Semuanya baik-baik saja, karena mereka tidak melakukan sesuatu yang menyebabkan terbongkar nya siapa mereka itu sebenarnya. Bahkan, Rio bersekolah selayaknya siswa pada umumnya. Bahwasanya, faktanya, Rio tidak pernah bersekolah.
Kali pertama ini Rio diajari banyak hal oleh Vanya. Jiwa semangat belajarnya menjadi yang tertinggi di dalam kelas. Vanya yang awalnya heran pun melupakan pikiran dan perasaan rasa penasarannya pada seorang lelaki yang kini terlihat seperti bukan Jeffri yang sangat ia kenali itu. "Mungkin Jeffri emang mau berubah kali, ya?" Batin Vanya.
"Kalau yang ini? Gimana cara ngerjain nya, NaㅡVan?" Rio menunjuk soal nomor lima.
Soal latihan tentang disposible income, membuat Rio tidak mengerti. Sempat dijelaskan, namun Rio tidak bisa fokus karena pusat memberikan sinyal kepadanya untuk melanjutkan misi pemantauan.
"Pertama kamu cari GNP nya dulu. Tapi karena GNP nya udah ada, kamu lanjut saja hitung ke NNP nya" Jelas Vanya sembari menunjuk-nunjuk soal tersebut menggunakan pena nya itu di atas kertas buku milik Rio. "Tau rumusnya?"
Rio menggeleng.
Vanya mendekat, lalu langsung menggeser sedikit buku milik lelaki itu agar lebih dekat lagi padanya. "Begini. Rumus NNP itu GNP dikurang penyusutan. Nah sekarang, GNP sama penyusutan nya kamu cari sendiri, Jef"
Rio kembali membaca soal. "GNP tuh gross domestict product 'kan?" Tanya Rio karena tidak ada tulisan GNP di dalam soalnya itu. Semua soal-soal itu menggunakan kepanjangan dari kependekan singkatan-singkatan tersebut.
Vanya mengangguk.
"Penyusutan nya gak ada, adanya penyusutan barang modal" Seru Rio kembali. Ia masih menatap bukunya itu.
"Sama aja, yang penting penyusutan. Nah sekarang, kedua nilai itu kamu kurangi"
Rio menulis setiap nominal lalu mulai mengurangi jumlahnya. "Tujuh ratus lima puluh juta?"
Vanya menoleh sebentar pada buku latihannya. "Betul. Sekarang, kamu harus hitung NNI nya nih" melihat raut wajah milik Rio, Vanya tertawa kecil. " Kamu lucu ketika lagi bingung begini, Jef. Padahal biasanya kamu tidur"
Rio 'pun ikut tertawa kecil. "Ayo lanjutin"
"Rumus NNI itu, NNP dikurangi pajak tidak langsung, ditambah subsidi" Jelas Vanya kembali.
Rio kembali membaca soal. "Tujuh ratus lima puluh juta dikurang lima puluh juta ditambahㅡkok subsidi nya gak ada?"
"Kalau gak ada lewati saja. Hitung yang ada aja, Jef"
"Tujuh ratus juta bukan?"
"Iya. Sekarang cari PI. PI itu rumusnya NNI ditambah payment dikurang laba tahan dikurang asuransi dikurang pajak perseorangan"
Setelah menulis apa yang Vanya katakan, Rio kembali membaca soalnya itu untuk mencari nominal berapa yang harus kembali dia hitung itu lagi. "Tadi kalau yang gak ada, hitung yang ada aja kan, ya?"
"Iya"
Setelah menghitung hasil untuk mencari Personal Income, Rio menoleh menatap Vanya. Gadis itu fokus pada soal-soal yang sudah lebih dulu jauh ia kerjakan darinya. Tapi yang berbeda, Vanya lebih terlihatㅡAstaga. Kok, Vanya terlihat lebih enak di pandang daripada Naomi, ya? Sumpah, Rio kebingungan. Padahal, dia sudah terbiasa sekali menatap wajah itu. Entah itu karena sudah lama tidak melihat Naomi atau krena memang Vanya berbeda...entah. Rio memiliki perasaan yang berbeda ketika menatap perempuan itu yang kini masih sibuk menulis di atas kertas buku milik nya itu.
"Hasilnya tujuh ratus tiga puluh lima juta bukan?"
Vanya mengangguk. Lalu, gadis itu menoleh lagi pada tulisan milik pria itu. "Terakhir nih. Kamu cari DI nya. DI itu rumusnya PI dikurangi pajak langsung. Nah... itulah hasil akhirnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
PARALLEL UNIVERSES
Ficção Científica( TAMAT ) LAGI TAHAP REVISI (supaya tdk aneh² amat). Teori dunia paralel bisa dijelaskan sebagai kehidupan manusia beserta alam semesta secara bersamaan satu sama lain. Yang mencengangkan, masing-masing dunia tidak menyadari kehadiran dunia lainnya...