MINE • Because of Them

2.8K 452 103
                                    


"STOP IT, Ah Shit, I'm tired of warning everyone not to touch my girl."

Sontak seisi ruangan menoleh ke arah belakang, disana terlihat Asahi berdiri dengan Shotaro dan juga Mashiho.

Entah apa yang akan mereka lakukan, tapi feeling Jaehyuk baik soal ini.

"Tuan Muda Hamada?" gumam Heesung.

"Dasar bego, kalau mau nyandera orang matiin dong handphonenya! Biar sedikit menantang buat gue, Kalo nggak kan gampang buat ngelacak lo." ucap Asahi lalu berjalan, menghampiri Naya.

Disana Ayahnya menatapnya dengan seringai an kecil. Membuat Asahi muak.

"Long time no see, How Are you, My boy?" Tanya Yunho.

Asahi berusaha mengontrol kepalanya, Sejujurnya Trauma masa kecil terhadap ayahnya masih membekas jelas dalam benaknya.

"Begitu liat mata kamu, Saya langsung tau tatapan itu gak pernah berubah. Saya bangga." ucapnya.

Asahi membuang wajahnya, "Jangan usik gue lagi." ucapnya dingin.

"Kenapa? Nyaris 8 tahun kamu menghindar, dan Wah, Dibalik itu kamu melanjutkan bisnis saya dengan baik, Ah, Karna kamu saya kesini dari Jepang."

Asahi berdecih, "I never had a father, Now go. I don't regret seeing your rotten face." ucapnya.

Shotaro dan Mashiho menjalankan tugasnya setelah menerima aba aba dari Asahi, Mashiho dan Shotaro menghabisi anak buah ayah Yunho dengan brutal. Lalu melepaskan Sungchan.

Yunho terkekeh, "See?? Kamu gak berubah. Kita sama sama monster gak beremosi. Atau jangan jangan kamu mulai ngerti rasanya jatuh hati?" ucapnya.

"Kayaknya kamu harus ditampar kenyataan. Kamu itu seorang psikopat, Monster, Dan orang gila. Dan dia, Dia korban kegilaan kamu. Sekarang hitung berapa banyak perempuan yang kamu lecehin berakhir mati? Ah, come on, Kamu gak bisa stuck sama anak pengkhianat." katanya lagi.

Asahi seperti mulai terpengaruh, dia hanya diam mengepalkan tangannya dan mencerna setiap ucapan dari bibir ayahnya itu.

"Don't forget, ibu kamu gak akan bangga kalau kamu punya emosi. Remember that, she died because of you."

"You kill her!!"

"No, I never killed her. What I wanted then was to kill you.."

Asahi terpojok, lelaki itu mundur selangkah seraya menatap ayahnya ketakutan, Astaga ingatan itu kembali lagi.

"Seandainya dia gak ngelindungin kamu dari saya, She's never die. But see? Saat itu yang kamu lakuin cuma nangis, persis budak budak kamu." ucapnya lagi.

Asahi semakin gundah, Ingatannya kembali lagi, Dimana ibunya mati tepat di hadapannya.

"You are the reason why your mother died."

Ah, Asahi teringat lagi.

Saat ayahnya memukul ibunya dengan palu, seharusnya dia yang dipukul, tapi karna ibunya melindungi, Akhirnya ibunya yang tewas dengan tengkorak kepala retak hebat ulah palu ditangan ayahnya.

"Kamu berhutang nyawa. Sekarang tatap saya dan pikirin, Gimana ibu kamu murka. Saat itu, seharusnya kamu yang mati ditangan saya. Artinya, Sekarang pun kamu berhutang nyawa pada Saya, Asahi."

Naya mulai muak, Dia gak akan biarin otak Asahi dicuci lagi. "Nggak! Asahi, look at me. You can change all. Jangan dengerin dia, Lo harus percaya kalo ibu lo udah tenang disana. Asahi! Jangan denger dia!!!" ucapnya.

Asahi menoleh, melihat Naya yang berantakan bukan main. Momen momen saat dia menyiksa Naya kembali terputar di kepala nya.

Dimana dia memenggal kepala Brian, dan menyicip rasa darahnya.

Seolah apa yang ayahnya ucapkan benar, manusia seperti dirinya tidak mungkin termaafkan.

Atau mungkin, selama ini ucapan Naya yang akan merubahnya juga bohong? Selama ini Asahi hanya dipengaruhi agar oleng dari ambisinya?

"Kill them and show me that you are still the same as before, Killing humans is our family tradition. make your mom proud!" ucap Yunho pada Asahi.

Asahi kembali melangkah mundur, otaknya diselimuti rasa bimbang.

"Please.. Jangan sakitin siapapun lagi.. Lo udah bilang mau berubah, Jangan sakitin siapapun lagi Asahi.. Gue mohon.." ucap Naya, Dia bener bener khawatir Asahi akan memakan korban lagi.

"Kamu tau segimana berharganya hidup kamu sekarang, Tanpa saya, Kamu hanya Gelandangan. Sekarang bangkit, habisin mereka dan tunjukan siapa kamu sebenernya." ucap Yunho

Asahi menutup telinganya, tangannya gemetar, "Tutup mulut kalian! Rghh.. Scared.. Scared.. Arghh.. Mom.. I'm scared.." gumamnya ketakutan, Asahi terlihat mulai gak normal. Kedua Tangannya menutup rapat telinganya, Dan wajahnya memerah.

"Don't be scared.. Just kill them and the end."

"Buktiin kalo lo bukan monster, please kendaliin diri lo!!!" ucap Naya, gadis itu terlihat panik.

"Sahi.. Control yourself, Don't be scared.. Jangan dengerin dia Sahi, gue tau lo gak minat nyakitin siapapun lagi." kali ini Jaehyuk juga membantu Naya.

"Mereka cuma mau bales dendam dengan buat kamu sadar akan setiap dosa dosa kamu. SEKARANG IKUTIN PERINTAH SAYA!"

Asahi tersentak, Pria itu terlihat seperti anak kecil yang ketakutan disiksa, Bahkan Asahi gak bisa ngontrol dirinya sendiri.

Shotaro dan Mashiho juga ikut gregetan, kenapa Asahi kelihatan kayak bocah yang takut kena cubit??

Asahi mengepalkan tangannya, Menatap Ayahnya dengan tatapan tajam disana, Kemudian pria itu melirik Jaehyuk.

Feeling Naya mulai gak enak.

"You kill them or I kill them." ucap Yunho.

Naya menarik nafasnya, "Asahi.. Jangan rusak kepercayaan gue lagi.. Lo bukan monster, Please jangan sakitin siapapun.." ucap Naya dengan tengisan disana.

Naya udah capek banget, Dia gak mau kehilangan Jaehyuk, karna cuma Jaehyuk yang dia percaya.

Melihat Asahi melirik Jaehyuk, Naya mulai ketakutan sesuatu yang buruk akan terjadi pada Jaehyuk.

Heesung, lelaki itu mulai bereaksi setelah menerima aba aba dari Yunho. Dia meraih suntikan, obat Asahi yang berisi obat bius juga obat penenang dengan dosis besar.

Heesung berjalan perlahan. Mendekati Asahi dari belakang, lalu dengan gerakan cepat dia mengangkat tangannya dan siap menyuntikan obatnya.

"ASAHI!" teriak Shotaro,

Sontak Asahi langsung noleh, dengan sigap dia meraih tangan Heesung, mencengkram nya. Lalu merebut jarum suntik itu.

"Penghianat, bajingan!" ucapnya lalu menusukan jarum suntik itu tepat ke mata kiri Heesung.

Sontak Heesung teriak kesakitan dan darah muncrat kemana mana.

Asahi tersenyum miring  seperti dugaan Yunho, jiwa psikopat anaknya terpancing keluar.

Sera memegangi kakaknya dengan panik, sedangkan Jaehyuk hanya bisa diam menyaksikan, fisiknya udah lemah sekarang.

Asahi menatap Yunho dengan tatapan tajam, Kali ini Asahi terlihat gak bisa ngendaliin emosinya.

Dengan gerakan cepat, dia mencekik Yunho, sedang Yunho tertawa geli dicekik Asahi.

Cukup keras, hingga leher Yunho membiru, Tapi Pria itu masih sanggup bernafas.

Dengan satu gerakan, Yunho menendang Asahi hingga tersungkur, lalu menginjak perut anaknya hingga Asahi mengeluarkan darah dari mulutnya.

"Biadab. JUST KILL THEM, WHY IS IT SO HARD!?"





"Because of them, I understand the feeling of pity. and because of Her, for the first time in my life, I felt considered a normal human being."

















TBC.


 • MINE • Hamada Asahi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang