Dadanya terasa sesak hingga dia kesulitan bernafas.

Lagi lagi, Matanya mengeluarkan air mata. Betapa sakitnya dadanya sekarang. Rasanya Asahi seperti ditikam benda tajam.

Asahi menyeka air matanya, dan duduk disebelah dirinya kecil.

"Dia.. Denger doa doa lo.." ucap Asahi seraya menatap kedepan.

Asahi kecil menoleh, "Beneran?" tanyanya.

Asahi mengangguk, Dia menarik Asahi kecil kedalam pelukannya, "Sekarang.. Lo bukan lagi seorang monster.." ucapnya, tangisannya pecah saat itu juga.


"Now everything has changed.. Tuhan gak pernah benci sama lo..  Maaf karna nyakitin jiwa lo di masa depan.."








• MINE •

"Kondisinya memburuk, tapi syukurnya peluru di bahunya meleset. Sekarang, dia cuma butuh beberapa pengobatan dan istirahat total."

Jaehyuk menatap Naya, gadis itu terlihat pucat dengan alat bantu nafas juga beberapa alat untuk pengobatannya.

Nyaris seminggu Naya gak membuka matanya, Jaehyuk kangen senyumannya.

Jaehyuk meraih tangan Naya, menggenggam tangan dingin Naya, "Nay.. Bangun.." gumamnya.

Jaehyuk menarik nafas berat, Rasanya dia hampir mati ketakutan. Dia gak mau Naya kenapa napa.

Heesung, Pria itu udah dimakamin. Setelah dua hari dirawat dan mengalami kebutaan, Akhirnya Heesung gak tertolong lagi

Sera, Gadis itu dikirim ke rumah sakit jiwa setelah gangguan jiwa karna kehilangan anaknya.

Dan soal mayat Yunho—ayahnya Asahi. Beliau gak jadi dimutilasi, Jaehyuk memerintahkan anak buah mereka untuk memakamkan Yunho.

Pabrik Wine, Laboratorium, dan perdangangan organ juga wanita diberhentikan. Jaehyuk mulai memakamkan sisa sisa tubuh manusia yang merupakan korban.

Target target Asahi yang masih bertahan juga dikirim ke perlindungan Wanita, sebagian dari mereka di kirim ke rumah sakit jiwa karna punya gangguan jiwa parah. Beberapa juga dikirim ke luar negeri, untuk mengasingkan diri akibat trauma berat.

Jaehyuk juga memutuskan kontrak Mati untuk para pegawai, sekarang mereka bebas pergi dengan miliaran uang dengan syarat tutup mulut.

Dan rencananya, Jaehyuk akan menjual Laboratorium milik Asahi untuk dijadikan lab penemuan negara.

Jaehyuk juga berencana meruntuhkan pabrik Wine Asahi dan membangunnya kembali untuk dijadikan pusat gereja.

Jaehyuk percaya, Asahi juga akan setuju saat mendengar rencananya.

Jaehyuk merasakan sesuatu ditangannya, disana Tangan Naya bergerak.

Dengan panik Jaehyuk berdiri, "DOK! DOKTER!!!"





• MINE •


"Nay, lo denger gue?" tanya Sungchan pada adiknya yang kini tiduran membelakangi nya.

"Naya? U okay?" tny Jaehyuk pada Naya.

Gadis itu gak merespon apapun, tatapannya kosong, setelah sadar Naya hanya mengalami kejang ringan lalu dibius, Namun kini, Naya membuka matanya lagi. Tapi gak ada yang dia lakukan selain diam, enggan menatap siapapun yang ada disana.

"Naya!" panggil Sungchan sedikit meninggikan suaranya.

"Akh!" Teriak Naya kaget, gadis itu menutup kedua telinganya dan menutup matanya ketakutan.

"Nay.. Please jangan kayak gini." ucap Sungchan, dia gak mau adiknya sampai gila.

"Gyu, Jelasin sesuatu dong!" sungut Jaehyuk pada Beomgyu yang berdiri disebelahnya.

Beomgyu menarik tangan Naya perlahan, Mengelus kepala Naya, sedangkan Naya masih ketakutan.

"Sstt.. It's okay.. Lo aman.. Nayaa, ayo dibuka matanya Nay.. Liat, gak ada yang bakal lukain lo.." ucap Beomgyu selembut mungkin.

Awalnya Naya menolak, namun setelah Beomgyu menggenggam tangannya Naya langsung membuka matanya, Menatap Sungchan dan Jaehyuk disana.

Sebentar, Hingga akhirnya tangisannya pecah saat melihat Sungchan, "Abang.." lirih nya dengan tangisan keras disana.

"Naya takut.. Bang.. Naya takut.. Naya benci dia.. hikss.. hiks.. Naya T-ta-takut.. B-bangg.. Sakit.. Sakit.." Tangis Naya, Sontak Sungchan langsung menarik adiknya dan memeluknya erat.

"Nggak.. Gue, abang lo disini.. Lo Gak akan kenapa napa Nay.. Gak ada yang bakal nyakitin lo lagi..  Semuanya udah selesai.." katanya.

Jaehyuk menghela nafasnya berat, ngeliat Naya bener bener buat dia sesak.

Beomgyu menghela nafas, "Seperti yang lo liat.. Mental Naya udah berantakan. Gue gak tau kapan dia bakal sadar atau nggak. Dia harus berobat, Chan." jelas Beomgyu pada Sungchan.

"Maksudnya adik gue gila?" tanyanya.

"Dia cuman trauma, trauma hebat yang bikin dia depresi berat juga. Efeknya bakal lama, tapi kalau lo mulai bawa dia ke psikiater dari sekarang, mungkin pengobatannya juga bakal lebih cepet." jelas Beomgyu lagi.

"Asahi.. Sialan."








TBC.

 • MINE • Hamada Asahi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang