"Benar! Sebelum ledakan Big Bang tuh ada lagi, loh" Ucap Vanya yang sedang menahan gejolak emosinya. Debat ini terjadi secara tidak sengaja, dimana Vanya dan teman-teman nya itu hanya berkumpul untuk makan siang setelah bunyi bel istirahat bergema di setiap sudut sekolah.
"Coba jelasin"
Vanya menghela napasnya "Aku baca di buku ku. Sebelum Big Bang itu, yah, tiap galaksi cuma gelap gulita. Gimana ya...yang mengemukakan teori itu juga seorang ilmuwan yang pernyataan-pernyataan nya udah merajalela di tiap sudut ibu kota dunia. Kalian tau? Lama kelamaan planet-planet itu akan berevolusi sampai akhirnya memicu ledakan lain"
"Kau tau teori big bounce tidak, Van?"
Vanya menganggukkan kepalanya. "Pernah dengar tapi aku nggak ngerti maksudnya"
"Itu tuh dimana alam semesta mengalami pengulangan yang sama terus menerus. Awal akhir.... awal akhir, terus berulang-ulang"
"Jelaskan dong"
Vanya mengangguk setuju dengan respon temannya yang satu lagi itu.
"Contoh ya. Kalian makan nasi, terus buang air besar. Nah, nanti kotoran kalian itu 'kan bakalan di ambil sama petugas truk yang itu, apa sih namanya? Truk angkut e*k apa ya?" Guraunya hingga membuat Vanya dan yang lainnya tertawa.
"Itu pokoknya" Lanjutnya. "Terus, kalau sudah di angkut kotoran kalian itu akan di jadikan pupuk padi. Nah, si padi ini nanti akan di jadikan beras lalu dikonsumsi oleh konsumen. Terus buang lagi, diangkut lagi, proses lagi, begitu terus nggak berhenti"
"Rumit"
Vanya terkekeh. "Jadi kita makan kotoran, ya?"
"Susah susah gampang pertanyaan mu, Van. Tapiㅡ"
"Hah?!" Tiba tiba Vanya berteriak sangat keras, bahkan dia hampir menabrak tembok yang berdiri tepat di belakang tubuhnya itu sampai-sampai perutnya kembali merasakan perih. Earphone yang dia pakai pun ia lepas dan di jatuhkan ke bawah begitu saja.
"Van, kamu kenapa?!" Ucap salah satu temannya di sana.
Tidak lama Vanya merasakan ada dua tangan menyentuh pundaknya. "Kamu kenapa?!" Yang menyentuh pundaknya itu adalah Rio. Pria itu datang dengan rasa kekhawatiran. Kedua pupil matanya membesarㅡkedua matanya juga. Tangannya yang berenergi penuh itu menggenggam kuat pundak gadis itu.
Vanya mendengkus. "Jemuran ku lupa di angkat"
Ada dari mereka yang berdecih, ada yang memutar kedua bola mata karena merasa jengkel, juga ada yang ikut bergurau menjawab pernyataan Vanya soal jemuran.
Vanya tertawa terbahak-bahak lalu menarik Rio untuk lebih dekat dengan nya. Vanya pun membisikkan sesuatu pada pria itu. "Pak Bram tadi telfon, katanya ayah bunda ku kecelakaan. Sekarang sedang sekarat di rumah sakit"
Dengan segera Rio menarik Vanya keluar, bahkan Rio berani melawan guru piket supaya membiarkan mereka keluar dari sekolah itu. Tak hanya sampai di situ, Rio juga sempat bertengkar dengan para satpam sekolah.
Pulang menggunakan mobil yang di pesan melalui fitur aplikasi, Rio terus merangkul Vanya yang mulai tersedu-sedu tanpa mengeluarkan suaranya itu. Sebegitu dalamnya gadis itu harus menahan ketakutan dan kekhawatiran.
Kembali lagi pada masa lalu, ketika Rio tau bahwa kedua orangtuanya mati dibunuh oleh pemberontak planet tetangga, Rio pun kembali merasakan sakit hatinya kembali. Vanya yang terus menangis hingga akhirnya mereka sampai dirumah sakit duka itupun, Rio tetap berdiri disisi gadis itu alih-alih sebagai benteng pertahanan.
Kalau di perbolehkan, Rio mau menggantikan posisi Vanya. Maksudnya, Rio mau mereka bertukar nasib soal perasaan hati sampai gadis itu siap menerima hati yang baru untuk menyambut kebahagiaan yang baru. Tidak perlu sesakit itu. Mungkin itu yang Rio pikirkan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARALLEL UNIVERSES
Science Fiction( TAMAT ) LAGI TAHAP REVISI (supaya tdk aneh² amat). Teori dunia paralel bisa dijelaskan sebagai kehidupan manusia beserta alam semesta secara bersamaan satu sama lain. Yang mencengangkan, masing-masing dunia tidak menyadari kehadiran dunia lainnya...