WEHH AKU UPDATEEE
Y. SM-SM
VOTE DULU, BIAR DOI MIKIRIN KAMU
-~-
"Jangan hentikan aku, jika aku mulai peduli."
- k e n a n g a n m a n i s k i t a --~-
"Ada yang bisa bantu saya?" Budi, guru olahraga sedang berkacak pinggang menatap siswa-siswi XII IPS 1 yang sedang pemanasan sebelum mulai kegiatannya.
Ryan mengangkat tangan. "Mr, ijin ke toilet."
"Sekalian bantuin saya, ambilkan 5 bola basket di gudang."
"Ongkos kirimnya 150.000."
"Dasar pelit, cuman jalan ke gudang aja harus bayar."
"Lha, tapi jarak lapangan ke gudang itu 10 meter lho mr."
Budi berdecak, malas berdebat dengan Ryan. Ia beralih, menatap Kelvin yang sedang pemanasan. "Kelvin."
Kelvin menatap guru itu bingung. "Ya, mr?"
"Ambilkan saya 5 bola basket di gudang."
"Siap mr."
Budi menatap Ryan, memberikan petuah. "Jadi anak itu kayak Kelvin, nurut."
Ryan merubah wajahnya menjadi murung. "Mr sama sekali tidak mempedulikan perasaan saya yaa? Hati saya sakit jika saya dibanding-bandingkan dengan orang lain. Saya nggak bisa menjadi orang lain mr. Jadi diri sendiri aja, susah mr."
Budi menghela napas. Memegang kedua bahu Ryan dan menatapnya lekat-lekat. "Kalau mau curhat susahnya kehidupan, ke BK sana."
"Ta-"
"Jadi ke toilet nggak?" Budi menyela sebelum perdebatan mereka bertambah panjang.
"E-eh, iya jadi mr."
"Cepat, saya beri waktu 1 menit."
"Hah??"
"1 menit mulai dari sekarang."
"Ta-tapi."
"56 detik lagi."
"Ck, mr galak amat kayak pacar saya," Ryan menoleh ke Kelvin, "yok Vin, barengan."
"Hm." Kelvin mengikuti Ryan yang keluar dari lapangan.
°∆°
"Udah lebih dari 1 menit."
"Nggakpapa, si Budi Setiawan yang suka ngiklan di Binomo itu cuman ngancem doang."
"Nggak usah bawa-bawa iklan orang."
Ryan tidak mempedulikan perkataan Kelvin. "Tadi kan lo udah nemenin gue ke toilet, sekarang gantian gue nemenin lo ke gudang. Sekalian gue bantuin juga deh."
"Terserah."
"Dingin amat kayak kulkas," celetuk Ryan.
Ceklek ceklek
Kelvin berusaha membuka pintu gudang. Tapi tidak bisa, sepertinya dikunci.
"Tumben dikunci, padahal belum waktunya pulang," gumam Ryan.
"Gue ke ruang kunci dulu." Kelvin segera berlari ke ruang kunci.
"Cepetan."
Tak butuh waktu lama, Kelvin kembali dengan membawa kunci gudang di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan Manis Kita
Teen FictionBruk "Lo sengaja yaa disini? biar bisa ketabrak sama gue? hehm?" Cewek itu hanya memasang ekspresi datar, ia bergeser ke kiri agar posisinya tidak jadi terpojok. "Lo cantik, gue ganteng, gimana? kita cocok kan?" "Lo udah nggak waras, lo harus pergi...