Ini adalah hari keduanya menjadi murid kelas 12. Naik ke kelas 3 SMA membuatnya semakin bersemangat dalam mencari mangsa. Selama liburan, dia sudah belajar gombal dari Ratu gombal.
"Naik tingkat kelas, tingkat kualitas gombal lo harus semakin naik, dengan begitu lo akan gue angkat menjadi raja playboy sejati." Itu adalah perkataan gurunya. Karena label penghargaan yang dijanjikan ratu gombal itu membuatnya semakin bersemangat.
Tampak santai namun terlihat gagah. Berjalan layaknya pangeran membuat perhatian kaum hawa teralihkan. Bagaimana tidak? Postur tubuhnya yang bagus dan wajah tampan bagai bidadara yang turun dari langit, membuat semua kaum hawa histeris dalam hati.
Matanya tidak tinggal diam. Melirik ke kanan dan kiri untuk mencari mangsa yang berkualitas. Kadang, ia mengedipkan matanya, jika matanya tak sengaja bertubrukan dengan mata seorang cewek.
Flash yang menyilaukan mata dan bunyi kamera terdengar menggema dilorong. Mengabadikan moment cogan tersenyum manis dan mengedipkan mata itu tidak dosa. Yang dosa itu menjiplak karya orang lain tanpa menyertakan sumber.
3 cowok yang tak kalah tampan juga mengikuti Ryan dari belakang. Sayangnya cahaya ketampanan mereka tertutup oleh cahaya didepannya yang sangat-sangat menyilaukan.
"Si bos ngapain sih?" bisik cowok yang wajahnya agak polos-polos gitu. Namanya Olin Putra Ahmad, ia cukup terkenal karena bersahabat dengan Ryan. Bisa dibilang ia cukup ganteng, tapi gantengnya pasaran lha ya.
"Mau nyari garem," jawab Felix asal.
Cowok yang dibelakang mereka hanya bisa menatap mereka datar. Tak berani ikut bercengkerama karena takut tertular virus yang membuat otaknya miring. Namanya Kelvin Ganendra B, salah satu cowok most wanted juga yang terkenal dengan sifat dinginnya. Memang yaa, misterius itu lebih menggoda.
"Lha bokap dia kan kaya? nggak bisa beli garam sendiri?" tanya Olin sok polos.
"Bentar deh, lo kembali ke rumah lo deh," ucap Felix.
"Lha ngapain? gue udah jauh-jauh ke sekolah dan lo suruh gue balik ke rumah."
"Kayaknya otak lo ketinggalan di rumah deh."
"Astaga, iya gue lupa. Gue balik ke rumah dulu." Olin segera berlari kecil meninggalkan mereka.
Felix menepuk jidat. "Beneran deh, g*bl*knya asli dipetik dari kebun teh pilihan," ia menyenggol Kelvin, "lo mau ikut gak?" tanya Felix.
"Gak usah senggol-senggol gue. Jaga jarak. Gue takut tertular virus bodoh lo." Kelvin menjauh dari Felix sejauh 30 cm.
"Gila, lo berdosa banget," Felix mengernyitkan dahi, "lo juga ngapain si pake masker sama topi jaket kayak gitu? kayak orang sakit aja."
"Biar gue nggak tertular virus bodoh lo."
"Dahlah, gue mending kejar si olin daripada ngomong sama lo. Ntar gue malah ketularan virus pinter tapi bodoh. Mending kayak Olin, bodoh sekalian." Felix segera berlari mengejar Olin yang 5 meter tidak jauh darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan Manis Kita
Fiksi RemajaBruk "Lo sengaja yaa disini? biar bisa ketabrak sama gue? hehm?" Cewek itu hanya memasang ekspresi datar, ia bergeser ke kiri agar posisinya tidak jadi terpojok. "Lo cantik, gue ganteng, gimana? kita cocok kan?" "Lo udah nggak waras, lo harus pergi...