Ryan dan Nara bergegas masuk rumah Ryan. Aurora, mommy Ryan yang sedang menunggu kehadiran Ryan memekik kaget karena melihat putranya membawa seorang cewek.
Pasalnya, Ryan tidak pernah membawa seorang perempuan ke rumahnya. Dan hari ini, ini sebuah keajaiban!
"Astaga Tang! kamu bawa menantu? kenapa nggak bilang-bilang dulu sama mommy? Kan tahu gitu mommy bisa berias dulu." Ryan mendengus, lagi-lagi mommy-nya memanggilnya dengan nama tengah. Masa iya? Ryan yang tampan ini disamakan dengan tang.
"Tante tetep cantik kok tanpa make up, ini tante belanjaannya." Nara mengganguk sopan, dan menyerahkan 2 kantong belanjaan.
Aurora mengambil kantong belanjaan itu. "Ayo sini duduk dulu nak." Aurora menarik tangan Nara, tapi Ryan segera mencegahnya.
"Zara mana?"
"Di kamar."
"Ayo Ra." Ryan segera menggandeng Nara menuju ke kamar. Nara menurut saja, ia tidak mau membuang-buang waktu. Tapi ngomong-ngomong, mommynya kan ada disini, kenapa adiknya tidak minta tolong ke mommynya aja yaa? Hm, entahlah.
"Ck, dasar sok anggun. Tuh anak pasti muka dua," guman Aurora.
°∆°
"Zara, kenapa?" tanya Nara khawatir melihat Zara menangis sambil berjongkok.
Zara menunjuk sebuah mahkluk hidup tak jauh di depannya. "Cicaknya huwaaa... kenapa ekornya diputusin? padahal kan bisa dibicarain baik-baik."
Entah harus lega atau kesal, Nara memandang Ryan datar. Tidak salah lagi, ini pasti ajaran abangnya.
Ryan mengedikkan bahu acuh. "Kan udah gue bilang kalau dia cuman gabut doang. Lagian lo yang maksa ke sini."
Nara memijat pelipisnya. "Zara...," panggil Nara lembut membuat Zara tersihir menoleh ke Nara.
"Coba ceritain deh, kenapa ekor cicaknya bisa putus?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan Manis Kita
Teen FictionBruk "Lo sengaja yaa disini? biar bisa ketabrak sama gue? hehm?" Cewek itu hanya memasang ekspresi datar, ia bergeser ke kiri agar posisinya tidak jadi terpojok. "Lo cantik, gue ganteng, gimana? kita cocok kan?" "Lo udah nggak waras, lo harus pergi...