20

193K 6.6K 208
                                    

Selamat membaca ❤️






"Hiks... maafin aku,"Luna terisak pelan tiba-tiba tangan mungil Leon bergerak menepuk-nepuk wajahnya, Luna yang kaget lantas menoleh ke arah Leon yang sudah melepaskan putingnya dari mulut. Luna melihat wajah adiknya sudah siap untuk menangis, bibir mungilnya tampak di tekuk ke bawah dengan wajah yang berubah merah.

Luna yang melihatnya berusaha tersenyum dengan melebarkan bibirnya hingga memperlihatkan gigi-giginya, ia lalu menghapus air matanya, Luna tau betul adiknya ini tidak ingin melihat dirinya menangis.

"Kakak nggak boleh nangis ya hem?"tanya Luna sambil mengelus rambut tipis adiknya.

Leon membalasnya dengan bibir mungilnya yang merekah membentuk senyuman yang begitu lucu memerhatikan gusi-gusinya yang akan tumbuh gigi, kali ini Luna tersenyum ikhlas adiknya memang bisa menghibur dirinya di kala sedih atau marah sekalipun.

"Nenen lagi ya sayang, Leon belum kenyang, kan?"

Leon mengusekan wajahnya di dada Luna membuat Luna merasa geli. Luna lalu mengarahkan putingnya lagi untuk dihisap oleh Leon yang sepertinya tidak sabar ingin menyusu kembali.

"Apa yang sebenarnya terjadi Luna, kenapa kamu terus menangis?"tanya Dirga yang entah dari kapan sudah berada di dalam kamar. Luna yang mendengar suara Dirga lantas mencari selimut untuk menutupi payudaranya.

Dirga berjalan menghampiri Luna dan duduk di pinggir ranjang.

Pria itu menyapa putranya terlebih dahulu yang masih asik menyusu, ia kemudian menciumnya.

"Anak Daddy lahap banget sih mimi susunya." Dirga menoel-noel pipi gembul Leon, Leon tampak diam saja tangan mungilnya enak-enak nemplok di dada Luna yang satunya.

Dirga menatap Luna yang diam saja seakan tidak menganggap dirinya ada.

"Luna coba cerita sama Daddy kamu kenapa? Bukankah kamu tadi sore kecelakaan? Apakah ada yang terluka? Kenapa kamu terus menangis? Kita kerumah sakit aja ya?"Luna terus di berondong pertanyaan oleh Dirga, sedangkan Luna hanya diam melamun menatap Leon.

Dirga menghelai nafas beratnya kemudian menyugar rambutnya ke belakang sebelum berbaring di ranjang dengan posisi Leon saat ini di tengah-tengah antara Luna dan Dirga.

"Kamu seharusnya tidak boleh seperti itu Luna kepada ibu kandungmu,"nasehat Dirga, ia sudah tau apa yang terjadi kepada Luna dari Vita.

Luna meneteskan air matanya kembali dan semakin deras, Dirga yang melihatnya segera menghapus air mata Luna.

"Daddy sudah tau semuanya dari Vita sahabat kamu, seharusnya kamu tidak boleh bersikap tidak sopan seperti itu mau bagaimana pun dia lebih tua darimu Luna,"nasehat Dirga lagi.

Luna menutup mulutnya berusaha meredam suara tangisnya karena Leon sepertinya mau tertidur.

"Daddy juga kaget mengetahui kamu masih mempunyai orangtua kandung dan masih lengkap, sebelumnya Daddy kira kamu adalah anak kandung Mira tapi ternyata kamu hanya anak angkatnya."

"Seharusnya kamu bersyukur Luna..."

"Bersyukur apanya dad?! Aku tidak bersyukur memiliki orangtua seperti mereka yang tega menjual anaknya sendiri!"tegas Luna dengan suara sedikit keras.

"Ssstttttt,"Dirga meletakan jari telunjuknya di bibir memerintahkan Luna untuk diam, Dirga lalu mengambil Leon yang sudah tertidur untuk di taruh ke box bayinya.
Setelah menyelimuti anaknya Dirga kembali lagi menuju ranjang.

"Bicara pelan saja ya, kamu nggak biasanya kayagini. Kamu lagi mens ya?" Seorang Dirga tau betul kapan waktu Luna mens, karena jika lagi mens sedikit-sedikit Luna pasti ngegas bicaranya dan tak bisa berpikir jernih.

Menjadi ibu susu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang