|| kekhawatiran kepada seseorang ||

74 13 0
                                    

Langkah kedua kaki mereka berjalan beriringan menuju markas besar pusat Bumi. Setelah melakukan latihan yang melelahkan, Venmout ingin mereka berjalan lebih lambat untuk saling bercerita di dalam sebuah perjalanan.

"Begitu deh" Vanya mengangkat kedua tangannya sebagai tanda tidak tau. "Kalau dibayangin agak aneh sih, ya. Di dunia sedamai kemarin, dan di dunia se waspada sekarang, rasanya aneh"

"Jangan takut, ya. Semuanya akan baik-baik aja"

Vanya tersenyum. "Kok jadi banyak ngomong sih? Setau gue, lo tuh orangnya anti ngoㅡ" Vanya menepuk keningnya lalu perlahan menatap Venmout yang masih berjalan disampingnya. "Anuㅡ"

Venmout terkekeh. "Aman terkendali, tenang aja"

"Kok bisa?"

Venmout berdecih. "Kalau bukan karena Archer, ah sudahlah"

"Maksudnya?"

"Gak penting"

"Terus, itu luka apa? Membekas banget kelihatannya"

Vanya menatap bingung pada Venmout setelah mempertanyakan luka yang membekas di sekitar kedua pergelangan tangan milik Venmout, pria itu berhenti melangkah dan menatap bekas lukanya. "Luka bakar, mau dengar ceritanya?"

"Boleh?" Vanya merasa tidak enak hati, pasalnya ketika Venmout menjawabnya pun, pria itu masih menatap bekas lukanya.

Venmout mengangguk. "Bom fosfor waktu Pumi melakukan pemberontakan"

Flashback ON

Venmout hampir kehilangan topeng nya karena Pumi menyerangnya secara brutal ketika pria itu sedang menyelidiki sebuah ruangan yang berisikan alat-alat penghubung senjata yang dimiliki oleh para pemberontak Pumi.

Venmout berhasil kabur dan bersembunyi di gedung paling tinggi yang untungnya belum runtuh akibat pembantaian mereka. Gas fosfor masih berada disekitar area, Venmout harus kabur sebelum topengnya hancur, karena jika topeng itu hancur, Venmout tidak bisa menahan napasnya untuk tidak menghirup gas peledak itu.

Tidak sengaja ada mesin mobil terbang yang tertinggal, Venmout segera mengendarai nya lalu pergi menuju planet yang aman. Tepatnya sih, itu salah satu mobil yang kelihatannya nggak seperti mobil yang ada di bumi. Tidak beroda, tapi memiliki atap besi. Punya jendela, tapi hanya satuㅡcuka di depannya saja sebagai penghubung untuk melihat keluar. Juga, mobil itu bukan sembarang mobil. Kendaraan itu cuma boleh dimiliki oleh seorang agent yang tugasnya ada di bagian pusat utama.

Planet yang berbahaya, ada banyak hewan laut raksasa yang hidup dibawah sana. Saat Venmout tidak sengaja melihat manusia yang lainnya, pria itu mengikuti pesawat ruang angkasa itu hingga ia sampailah ke sebuah pusat yang ramai orang.

Sebuah meja besar dengan banyak bangku membuatnya kebingungan. Entah disana sedang melakukan festival atau semacamnya, Venmout duduk disalah satu kursi itu.

"Jadi, salah satu cara supaya Bumi selamat dari pemberontak Pumi, kita harus bergabung demi keselamatan umat manusia"

"Dengan kata lain, kita harus mempertahankan sisa umat manusia?"

"Sesuai sinyal yang kita dapatkan, Pumi baru saja menyelesaikan pemberontakan mereka di galaksi Ursa Mayor"

Venmout tertarik dengan apa yang mereka bicarakan. Dia baru menyadari apa yang sedang terjadi ketika mendengar nama galaksi tempat ia tinggal disebutkan oleh sekelompok orang-orang itu. "Ternyata, Pumi sudah melakukan pemberontakan di seluruh penjuru galaksi?!" Batin Venmout lalu mulai aktif mengikuti konferensi tersebut. Alias, dia tamu tidak di undang.

Flashback off

"Gas itu digunakan agar musuh menderita bahkan tewas secara mengenaskan. Senjata itu memiliki ciri khas suara yang kencang dan diikuti hujan api disertai asap putih. Efeknya mematikan karena membawa bahan kimia berbahaya yang berjatuhan dari langit. Untungnya aku selamat, cuman ya, luka bakar ini jadi membekas permanen"

PARALLEL UNIVERSES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang