Adult romance 18+
Aluna Sofia Keyze merupakan gadis cantik berusia 20 tahun, gadis yang biasa disapa Luna itu merupakan gadis yang lemah lembut dan penyayang. Aluna harus menerima takdirnya menjadi seorang ibu susu untuk adiknya sendiri, menggantika...
Selama satu bulan ini Luna merasa banyak perubahan terjadi pada dirinya. Yaitu ukuran payudara yang semakin membesar karena terisi ASI yang sudah lumayan banyak, dan juga beberapa minggu ini nafsu makannya meningkat drastis, tapi anehnya tubuhnya tidak gemuk sama sekali hanya semakin montok saja.
Bukan hanya dirinya yang berubah tapi Luna juga melihat sikap daddy-nya berubah padanya belakang ini. Dia merasa jika daddy-nya melihat dirinya bukan dengan tatapan kasih sayang seperti dulu lagi, tapi lebih seperti tatapan penuh nafsu dan seakan ingin menelanjanginya. Makanya selama ini Luna memilih selalu menghindar dari Dirga dan seakan menjauhinya karena dia merasa Dirga bukan seperti sosok ayah lagi baginya.
Hari ini Aluna baru bangun dari tidurnya, dia tidak pernah merasa nyenyak dalam tidurnya belakangan ini semenjak memiliki adik.
Tengah malam Luna selalu dibangunkan oleh suara tangis adiknya dan juga ketukan pintu dari kamarnya, karena mommynya biasanya mengatarakan adiknya untuk di susui.
"Hoam."Aluna menguap kemudian duduk di ranjang.
"Untung saja aku kuliah siang sekarang, jadi aku bisa tidur lagi,"gumam Luna.
Baru saja dirinya akan merebahkan tubuhnya kembali, tiba-tiba dia mendengar suara tangisan bayi dari kamar orangtuanya.
Alhasil Aluna bangun lagi dan segera beranjak dari tempat tidurnya, memang kali ini dia tidak ditakdirkan untuk tidur kembali sama seperti hari-hari sebelumnya.
Aluna kemudian mencepol rambutnya supaya saat menyusui rambutnya tidak ke makan oleh adiknya, bisa gawat kalau rambutnya sampai masuk ke dalam mulut adiknya.
Aluna sudah merasa basah di bagian dadanya karena dia tak menggunakan breast pad hari ini hanya bra menyusui biasa.
"Payudaraku juga terasa sakit, aku harus cepat-cepat mengeluarkan ASI nya,"ucap Luna sambil berjalan keluar kamar menuju kamar orangtuanya. Jika pagi-pagi produksi ASI memang sedang banyak-banyaknya, jadi jika ingin memompa Asi lebih baik pagi-pagi.
"Syukurlah nak kamu udah bangun, kayaknya adik kamu lapar, kamu susuin ya," ucap Mira yang sedang menimang anaknya supaya berhenti menangis.
Adik Luna bernama Alexander Leonardo Gumelar. Nama Gumelar di ambil dari nama kakek Luna yang dari mommy nya, Mommy nya yang mengusulkan nama itu katanya untuk mengenang mendiang kakeknya.
Mira menyerahkan anaknya kepada Luna.
"Mommy tinggal ke dapur dulu ya,"ucap Mira mengecup kening anaknya terlebih dahulu yang sudah berada di dalam gendongan Luna sekarang sebelum berjalan keluar kamar.
Luna tidak meminta bantuan kepada siapa-siapa lagi untuk membantu menyusui karena dia sudah bisa. Luna memang anaknya sangat mudah sekali untuk belajar.
Luna berjalan dan duduk di sofa khusus menyusui yang di belikan mommynya. Sofa ini terletak di samping jendela supaya terkenal sinar matahari, Luna sendiri yang meminta di letakkan disana karena bisa untuk menjemur adiknya juga.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Luna lalu membuka kancing baju tidurnya bagian depan, dan mengeluarkan payudaranya dari balik bra kemudian mengarahkan putingnya ke mulut adiknya yang sudah tidak menangis lagi, mungkin karena tau sebentar lagi akan diberi makan.
"Leon pelan-pelan saja oke nak,"ucap Luna sambil mengelus rambut tipis adiknya.
Adiknya hanya menatap dirinya dengan mata mungilnya itu dan sukses membuat Luna gemas.
"Uluh uluh gemesnya,"ucap Luna sambil mencium tangan adiknya yang terbungkus sarung tangan berwarna putih.
"Mira mana pakaian kantorku?"tanya Dirga yang baru selesai mandi dengan menggunakan handuk sebatas pinggang.
Luna menegang mendengar suara daddy-nya kemudian menoleh sebentar dan dia melihat Daddy nya hanya menggunakan handuk sebatas pinggang, dengan cepat Luna mengalihkan pandangannya dari sana. Untung saja dirinya membelakangi Dirga, jadi Dirga tidak melihat dirinya sedang menyusui.
Astagah, kenapa mommy nggak bilang kalau masih ada Daddy di dalam,batin Luna.
"Em Luna kamu disini nak. Lalu dimana mommy?"tanya Dirga.
"Em Mommy lagi di dapur dad,"jawab Luna dengan gugup.
Dirga mengangguk kemudian masuk ke dalam walk in closet untuk berpakaian.
Sepuluh menit kemudian Dirga sudah berpakaian formal yaitu celana kain hitam panjang dan kemeja biru langit.
Dirga berjalan mendekati Luna yang masih menyusui adiknya.
"Anak Daddy lahap banget sih sayang minum susunya,"ucap Dirga sambil duduk di sofa kecil yang terletak di sana.
Jantung Luna sudah berdetak tidak normal, saat Dirga duduk di kursi sampingnya.
Apa Daddy nya tidak tau jika dirinya malu.
Dirga mengelus rambut tipis anaknya, dia kemudian menatap Luna yang wajahnya sedang memerah malu.
"Kamu kenapa Lun? Selama ini kamu terlihat malu sama daddy dan jadi sering menghindar dari daddy. Dad pengin anak dad kembali lagi seperti dulu, yang selalu manja sama daddy,"ucap Dirga.
"Dad, maafin Luna. Luna bukan bermaksud menghindari Daddy selama ini, tapi Luna merasa malu sama dad,"ucap Luna sambil menunduk.
"Daddy mengerti sayang, tapi mulai hari ini dad mau putri Daddy kembali lagi seperti dulu ya selalu manja-manja sama daddy, kamu mau?"tanya Dirga.
Luna tersenyum lalu mengangguk ragu-ragu. Dirga juga ikut tersenyum kemudian mengecup kening putrinya.
"Leon udah kenyang sayang?"tanya Luna saat merasa adiknya sudah tidak mengenyot putingnya lagi, jika sudah seperti ini itu tandanya adiknya ini sudah kenyang meminum susu.
Luna kemudian melepaskan putingnya dari mulut Leon. Tapi karena air susunya yang melimpah membuat ASI-nya muncrat saat tak sengaja ditekan oleh Luna hingga membasahi pipi adiknya.
"Daddy bantu ya,"ucap Dirga dengan sigap mengambil anaknya dari pangkuan Luna.
Luna segera memasukkan payudaranya kembali ke dalam bra dan mengancingkan bajunya.
Dirga mencium pipi anaknya kemudian mengelap ASI Luna yang tadi muncrat di pipi anaknya menggunakan jari telunjuknya.
Dirga kemudian memasukkan jarinya yang bekas membersihkan pipi anaknya ke dalam mulut. Dan semua kegiatan Dirga itu di perhatikan oleh Luna.
"Manis,"lirih Dirga setelah selesai menjilat asi milik Luna.
Dirga kemudian berjalan ke arah tempat tidur bayi dan meletakkan anaknya disana.
"Em dad aku ke kamar dulu ya,"ucap Luna dengan perasaan yang entahlah dia tidak bisa jabarkan. Luna merasa malu dan kesal dengan tingkah daddy-nya yang semakin hari semakin aneh saja sifatnya dan membuatnya tidak nyaman. Bagaimana mungkin ia akan bersikap manja-manja lagi seperti dulu pada Dirga jika sikap Dirga saja membuatnya tidak nyaman.