Nara memakan bekalnya di kelas. Sepertinya ia lupa akan janjinya tadi pagi. Ana yang ingat tak peduli. Lebih baik pura-pura lupa, daripada sahabatnya nanti disakiti oleh buaya.
Digigit buaya pasti berdarah kan? pasti sakit. Itu pikiran Ana.
BRAK
Pintu dibuka lebar dengan tidak alim. Muncullah sosok cowok yang Ana hindari. Ryan.Cewek-cewek yang masih tertinggal di kelas itu segera mengerumuni Ryan. Entah mengajaknya foto, balikan, main tok-tok, live di IGE, dan lain-lain. Emangnya Ryan artis apa? Tapi followers Ryan banyak sih, bisa dibilang dia selebgram.
Ryan menghiraukan celotehan cewek-cewek itu. "SAYANG! NGE-DATE DI KANTIN YUK," teriak Ryan. Mendengar itu, cewek-cewek itu menatap horror cewek yang ditatap Ryan.
Ana membalas tatapan cewek-cewek itu dengan lebih horror. Khusus untuk Ryan, ditatap seperti harimau yang sudah tidak makan 2 tahun.
Sedangkan Nara yang penyebab masalah ini, tetap fokus memakan steak buatan mamanya. Namanya bukan sayang, jadi bukan dia yang dipanggil.
Ryan berusaha keluar dari serbuan cewek-cewek itu, ia menghampiri Nara. Mengelus kepalanya gemas. "Nara sayang, kencan di kantin yuk," bisik Ryan di telinga Nara.
"Kencan kok di kantin, dasar cowok nggak modal." Wah Ryan suka ini. Menantang.
"Gue beliin 3 es krim magnum."
"Gue maunya sekarang."
"Iya, kita belinya di kantin."
"Kita? beli aja sendiri."
"Kita ke kantin dulu, baru gue beli es krimnya di kantin yaa?"
"Gue mau es krimnya sekarang, baru gue mau ke kantin."
Ryan menghela napas. Kenapa ujian cobaannya begitu berat? salah apa dirinya? Tapi akhirnya Ryan memutuskan untuk segera pergi ke kantin.
Nara terkekeh, ngerjain seorang playboy seru juga ternyata. Ana yang melihat Nara tertawa kecil, ikut tersenyum. Jarang sekali melihat Nara yang seperti itu. Mungkin Ana harus mulai membuka dirinya untuk menerima Ryan. Ada kemungkinan kecil Ryan berubah.
Tak lama kemudian Ryan datang dengan 3 es krim magnum di tangannya. Berkeringat, nafasnya tak beraturan. Bayangkan, seorang playboy rela lari kesana kemari demi bisa makan di kantin bersama seorang cewek.
Nara tersenyum simpul melihat perjuangan Ryan. "Makasih." Nara segera menyaut 3 es krim itu.
Ryan terpanah dengan lesung pipi Nara yang menambah kesan manis Nara. "Lo imut." Ryan mengacak-acak gemas rambut Nara.
"Ya dari dulu," ucap Nara tak peduli.
Nara bangkit dari kursinya. "Ayo Na, kita ke kantin." Ana menurut saja. Berusaha menahan tawa melihat wajah bengong Ryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan Manis Kita
Teen FictionBruk "Lo sengaja yaa disini? biar bisa ketabrak sama gue? hehm?" Cewek itu hanya memasang ekspresi datar, ia bergeser ke kiri agar posisinya tidak jadi terpojok. "Lo cantik, gue ganteng, gimana? kita cocok kan?" "Lo udah nggak waras, lo harus pergi...