"Mengejarmu bukan hanya dengan mengikutimu saja
Tetapi juga dalam setiap doa"(Nita)
♡♡♡
"Dek, bangun ayo mandi trus salat Subuh," ajak seorang laki-laki yang kini sudah berganti statusnya membangunkan perempuan di depannya.
"Hmmmm ...." jawab perempuan yang dibangunkannya. Bukannya segera bangun tetapi malah bergelung dengan selimutnya untuk menyamankan posisi.
"Bangun, Dek. Azan subuh udah selesai itu lo," panggilnya lagi dengan sedikit menggoyangkan tubuh istrinya.
"Bentar, Yah!" jawabnya lagi.
Laki-laki itu mendekat dengan senyum anehnya, kemudian berbisik tepat di telinga istrinya yang tidak tertutup selimut."Bukan Ayah, Sayang ... tapi Mas. Ayahnya nanti dulu kalau udah punya Althaf junior."
Seketika mata Nana melotot lebar dan bangun dari tidurnya secara sepontan.
Jedug!
"Aduhhhh ...!" teriak keduanya karena kepalanya saling berbenturan.
Nana yang tiba-tiba bangun membuat suaminya kaget dan tidak sempat mengangkat kepalanya dari dekat Nana.
"Ssshhh ... pelan-pelan napa, Dek. Lagian itu kepala kenapa keras banget, sih?" ucap Ustaz Althaf menggosok keningnya yang memerah.
"Ihhh ... ini kepala Nana juga sakit, Mas. Yang namanya kepala pasti juga keras. Lagian kenapa sih banguninnya pakek bisik-bisik segala," gerutu Nana.
"Ya udah cepetan mandi! Kata Ayah kalau di sini berangkat salat Idul Fitri kudu pagi biar dapet tempat di dalam masjid," perintah Ustaz Althaf pada istrinya.
"Iya-iya. Nana mandi sekarang, lagian ini juga jam 5 belum ada," ucap Nana bersiap untuk bangun.
"Kan kamu udah punya suami, Fiz. Siapin kopi apa, apa gitu kek."
"Owh iya lupa, sekarang udah bersuami, ya? Hahha ..." Nana berlalu dengan tawanya.
Ustaz Althaf melongo melihat tingkah istrinya.
"Masyaallah ... kenapa istri aku rada-rada ajaib gitu?" gumam Ustaz Althaf menatap kepergian istrinya.Niatnya tadi membangunkan Nana dengan berbisik dan memanggilnya sayang agar terlihat romantis seperti difilm-film, tetapi jauh dari bayangannya keromantisannya malah berujung keduanya berbenturan.
Dan satu lagi, bukannya Nana malu atau minimal berekspresi sedikit menggemaskan, dia malah melakukan hal konyol yang tidak terduga oleh Ustaz Althaf. Sepertinya Ustaz Althaf tidak boleh membayangkan hal-hal romantis dari Nana, dari pada kecewa nantinya. Istrinya kan memang ajaib dari dulu.
"Wahhh ... jantungku rasanya mau copot. Kenapa sih pagi-pagi udah kayak gitu? Pakek sayang-sayangan segala lagi. Aku kan lupa kalau udah menikah, kirain tadi Ayah yang bangunin. Untung ... aku masih bisa tetap bersikap keren. Ya Allah ... ganteng banget suami aku, hiks," ucap Nana setelah berada di kamar mandi.
Sebenarnya Nana juga malu dan canggung saat dibangunkan suaminya tadi. Tetapi untuk menutupi rasa malunya Nana bersikap santai seolah-oleh tidak berefek apapun.
Pagi itu, suasana di rumah Nana berbeda dari biasanya. Berbeda juga dengan tahun-tahun sebelumnya. Kali ini Nana dan ayahnya pergi ke masjid untuk salat Idul Fitri tidak hanya berdua. Tetapi bertiga bersama Ustaz Althaf.
Banyak tetangga yang mengucapkan selamat dan memuji Ustaz Althaf karena paras tampannya itu. Biasalah, ibu-ibu selalu julid kalau ada hal baru.
"Ya ampun, Na. Kamu ini beruntung banget lo. Dapet suami yang tampan, mapan, pinter. Duh, paket lengkap banget pokoknya. Harus dijagain dengan bener ya, sekarang lagi musim pelakor," ucap salah satu ibu-ibu yang sengaja membersamai Nana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempena 30 (END)
Teen FictionKehidupan Nana hanya seputar dengan voli. Lalu bagaimana jika dihadapkan dengan kehidupan pesantren yang serba antri? Begitu pun dengan bermacam kegiatan mengaji yang padat di bulan Ramadan. Juga harus hafal juz 30 selama 30 hari. Apakah seorang Na...