21

178K 6.4K 323
                                        

Selamat membaca yaaa....
Kalau bosan tinggalkan 😂



















       Aluna tengah berjibaku di dapur dengan bahan masakanya membantu Bi Narti memasak untuk sarapan.

Aluna sudah merasa mendingan setelah bangun dari tidurnya, kepalanya juga sudah tidak pusing lagi.

Luna memotong sayuran sambil pikirannya melayang ke kejadian tadi pagi saat ia terbangun dari tidurnya. Luna kaget saat bangun berada dalam dekapan Dirga apalagi posisinya begitu intim menurutnya. Luna bahkan tak mau bangun dalam beberapa saat karena malu kepada Dirga walaupun Dirga masih tertidur pulas. Tapi dengan keberaniannya Luna melepaskan dirinya dari dekapan Dirga saat mendengar rengekan adiknya yang sudah bangun.

Dan saat ini Dirga masih tertidur di kamar Luna dengan Leon di sampingnya yang tertidur kembali setelah menyusu.

"Nona."

Luna terlonjak kaget saat bibi memanggilnya.

"Ada apa Bi?"

"Nona kenapa melamun? Tadi hampir aja nona potong tangan sendiri."

Luna langsung melihat ke bawah, benar saja pisau yang ia gunakan untuk memotong  sayuran hampir memotong jarinya sendiri.

"Biar bibi yang terusin aja non, kayaknya nona lagi banyak pikiran."

"Nggak usah Bi, aku bantu aja biar cepat selesai."tolak Luna.

Bibi mengangguk dan melanjutkan masaknya kembali.

Pukul 7.30 pagi makanan sudah tertata rapi di atas meja. Satu cangkir teh hijau juga sudah tersedia untuk Dirga, dan untuk dirinya hanya satu gelas jus jambu.

Luna berjalan ke kamarnya yang berada di atas meninggalkan bibi yang tengah mencuci peralatan dapur seusai digunakan untuk memasak.

Luna perlu membangunkan Dirga, karena Dirga hari ini masuk ke kantor jam 8.

Saat sudah memasuki kamar, Luna melihat Dirga masih tertidur pulas bahkan posisi tidurnya masih sama persis seperti tadi pagi saat memeluknya, tapi saat ini sudah Luna ganti menggunakan guling.

Luna berjalan menuju adiknya yang sudah terbangun dengan posisi tengkurap, tapi Luna heran kenapa adiknya tidak menangis ia juga melihat adiknya seperti tengah memainkan sesuatu, Luna yang ingin tahu lantas menuju ranjang.

"Astagah leon,"gumam Luna sambil menutup mulutnya, Luna sebenarnya ingin tertawa tapi ia tahan.

Pantas saja Leon tidak menangis ternyata mulut mungilnya itu tersumpal sesuatu saat ini yaitu jari telunjuk Daddy-nya hingga membuat jari Dirga basah terkena air liurnya, Leon mungkin mengira itu adalah empeng yang biasanya di berikan oleh Luna.

Gerakan kasur saat Luna duduk membuat Leon menatap Luna, wajahnya berubah memerah dan menghentikan hisapannya dari telunjuk Dirga. Leon memang mudah sekali bosan dengan empengnya jika ada Luna maka langsung menangis meminta susu.

"Uluh uluh sini sayang mau nenen lagi?"tanya Luna lalu mengambil Leon dan menidurkannya di pangkuannya, ia lalu melepaskan kaos kaki Leon karena niatnya setelah menyusui ia akan memandikannya.

Luna lalu membuka piyama tidurnya dan mulai menyusui Leon.

"Dad,"panggil Luna sambil menggoyangkan bahu Dirga menggunakan satu tangan supaya bangun. Ini sudah hampir jam 8 takutnya Dirga terlambat masuk ke kantor.

Dirga menggeliat dan merentangkan kedua tangannya, ia lalu membuka matanya perlahan.

Hem pagi-pagi sudah di sajikan pemandangan yang menyegarkan, batin Dirga saat melihat Luna tengah menyusui Leon.

Menjadi ibu susu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang