MINE • The Reasons

3.2K 469 49
                                    

Hening.

Gak ada yang mereka katakan lagi.

Sekarang Naya dan Asahi duduk menatap langit di balkon rumah sakit, tentu dengan tangan mereka yang terikat borgol. Dan tangan Asahi lainnya memegang se putung rokok.

Naya gak pernah tau Asahi ternyata ngerokok, karna dari wajahnya lelaki itu gak terlihat seperti perokok.

Tapi entah, Asahi bisa melakukan semuanya bukan?

Hanya memandang langit dan tenggelam dalam pikirannya masing-masing.

Dengan Naya yang terus memalingkan wajahnya karna sesak menghirup asap rokok.

Atmosfer terasa begitu dingin, Entah, Rasanya asing hanya berdua memandangi langit.

Naya gak paham sama sikap Asahi hari ini, Lelaki itu terlihat berbeda. Gak ada kekerasan, cara bicaranya dingin tanpa teriakan.

"Ekhem.."

Gak ada respon apapun saat Naya berdehem, Seolah, Asahi gak denger apapun.

"Gue mau balik ke kamar." ucap Naya dingin. Gadis itu mulai bosan.

Asahi menoleh, menatap Naya yang kini tengah menatapnya malas, dan selanjutnya lelaki itu menaruh rokoknya di sela jarinya dan menatap Naya. "Lo tau kenapa gue bawa lo jadi target gue?" tanyanya tiba-tiba.

Naya mendengus, "Karna lo mau bunuh gue akibat penghianatan bokap gue." ucapnya.

"that's not my goal." ucap Asahi, Dia menjeda ucapannya.

Naya menatap Asahi, Penasaran dengan kalimat selanjutnya.

"Karna lo mirip nyokap gue." ucapnya.

Entah perasaan Naya aja apa gimana, tapi mimik wajah Asahi berubah. Lelaki itu terlihat gelap, Seolah suasana hatinya lagi gak baik baik aja.

"Mirip? Apa yang gue lakuin sampe lo nyiksa gue gini? Bukannya seharusnya lo baik sama gue karna gue mirip nyokap lo? Atau lo sebenci itu sama dia? Sumpah, gue gak paham. Lo tau? Sekarang lo keliatan menyedihkan padahal lo lakuin banyak dosa besar buat alasan yang gak jelas!" ucap Naya, gadis itu membuang wajahnya muak.

Demi Tuhan, Naya gak paham sama Asahi. Kenapa alasan itu gak masuk akal? Dia gak pernah menjelaskan sesuatu dengan jelas, padahal itu mengenai nyawa Naya.

"I'm.. Sc-scared Nay.." ucapnya, Nada bicaranya lirih. Entah, Asahi terlihat mengingat kenangan buruk dalam hidupnya.

Naya menatap Asahi yang tengah menunduk, Kalo kayak gini Asahi keliatan orang yang paling menderita padahal aslinya dia yang bikin orang lain menderita.

"Gue gak akan pernah paham sampe lo kasih tau gue apa poinnya." ucap Naya.

Asahi menghisap rokok nya lalu menghela nafas, "Lo gak akan pernah paham." katanya.

Naya mendengus, "justru disini gue yang berusaha pahamin posisi lo." katanya udah muak.

"Dia mati karna gue, Nay." katanya. Naya langsung nengok.

"Gue ga pernah bisa nolongin dia. Bahkan disaat terakhirnya.. I don't know why I feel like this, But, Gue ngerasain sesuatu yang namanya emosi. Bahkan untuk pertama kalinya gue nangis yaitu pas dia mati. And you know what's funny? She died because she tried to protect me from my father " ucapnya.

Naya hanya menatap, berusaha mendengarkan tanpa emosi.

Ini pertama kalinya Asahi bicara sepanjang ini padanya, Bahkan ini pertama kalinya Naya merasa kalo Asahi juga manusia.

"Dia sakit, Dan gue cuma bisa natap dia yang kesakitan.. Gue gak bisa lakuin apapun. like a fool, I can only cry without doing anything."

Asahi menghisap rokoknya lagi, "Dan bertahun-tahun gue dihantui rasa bersalah itu. Gue di cap psikopat, Idiot, gila, bahkan gak ada yang bisa nolong gue Nay.. Dan tanpa gue sadar gue mulai bunuh manusia..
Dimulai dari nenek gue, sampe merembet jadi psikopat beneran. Gue mulai nyicip daging manusia, darahnya, bahkan mutilasi jadi hobi gue. Sampe akhirnya gue tertarik sama sex, korban pertamanya Jane,, Adik Jaehyuk.. Gue.." asahi menghentikan ucapannya, terlihat begitu berat diucapkan.

 • MINE • Hamada Asahi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang