33

187K 5.3K 166
                                        

Mau nargetin bulan ini tamat jadi aku bakal sering up, semoga aja kalau nggak ada halangan hehehe








Malam harinya sekitar pukul 7 malam Luna tengah berjibaku dengan bahan masakanya di dapur serta di bantu oleh satu pembantu rumah tangga.

Luna berniat ingin membuat kue bolu, membuat kue bolu ini sebenarnya hanya untuk mengisi kekosongan saja karena ia tidak ada kerjaan lagi setelah memasak makan malam alhasil ia menyibukkan diri dengan membuat kue ini.

Luna yang tengah mengocok telur terheran-heran ketika melihat bibi tampak menunduk menatap belakang tubuhnya kemudian tanpa berkata apa-apa langsung pergi begitu saja.

"Kamu sedang masak apa?"tanya Dirga sambil memeluk tubuh Luna dari belakang.

Luna sekarang tau kenapa tadi bibi menunduk dan tampak takut karena ada Dirga ternyata.

"Aku mau buat kue dad. Daddy mau?"

"Boleh."

Luna meninggalkan kocokan telur itu dan berjalan menuju panci yang digunakan untuk mengukus kuenya, ia mengangkat kue yang sudah matang dan di letakan di atas nampan . Dirga posisinya masih memeluk tubuh Luna dari belakang membuatnya sedikit kesulitan untuk bergerak, Lunaa juga heran manja sekali Dirga ternyata.

"Cie cie nempel terus perasaan dari tadi,"goda Vano yang baru datang.

"Apa? Sirik aja,"ucap Dirga yang tidak peduli dengan perkataan Vano.

"Kamu baru pulang Vano?"tanya Luna.

"Iya, aku ke sini mau jemput mamah tapi katanya mamah udah pulang dari tadi siang. Jadi aku nginep di sini ya malam ini?"

"Boleh kok silakan, kalau kamu mau tinggal di sini juga nggak apa-apa,"jawab Luna, ia lalu menyuapkan sepotong roti kepada Dirga.

"Enak nggak dad?"tanya Luna.

"Enak saya manis,"jawab Dirga lalu mencium pipi Luna.

Vano tertawa kecil bucin sekali ternyata adik iparnya ini, ia kemudian menuju kulkas dan mengambil minuman dingin.

"Mau kue nggak Van?"tanya Luna.

"Boleh."

Luna lalu mengambil piring kecil dan meletakkan tiga cup kue bolu.

Vano menerima kue itu dan langsung pergi dari sana.

..........

Jam sepuluh malam Luna tengah menyusui Leon di atas ranjang, matanya sudah terkantuk-kantuk ingin tertidur tapi Leon masih betah sekali menyusu. Mata mungilnya juga tampak masih terbuka lebar belum ada tanda-tanda akan tertidur, tangannya bahkan saat ini tengah memegang boneka kelinci untuk mainan.

"Sayang mommy ngantuk loh nak,"ucap Luna sambil mengelus rambut tipis Leon, tapi Leon malah menatapnya dengan tatapan polos kemudian melebarkan mulutnya dan tertawa kecil tapi hanya sebentar lalu menghisap dadanya kembali.

"Loh kamu kok malah ketawaain mommy sih nak,"ucap Luna yang begitu gemas dengan tingkah Leon.

"Selamat malam putra kecil daddy."sapa Dirga sambil merebahkan tubuhnya di ranjang dan mencium pipi berisi anaknya.

Dirga lalu menatap Luna"selamat malam juga istriku."

"Malam dad"balasnya dengan pipi bersemu merah, Dirga yang gemas mengecup bibir Luna dua kali.

"Kamu terlihat sangat mengantuk,"ucap Dirga sambil membelai wajah Luna.

"Aku emang ngantuk banget dad tapi Leon nya ngga mau tidur."

Menjadi ibu susu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang