Update 🔔
Selamat membaca 😁
"Daddy tidak perlu membujukku."
Herman dan Dirga kompak menoleh ke sumber suara.
Di depan pintu terdapat Luna yang datang dengan wajah sembab. Luna berjalan menuju ke arah mereka dengan langkah pelan.
"Luna kamu dari kapan disini?"tanya Dirga, perasaan Luna sedang berbelanja tadi bersama teman-temannya.
Luna tak menjawab pertanyaan Dirga ia hanya meneteskan air matanya melihat Herman. Dan dengan tiba-tiba Luna langsung memeluk tubuh Herman membuat Herman menangis bahagia. Akhirnya ia bisa mendapatkan pelukan anaknya untuk pertama kali setelah terpisah dua puluh tahun.
"Hiks... maafin aku ayah."tangis Luna.
Herman tersenyum di tengah tangisnya ia mengelus punggung putrinya.
"Kamu nggak salah nak, di sini semuanya adalah salah papah,"ucap Herman.
Luna mengangkat kepalanya dari dada Herman dan ia mencium kening ayahnya itu.
"Kamu udah maafin papah nak? Kamu udah nggak marah lagi kan sama kami?"
Luna menggeleng ia benar-benar sudah terbuka hatinya saat mendengar penjelasan Vita di mall tadi, ia hanya tidak ingin menyesal pada akhirnya. Pasti orangtuanya juga sangat menderita selama ini jauh darinya, sampai-sampai ibunya mengalami depresi.
Luna menatap ranjang di samping Herman yang hanya di beri sekat sebuah tirai yang tidak tertutup sempurna.
"Jenguklah ibumu nak, ajak bicara dia supaya dia mau membuka matanya,"ucap Herman.
Dengan air mata yang masih mengalir deras Luna berjalan meninggalkan Herman dan Dirga menuju Soraya yang terbaring tidak berdaya dan terlihat tangan kanannya terbalut perban.
Dengan menahan rasa sakit di hatinya Luna berjalan menuju kaki Soraya dengan gemetar tanganya memegang kedua kaki Soraya yang berada di balik selimut rumah sakit ia lalu menciumnya dengan wajah penuh derai air mata. Ia pernah sebelumnya mencium kaki Mira tapi rasanya sangat berbeda sekali jika ia mencium kaki ibu kandungnya sendiri.
"Hiks maafin aku Bu,"tangis Luna sambil menatap wajah Soraya yang masih memejamkan matanya.
Harapan besar Luna adalah melihat mata Soraya terbuka dan menatapnya dengan penuh kasih sayang lagi seperti kemarin.
"Aku mohon ibu jangan tinggalin aku hiks, aku mau ibu sembuh dan hidup bersama-sama denganku."
Saat tengah menangis di bawah kaki Soraya Luna tak sengaja melihat tangan Soraya bergerak, dengan cepat Luna mengambil posisi di samping Soraya dan ia mengelus dengan lembut wajah ibunya yang sudah ada kerutan kecil di lipatan matanya.
"Ayo bangun Bu! Aku disini, anakmu ada di sini,"ucap Luna berusaha mengajak bicara Soraya.
"Ayo ibu pasti bisa!"ucap Luna dengan semangat dan senyum di bibirnya saat melihat mata Soraya tampak bergerak-gerak.
"Kalau ibu nggak bangun aku akan pergi lagi,"ucap Luna sambil memeluk Soraya dengan meletakkan kepalanya di dada Soraya, ia bisa mendengar detak jantung ibunya berdetak normal.
"Jangan tinggalin mamah nak,"suara yang begitu lirih hampir tidak terdengar membuat Luna langsung menatap Soraya, Soraya sudah membuka matanya dengan senyum di bibir pucatnya.
Luna langsung mencium kedua pipi Soraya dan juga keningnya, sungguh Luna merasa bahagia hatinya yang tadi merasa hampa sudah berubah cerah saat melihat mata ibunya terbuka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi ibu susu [End]
RomansaAdult romance 18+ Aluna Sofia Keyze merupakan gadis cantik berusia 20 tahun, gadis yang biasa disapa Luna itu merupakan gadis yang lemah lembut dan penyayang. Aluna harus menerima takdirnya menjadi seorang ibu susu untuk adiknya sendiri, menggantika...