Hai berjumpa lagi kita 😄
Pada sehat semuanya kan?
Btw ini part juga pajang banget jadi di baca nanti aja pas lagi ada waktu luang.
Setiap kelahiran pasti ada kematian dan setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Baru beberapa jam yang lalu keluarga Dirga menyambut dengan suka cita kelahiran bayi kembar mereka, tapi kini, semuanya berubah dalam sekejap mata. Canda dan tawa berubah menjadi tangis yang begitu menyesakkan dada. Dirga pria itu hanya termenung menatap sosok perempuan dengan wajah pucat di atas brankar pasien. Ada sebuah senyum tipis yang terbentuk di bibir pucat perempuan itu. Dirga dan semuanya tidak bisa mendekat ke arah wanita itu karena dokter melarangnya dan hanya satu orang saja yang boleh masuk. Jadi mereka hanya bisa melihat lewat sebuah kaca yang tidak terlalu lebar.
"Kenapa dia tega ninggalin aku Vano, dia udah janji sama aku kalau dia mau hadir di pernikahan aku tapi kenapa dia malah pergi hiks." Tangis Vita sembari memeluk Vano begitu erat.
Kesedihan terbesar bagi Vita adalah di tinggal oleh seorang sahabat yang selalu ada dalam keadaan suka maupun duka.
"Dia bohong Vita. Dia udah janji nggak akan ninggalin kita lagi tapi apa? Dia malah pergi tanpa pamit."
Air mata Vita turun semakin deras mendengar ucapan itu. "Hiks Luna-"perkataan Vita sempat terhenti karena sulit untuk melanjutkan kata-katanya.
"Bilang sama gue, kalau gue ini cuma mimpi kan?"
"Syutt sayang tenang jangan kayagini,"ucap Vano berusaha menenangkan Vita dengan mengusap punggungnya.
"Dirga tolong antar Luna, dia harus istirahat."perintah Soraya.
Dirga yang sedari tadi bengong menatap ke dalam langsung mengangguk, ia berjongkok di depan Luna yang terduduk di kursi roda sedang menangis sama seperti Vita.
"Kita istirahat ya sayang? Kamu jangan menangis terus, kamu juga harus pikirkan kondisi kamu yang belum pulih."
Dirga mengecup kening Luna kemudian mengelus pipinya yang basah oleh air mata.
"Aku masih pengin di sini dad."
"Tapi kamu perlu istirahat sayang, dari tadi kamu duduk terus kamu mau bikin daddy khawatir?"
Luna menggeleng pelan.
"Say-"
"Permisi."
Perkataan Dirga terhenti saat seorang perawat wanita datang dengan membawa brankar bayi.
"Mohon maaf, orangtua dari bayi ini yang mana ya?"tanya perawat itu.
"Mereka ada di dalam, ibunya baru saja di nyatakan meninggal beberapa menit yang lalu sedangkan ayahnya masih di dalam, memangnya ada apa ya sus?"tanya Soraya.
"Bayi ini alergi terhadap susu formula jadi kami membutuhkan asi supaya bayi ini tidak mengalami dehidrasi. Tapi stok asi sudah habis di rumah sakit ini. Adakah yang di sini masih menyusui?"
"Ada dok, dia baru saja melahirkan,"ucap Soraya menujuk Luna.
"Luna susui bayi Gina ya? Kasian dia nak."
Luna menatap bayi yang masih merah itu dengan air mata mengalir. Tak beberapa lama setelah melihat bayi itu Luna menggelengkan kepalanya.
"Aku nggak mau,"ucap Luna dengan bibir bergetar.
"Tapi kenapa nak?"tanya Soraya.
"Gina menginginkan supaya anak kita berjodoh, aku tidak mau menyusuinya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi ibu susu [End]
RomanceAdult romance 18+ Aluna Sofia Keyze merupakan gadis cantik berusia 20 tahun, gadis yang biasa disapa Luna itu merupakan gadis yang lemah lembut dan penyayang. Aluna harus menerima takdirnya menjadi seorang ibu susu untuk adiknya sendiri, menggantika...