Archer POV
Ketika aku berlari sekencang yang aku bisa, disanalah Rio dan satu orang yang tidak aku kenal datang menghancurkan segala rencana ku.
Venmout meminta untuk segera kembali ke zaman dimana kami tinggal. Masa lalu.
"Masa depan bukanlah hal yang mudah, kita harus merancang ulang rencana kita"
Dari malam sampai malam, kami duduk di dalam ruangan laboratorium sains agar kami bisa memaksa otak kami untuk berpikir lebih keras. Tentunya bersama beberapa peneliti yang ada di sana, mereka selalu membantu kami merancang semua rencana.
Sebelumnya, ketika aku dan Venmout datang, Rio sudah lebih dulu datang menjalankan rencana nya. Tidak peduli seburuk apa disana, jika satu orang sudah gugur, maka misi kami gagal total.
"Kalau Rio datang lebih awal, berarti kita harus datang lebih awal lagi" Geram Venmout. Dia sudah tidak mampu menahan emosi nya.
Aku mengangguk. "Iya benar, tapi kalau gagal lagiㅡ"
"Mereka datang tanpa rencana. Sebelum kita pergi, aku dengar kalau mereka cuma mau meyakinkan masa depan. Ketika kita pergi, mereka juga pergi, makanya aku mengatakan kita harus lari lebih cepat waktu itu"
"Begitu ya"
"Portal nya udah bisa difungsikan lagi?"
Aku menoleh menatap seorang kepala peneliti sains, dia menggeleng. "Butuh dua jam lagi"
"Dua jam kita istirahat aja, setelah itu kita baru kembali ke sini"
Tapi nyatanya, hanya aku yang pergi dengan alasan yang ku buat sendiri. Tidak tau mau pergi kemana, yang ku tau, ini jalan menuju kamar milik seorang gadis yang sempat mencium ku kemarin malam.
Aku masuk lalu tersenyum ketika kamar ini lebih berantakan dari biasanya.
"Archer?"
Aku menoleh, raut wajah gadis itu ketika baru bangun tidur sangat efektif untuk menenangkan hati ku yang sedang menyesali perbuatan ku sendiri. "Kenapa bangun?"
Vanya, dia tersenyum sembari menggeleng. Lihatlah, bahkan aku baru sadar betapa kecilnya wajahnya itu.
Archer POV end
×××
"Archer?"
"Kenapa bangun?"
"Kebelet" Ucap Vanya tanpa ragu.
Archer tersenyum lalu menatap kepergian Vanya menuju toilet yang ada dikamar ini.
Archer merapikan seluruh tumpukan buku yang tersebar dilantai ini, yang pasti, Vanya terlanjur kelelahan saat belajar dan berinisiatif untuk merapikannya besok.
"Jangan dirapihkan, biar besok aja sama aku" Ucap Vanya yang baru keluar dari toilet nya.
"Tumben belajar banyak buku?"
Vanya mengangguk sembari menidurkan dirinya diatas kasur. "Habis belajar sama Dalili, katanya Pumi ketauan pakai alat pendeteksi sinyal milik agent Bumi, makanya kita belajar buat cari penyelesaian nya"
"Udah ketemu?"
"Udah"
"Syukurlah"
"Kamu sendiri, udah selesai kerja nya?"
Archer menggeleng sembari menaruh satu buku terakhir ke dalam rak buku. "Belum, rencana nya gagal"
KAMU SEDANG MEMBACA
PARALLEL UNIVERSES
Ficção Científica( TAMAT ) LAGI TAHAP REVISI (supaya tdk aneh² amat). Teori dunia paralel bisa dijelaskan sebagai kehidupan manusia beserta alam semesta secara bersamaan satu sama lain. Yang mencengangkan, masing-masing dunia tidak menyadari kehadiran dunia lainnya...