43

126K 4.8K 240
                                    

Berjumpa lagi kita 😉
Part ini panjang banget jadi di baca waktu lagi mood baik aja ya;)



Beberapa bulan kemudian.







          Sudah sembilan bulan lebih dua hari Aluna mengandung anak Dirga. Tinggal menunggu hpl saja yang kata dokter sekitar 3 hari lagi tapi perkiraan dokter tak mesti benar nyatanya sendari tadi Aluna sudah sering merasakan kontraksi yang membuat Dirga selalu waspada jika tiba-tiba istrinya itu melahirkan. Sebenarnya Luna sudah di bawa ke rumah sakit bolak balik dari hari-hari sebelumnya tapi di suruh pulang kembali oleh dokter karena belum waktunya.

Dirga pun sudah menyiapkan seluruh kebutuhan istrinya untuk melahirkan dan ia pun sudah memesan kamar di rumah sakit untuk istrinya.
Dirga beberapa minggu belakangan ini memang begitu sibuk untuk mengurus kebutuhan Luna dan anak-anaknya. Lelaki itu sangat antusias untuk menyambut kelahiran buah hatinya yang kedua dan ketiga.
Bahkan Dirga tidak pernah mengeluh walaupun Luna sering menganggunya pada saat tengah malam untuk mengelus perutnya yang terasa melilit walaupun dalam keadaan dirinya masih mengantuk.

Sama hal nya dengan malam ini Aluna sudah sangat sulit menggerakkan tubuhnya, hanya untuk berganti posisi tidur saja ia merasa kesulitan dan belum lagi sendari tadi ia terus mendapatkan kontraksi ringan membuatnya kesulitan untuk tidur.

"Daddy."panggil Luna sambil menepuk pipi suaminya itu.

Dirga yang baru saja tidur kurang lebih tiga puluh menit itu langsung terbangun.

"Kenapa sayang?"tanya Dirga, tapi tangannya langsung mengelus punggung istrinya.

"Nggak bisa tidur hiks." Luna menangis karena kasian melihat wajah suaminya yang terlihat sangat kelelahan dan mengantuk, tapi mau bagaimana lagi ini juga karena anak mereka.

"Dedek udah buat mommy susah tidur ya?"

Luna mengangguk dengan mata berkaca-kaca.

Dirga tersenyum hangat, ia lalu mendekatkan wajahnya ke perut Luna dan mengecupnya beberapa kali.

"Nak. Kasian mommy sayang, mommy ngga bisa tidur. Dedek ijinin mommy tidur ya nanti daddy kasih es krim kalau kalian udah lahir."

Setelah suaminya mengatakan seperti itu Luna merasa sedikit mendingan.

"Udah nggak sakit lagi kan mom?"

Luna menggeleng, Dirga kemudian mengecup bibir istrinya dan seluruh wajahnya.

"Ya udah sekarang mommy tidur lagi ya soalnya ini masih tengah malam."

Baru saja Luna akan memejamkan matanya, tiba-tiba perutnya terasa begitu sakit lebih sakit dari kontraksi sebelumnya.

"Aduh dad."rintih Luna sembari mencekram tangan Dirga.

Dirga panik melihat Luna merintih.

"Kamu kayaknya mau lahiran sayang, kita ke rumah sakit sekarang."

Pria itu turun dari ranjang kemudian mengambil jaket untuk Luna dan menggendongnya dengan cepat.

"Ya Tuhan, sayang kamu udah pecah ketuban kok nggak bilang,"ujar Dirga dengan frustasi saat merasakan basah di daster hamil Luna.

"Mamah, papah!"teriak Dirga sambil keluar dari kamar.

"Astagah Luna mau melahirkan pah!"Soraya memanggil suaminya yang berada di dalam kamar.

"Bawa Luna ke mobil Dirga, cepat!"

Herman keluar dari kamar dengan membawa kunci mobilnya.

"Mamah tolong hubungi dokter Sinta ya."perintah Dirga sambil berjalan keluar.

Menjadi ibu susu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang