36

130K 4.9K 265
                                    

Maaf kalau banyak typo ya








Luna duduk gelisah di cafe, menurutnya dia sudah pergi terlalu lama pasti Leon sudah bangun dari tadi dan takutnya Leon akan menangis saat tidak melihat dirinya.

Tapi masalahnya sendari tadi dirinya di larang pergi oleh teman-temannya.

"Guys gue pamit pulang duluan ya,"pamit Luna.

"Nanti dulu dong Luna, baru juga satu jam. Emang lo nggak bosen apa di rumah terus?"tanya Dena.

Dena lah yang sendari tadi bersikeras tidak mengijinkan Luna pulang.

"Em oke lima belas menit lagi ya setelah itu gue pulang,"ucap Luna. Ia lalu meminum jus jeruk yang tinggal sedikit.

"Gue yakin om Dirga nggak marah, kalau dia marah udah di telepon lo dari tadi benar kan?"tanya Gina.

Luna mengangguk, Dirga sepertinya belum pulang bekerja makanya dia tidak tahu jika dirinya pergi. Luna memang tidak ijin dulu pada suaminya saat pergi karena sudah pasti tidak di perbolehkan oleh Dirga, dan niatnya dia akan bilang saat sudah pulang dari sini.

"Yakin Lun lo nggak di telepon sama om Dirga?"tanya Vita.

Luna menggeleng, ponselnya tidak berbunyi sendari tadi. Luna lantas mencari ponselnya di dalam tas.

"Astagah ternyata ponselku mati vit,"ucap Luna dengan wajah panik.


"Aluna."suara bariton terdengar jelas oleh Luna, Luna yang cukup familiar dengan suara itu lantas menoleh ke arah samping.

Mata Luna terbelalak melihat suaminya berada di sini dengan wajah yang sedang menahan amarahnya.

"Eh daddy,"ucap Luna dengan gugup, entah kenapa ia merasa takut pada suaminya sekarang.

"Apa kamu tidak membawa jam tangan dan ponsel?"tanya Dirga, walaupun bicaranya dengan tenang tapi jelas sekali Dirga tengah menahan emosi.

"Em a—ku bawa ponsel dad,"jawab Luna.

"Pulang sekarang juga!"tegas Dirga.

Luna terlonjak kaget mendengar penegasan suaminya, teman-teman Luna pun mereka menahan takut.

"Aku bilang pulang!"tegas Dirga kembali sambil menarik tangan Luna agar berdiri dari duduknya.

"Om jangan kasar dong,"ucap Dena.

Dirga menatap Dena dengan mengangkat satu alisnya. "Jangan ikut campur!"ucap Dirga kemudian memeluk pinggang Luna dan membawanya pergi dari cafe itu.

"Huuu lo sih Den, udah tau Luna punya anak malah lo larang dia buat pulang."

"Apaan sih lo, pengin nasib lo kaya Gina?"tanya Dena dengan senyum licik.

"Maksud lo apa bilang kayagitu, lo tau keberadaan Gina di mana?"tanya Vita dengan wajah penuh kecurigaan.

Dena tidak menjawab dia malah pergi begitu saja membuat Vita semakin curiga.






..........

Luna dan Dirga saling diam-diaman di dalam mobil, Luna tidak berani memulai pembicaraan masalahnya tampang suaminya sedang tidak baik-baik saja sekarang.

Tapi Luna yang tidak tahan untuk berbicara akhirnya memberanikan diri untuk berbicara.

"Daddy."panggil Luna sambil mengelus lengan Dirga.

Dirga diam saja, ia tidak berbicara apapun.

"Dad aku minta maaf udah bohong sama daddy."

"Aku janji nggak akan ulangi lagi."

Menjadi ibu susu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang