Prolog

306 20 0
                                    

"Warna kuning dan biru pada benda bulat yang melayang-melayang di atas jaring-jaring itu indah. Dia tidak protes dan mengeluh meskipun dilempar, ditampar berkali-kali dia tetap kuat. Aku ingin seperti benda itu. Kuat dan tahan dengan segala kondisi. Dia menjadi kebanggaan orang banyak. Bahkan piala besar itu pun bentuknya meniru benda bulat itu. Suatu saat aku pasti bisa seperti mereka bermain dengan keringat yang bercucuran, bersorak gembira dan memukul-memukul benda bulat itu."

Mata bulat hitam kelam bak langit malam itu menatap dengan takjub benda bulat yang dipukul bergantian melewati jaring net di lapangan. Matanya berbinar-binar sambil memakan es krim dalam gendongan ayahnya. Batinnya terus berucap penuh kagum dengan bola voli berwarna kuning biru itu. Merapalkan berbagai keinginan-keinginannya kelak.

"Ayah, nanti kalau Nana udah besar dan kuat pegang bola kayak gitu, Nana pengen main yang kayak orang-orang di sana, ya. Kaosnya juga keren, Nana suka!" ucap gadis kecil bernama Nana kepada ayahnya.

"Nana kan perempuan, Sayang. Nana nanti kalau udah besar ngaji yang rajin trus sekolah di pesantren hafalan Alquran  saja, ya. Biar jadi wanita yang salihah membahagiakan Ayah sama Bunda di sana," jawab ayahnya dengan tersenyum.

"Mengaji itu sulit, nggak mau. Nanti pakai kain yang menutupi kepala Nana kaya Bude Maryam itu pasti gerah!" ujarnya sambil cemberut.

"Pokoknya nanti Nana mau main kayak mereka, dan  Ayah harus beliin Nana bola kayak gitu yang banyak!" lanjutnya.

"Asal Nana mau belajar mengaji di pesantren Ayah beliin yang banyak. Paling tidak Nana mau belajar mengaji di bulan Ramadan. Karena Ramadan adalah bulan penuh berkah, Nak. Penuh dengan keajaiban."

"Iya. Nana janji deh, nanti kalau udah besar Nana belajar ngaji di pesantren. Tapi bulan Ramadan aja, ya. Kalau lama-lama Nana bisa bosan."

Ayahnya hanya tersenyum menanggapi putri kecilnya. Sebuah keinginan bisa jadi adalah doa.

"Semoga Allah menjadikanmu anak salihah yang bisa menuntun kedua orang tuamu menuju surga-Nya kelak, Nak. Dan semoga Allah mengabulkan semua keninginanmu selama itu adalah hal yang baik."

TBC

#menulis30hzukzezjabar

Sempena 30 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang