"Bisa jadi, kemungkinan rumor tersebut hanyalah sebuah pengalihan supaya kita fokus untuk mempelajari hal-hal yang tidak penting, sama hal nya kita membuang waktu dengan percuma" Jelas Arkana. Sangat tegas hingga tubuhnya pun ikut berbicara.
"Sial!" Geram Venmout.
"Jadi, sekarang kita harus apa?" Tanya Solana yang mulai kelihatan khawatir.
"Meningkatkan kualitas masing-masing? Aku pikir kemampuan kita udah diluar akal manusia normal" Timpal Venmout.
"Kemampuan kita semua udah cukup, tapi yang harus kita lakukan adalah mencari banyak cadangan rencana supaya kita bisa mengalahkan Pumi" Ucap Archer yang masih mampu bersikap tenang dibandingkan dengan yang lainnya.
"Apa gambaran masa depan yang kalian dapat?" Tanya Solana.
"Kegagalan, semuanya hancur lebur" Jelas Venmout, tanpa basa-basi sekaligus dengan raut wajah datar namun terlihat kalau pria itu sedang menahan emosinya.
Arkana mengangguk. "Teknologi apa yang mereka gunakan di dalam peperangan?"
"Kebanyakan teknologi persenjataan, kualitasnya juga udah lebih bagus dari sebelum-sebelumnya" Venmout kembali berbalas.
Kali ini, Dalili mulai kebingungan. "Kalau persenjataan kita, gimana? Apa kita kalah saing?"
Soalan mengangguk. "Kalau iya, kita tingkatkan lagi jadi lebih bagus dong"
"Udah, tapi ada satu masalah" Venmout tanpa kembali berucap. Kini pria itu tak lagi menggunakan kedua tangannya sebagai tumpuan dagunya.
Arkana, Solana, dan Dalili memperhatikan Venmout dengan tatapan yang lebih lekat. Menunggu pria itu akan kembali melanjutkan kalimatnya.
Akhirnya, Venmout pun menghela napas panjang. "Rio dan satu orang yang gak dikenal selalu datang ke masa depan, sedangkan Rio yang lainnya ikut bertarung di dalam medan pertempuran. Kemungkinan dia bisa merusak segala rencana kita, maka dari itu kita butuh lebih dari seribu rencana" Katanya, yang lalu langsung diangguki oleh Archer.
"Aku harus ke toilet dulu, maaf ya" Timpal Vanya, lalu semua orang mengangguk melanjutkan diskusi besar mereka.
Vanya pergi ke toilet, disana ia menyuntikkan cairan obat ke dalam tubuhnya. Setelah dia selesai, seluruh tubuhnya mulai merangsang cairan tersebut hingga ia mulai merasakan sedikit sakit dan pegal yang berlebihan. Keringat mulai bercucuran di punggungnya, ngilu mulai terasa di bagian s Semua ini tergantung kondisi tubuhnya, kalau imun nya sedang baik-baik saja, maka obat itu akan berjalan lebih cepat dari biasanya. Tapi kalau sistem imun tubuhnya sedikit menurun, maka obat itu lebih lambat dari kecepatan yang seharusnya dijangkau dalam persebaran.
Begini, cairan biru pekat yang masuk ke dalam tubuh Vanya bisa berubah jika bertemu dengan darah. Cairan tersebut akan membeku lalu menetap seperti sebuah tumor, hanya saja cairan yang sudah membeku itu tidak bisa dikeluarkan meskipun Vanya sudah melakukan operasi. Kenapa? Cairan membeku itu bagai daging yang menyatu dalam daging. Jika dikeluarkan, maka akan tumbuh lagi seperti semula. Salah satu jalan agar Vanya mampu menghadapi cairan biru beku itu adalah, dengan menyuntikkan sebuah cairan yang berupa sel darah putih, sehingga tubuhnya mampu melawan cairan tersebut dengan banyaknya sel darah putih yang Vanya miliki.
Jika kelak terinfeksi dengan gangguan yang sama, tubuh sudah lebih siap melawan gangguan tersebut.
Sekarang, daripada belajar, Vanya lebih mementingkan istirahat sebagai cara untuk mengatasi kelebihan sel darah putihnya. Jika tidak, hal-hal yang tidak diinginkan bisa merugikannya. Kelak jika waktu berperang telah tiba, Vanya bisa menjadi beban bagi tim nya. Untuk itu, lebih baik pemulihan tersebut dilakukan diawal daripada menyesal di akhir nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARALLEL UNIVERSES
Ficção Científica( TAMAT ) LAGI TAHAP REVISI (supaya tdk aneh² amat). Teori dunia paralel bisa dijelaskan sebagai kehidupan manusia beserta alam semesta secara bersamaan satu sama lain. Yang mencengangkan, masing-masing dunia tidak menyadari kehadiran dunia lainnya...