MINE • Don't call me Monster!

3.8K 465 32
                                    

Naya melihat jam dinding daritadi, hanya itu yang bisa dia lakukan. Naya gak ngerti kenapa Asahi selalu bertingkah aneh, Bahkan hingga mencekiknya dengan menyebut nama orang lain?

Ini kali kedua Asahi nyaris membunuhnya, Walaupun Naya tau tujuan akhirnya adalah menghabisi nyawa dia.

Knop pintu terbuka, Disana Asahi datang dengan sebuah nampan berisi makanan. Asahi duduk disamping bankar lalu menaruh Makanan di meja pasien.

Naya membuang pandangannya, Hari ini Naya gak punya minat sama sekali buat berdebat sama Asahi. Rasanya liat Asahi aja udah cukup menyakitkan.

"Naya"

Naya enggan menoleh, pandangannya masih kesamping. Asahi disana hanya bisa menghela nafas.

"Look at me." Ucap Asahi.

Masih batu pada pendiriannya, membuat Asahi mulai geram. Asahi menarik nafas berat, "Makan." Katanya sedikit lebih dingin.

Naya gak menjawab ataupun menoleh pada Asahi, Tuhan, Setidaknya untuk hari ini biarkan Naya istirahat.

"Nayara Jung." Panggil Asahi lagi, Lelaki itu mulai habis kesabaran.

Belum juga mendapat jawaban akhirnya Asahi menghela nafas lagi, "Aish." Ucapnya geram.

Dengan kasar Asahi menarik dagu Naya untuk mengarahkan wajah Naya menghadap ke arahnya.

Namun hal yang Naya lakukan adalah menutup matanya, Naya salah bertindak, karna hal itu membuat Asahi marah.

"Makan!" Katanya dengan sedikit berteriak.

Naya menggeleng, "Gue mau istirahat." Ucapnya.

Asahi menatap Naya yang masih memejamkan matanya, "open your eyes and look at me, don't piss me off!" Katanya.

Naya pura pura tidur, berlagak gak mendengar Asahi. Sontak Asahi makin geram.

"Akh!"

Otomatis Naya membuka matanya saat Asahi menarik rambut belakang nya, hingga Naya mendangak menatap Asahi yang kini berdiri sebari menjambak rambutnya.

Naya kesakitan karna genggaman Asahi pada rambutnya terlalu keras menarik.

"Makan!" Perintah Asahi, sebari menyendoki bubur dan menyuapinya pada Naya.

Naya membungkamkan bibirnya, Namun Asahi menekan sendok itu ke mulut Naya hingga buburnya berantakan.

Naya terus menutup rapat rapat mulutnya, Tapi Asahi terus menekankan sendok itu ke mulut Naya, penuh tenaga.

"Makan Naya!" Katanya.

Naya terus menolak, Naya berusaha memalingkan Wajahnya tapi rambutnya masih di tarik oleh Asahi.

Kesakitan, Naya hanya bisa menangis.

Asahi belum menyerah, dia terus mencekoki Naya dengan bubur di sendok yang berada ditangannya.

Bahkan saking kuatnya Asahi menekan sendok itu, Bibir Naya berdarah.

Asahi menghela nafas kesal, "why do you like to irritate me? Open your mouth!" Tanyanya pada Naya sebari menaruh sendok kembali pada mangkuk buburnya.

Naya memegangi bibirnya yang berdarah sebari menangis tersedu-sedu, Menatap Asahi yang kini tengah menatap nya dengan tatapan datar.

"Ayo! Lo harus makan biar sembuh." Ucap Asahi, Kali ini terdengar lembut.

Prangg!

Gak mendapatkan jawaban Asahi mulai muak, "JAWAB GUE!" Ucapnya sebari melemparkan gelas berisi air ke tembok yang berada disisi Naya.

 • MINE • Hamada Asahi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang