16

206K 6K 497
                                    

~~~~~

Hari Sabtu pagi Luna berada di rumah, Luna masih tidak mau keluar kamar, karena Luna masih merasa takut jika bertemu Daddy-nya. Walaupun kata bibi Daddy-nya pergi kerja tapi Luna takut bibi berbohong, lagian ini adalah hari libur kerja seharusnya Dirga tidak berangkat berkerja.

Setelah memandikan adiknya, sekarang adiknya sudah tidur nyenyak kembali. Dan Luna saat ini sedang memandang foto Mira, entah kenapa Luna tiba-tiba rindu dengan Mira.

"Apa yang mommy inginkan jika aku menikah dengan Daddy? Apa mommy sama sekali tidak memikirkan perasaanku dulu sebelum mengambil keputusan ini. Aku tidak mencintai Daddy mom, aku hanya mengagumi dan sayang kepada Daddy layaknya seorang anak kepada ayahnya, bagaimana mungkin rasa ini harus di ubah menjadi rasa cinta layaknya wanita kepada seorang pria. Aku tidak bisa mom,"ucap Luna sambil mengelus foto Mira.

"Aku yakin Daddy pasti akan benar-benar menikahiku, dia orangnya tidak suka main-main yang aku tahu. Bagaimana caranya aku bisa terbebas dari masalah ini."gumam Luna.

"Mommy maafkan aku, aku benar-benar tidak bisa menikah dengan Daddy. Tidak bisa mom,"ucap Luna dengan tatapan sendu berbicara dengan foto Mira.

"Mungkin jalan satu-satunya untukku bisa terbebas dari masalah ini adalah kabur dari rumah ini. Aku harus kabur dengan membawa Leon juga, aku tidak mungkin membiarkan Leon tinggal bersama Daddy,"ucap Luna.

Mungkin nanti dirinya dan Leon bisa tinggal di apatemen Vita sahabatnya untuk sementara waktu saja.

"Leon kamu ikut kakak ya?"tanya Luna kepada Leon yang masih tertidur pulas.

"Kakak mau siapin barang-barang kita dulu,"ucap Luna.

Luna kemudian meletakkan foto Mira di atas nakas kembali dan berjalan menuju lemari untuk mengambil koper kecilnya.

Luna mengeluarkan baju-bajunya tapi tidak terlalu banyak untuk dimasukan ke dalam koper dan juga baju Leon yang lebih banyak di masukan ke dalam koper juga. Luna harus cepat-cepat pergi dari sini sebelum ketahuan oleh seseorang, Dirga memang tidak di rumah sekarang karena dia berangkat kerja tapi bisa saja Dirga pulang mendadak.

Setelah dirasa semuanya sudah beres Luna mengambil gendongan bayinya serta  berjalan menuju ranjang untuk menggendong adiknya.

"Syutt sayang jangan nangis oke,"ucap Luna pelan saat Leon mulai terusik tidurnya karena mau ia gendong tapi untung saja Leon tak sampai menangis.

Setelah menggendong Leon dengan posisi senyaman mungkin, Luna mengambil koper kecilnya dan membawanya keluar dari kamar.

Saat sudah di luar kamar Luna  melihat rumahnya dalam keadaan sepi bahkan pembantu rumah tangga yang biasanya pagi-pagi sangat sibuk sekali tak ada sama sekali keberadaannya.

"Tapi syukurlah dengan begini nggak akan ada yang mengadu kepada Daddy,"batin Luna.

Luna merasa Tuhan mendukungnya untuk pergi dari rumah ini. Sepertinya memang ini jalan yang benar ia pilih.

Dengan berjalan pelan Luna menuruni tangga rumahnya.

Dan tanpa di sadari oleh Luna ada seseorang yang melihatnya dari depan pintu kamar Luna matanya begitu tajam melihat gerak-gerik Luna, orang itu adalah Dirga.

Dirga mendapatkan kabar dari pembantunya jika Luna berniat kabur dari rumah jadi Dirga cepat-cepat pulang dan ternyata benar yang di katakan oleh bibi jika Luna akan meninggalkan rumah ini diam-diam. Dirga tersenyum smrik melihat Luna berjalan begitu pelan, mungkin takut ketahuan oleh seseorang padahal semua pembantu di rumah ini sudah Dirga suruh untuk bersembunyi, makanya rumah ini terlihat sepi.

Menjadi ibu susu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang