18

154K 6K 164
                                    

~Hayy happy reading ~




   Usaha Luna untuk menghentikan mobilnya sebelum menabrak orang di depannya sepertinya hanya sia-sia saja karena Luna merasa menabrak sesuatu dan juga mendengar jeritan.

Jantung Luna rasanya seperti mau copot saja, dadanya berdebar kencang dengan tangan gemetar memegang setir mobilnya, Luna bahkan belum berani membuka matanya karena dia belum siap melihat apa yang terjadi.


Apalagi saat ini dia mendengar orang-orang berteriak. "kecelakaan... kecelakaan...."

"Luna buka mata lo!"pinta Vita dengan nada panik sembari menggoyang-goyangkan tubuh Luna yang masih shock berat.

Luna memberanikan diri untuk membuka matanya dan dia melihat di depan mobilnya sudah ramai orang.

"I-ni beneran gue nabrak orang?"tanya Luna dengan nada bergetar masalahnya ini adalah pengalaman pertama ia menabrak orang.

"Beneran Luna! Ayo kita turun ."ajak Vita.

"Gue takut diamuk masa Vita,"ucap Luna dengan wajah yang ingin menangis.

"Kita harus lihat kondisi korbannya Luna! Kita harus tanggung jawab!"tegas Vita.

Luna menghembuskan nafasnya perlahan berusaha menetralisir rasa takutnya kemudian ia membuka sabuk pengamannya.

"Ya udah kita turun,"ucap Luna, kemudian membuat pintu mobilnya.

"Nah ini yang nabrak! Tanggung jawab mbak!"ujar seorang bapak-bapak yang langsung menarik Luna  keluar dari mobilnya.

"Iya pak saya pasti akan tanggung jawab,"ucap Luna dengan menahan rasa takut.

Vita yang ikut keluar dari mobil lantas berlari menghampiri Luna.

"Luna kita nabrak bapak-bapak,"ucap Vita saat melihat korban yang ternyata laki-laki paruh baya.

Tapi untung saja korban masih dalam kondisi sadar walaupun ada luka berdarah di kepalanya. Dan ada lecet di beberapa bagian, sepeda motornya juga ringsek bagian samping.

Luna tanpa sadar meneteskan air matanya saat melihat korban ia merasa begitu kasian melihatnya. Kenapa ia begitu bodoh seharusnya ia tadi banting setir ke kanan atau kiri supaya tidak jadi menabrak bapak-bapak itu walaupun kemungkinan besar nanti dirinya yang akan celaka karena masuk ke dalam parit yang lumayan dalam, mungkin ada sekitar 5 meter dan bodohnya lagi ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi padahal ini adalah kawasan pemukiman warga, ini semua terjadi karena ia merasa ingin cepat sampai makanya terburu-buru.

"Pak tolong di bawa ke dalam mobil saya ya, saya mau antar ke rumah sakit."pinta Luna kepada orang-orang.

"Baiklah, ayo kita gotong bapak ini ke dalam mobil,"perintah salah satu orang yang berada di sana.

Orang-orang bergotong royong membawa korban ke dalam mobil.

"Pak saya boleh minta tolong kemudikan mobil saya,"pinta Luna kepada salah satu warga disekitar.

Luna berniat ingin menjaga pria paruh baya itu di belakang dan dia tak mungkin menyuruh Vita menyetir yang ada nanti kecelakaan kedua terjadi.

"Baik mbak,"ucap seorang bapak-bapak dengan senang hati.

Mereka lalu masuk ke dalam mobil dan Luna masuk ke jok mobil bagian belakang, Luna meletakan kepala laki-laki itu di pahanya dan ia tidak pedulikan pakaiannya yang terkena noda darah dari kepala korban, Luna hanya merasa terenyuh melihat pria paruh baya ini merintih kesakitan.

Menjadi ibu susu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang