23. Konfirmasi

401 74 165
                                    

EYYOWW!

MAAP, MAAP PART SEBELUMNYA GAJE BANGET :")

PINGIN UP SECEPATNYA TAPI BEBERAPA HARI INI SIBUK 

SO, AKHIRNYA AKU NYEMPETIN BUAT NULIS

HAPPY READING! I HOPE YOU WILL ENJOY WITH THIS PART

eitss, jangan lupa pencet vote yaw!

-~-

"Kecewa adalah hal yang paling kuhindari. Tapi terkadang, kita butuh kecewa untuk menjadi dewasa."
- k e n a n g a n  m a n i s  k i t a -

-~-

Brak!

"Vin, gue butuh klarifikasi dari lo sekarang juga!"

Kelvin yang sedang melamun ke jendela, akhirnya menoleh kepada Ryan sambil mengernyit bingung. Klarifikasi apa? Memangnya dia kepergok selingkuh? tapi siapa juga yang sedang menjalin hubungan romantis dengannya saat ini? Ah kelvin mikir apasih, jadi keinget berita selingkuh yang di TV itu kan.

Ryan yang datang tanpa diundang dan membuat keributan, membuat seluruh perhatian murid-murid di kelas tertuju kepadanya. 

"Kenapa yang?" tanya siswi ber-name tag 'bella'

Ryan mendekat, kemudian menyentil dahi Bella. "Inget ya, kita itu udah putus."

"Ya udah, kita balikan aja lagi."

"Ide bagus," ucap Ryan yang membuat Bella tersenyum, "tapi gue cuman mau pacaran sama Nara aja," lanjut Ryan yang membuat Bella merasa dijatuhkan dari gedung bertingkat. 

"Kamu berubah, Yan."

"Emang lo mau nungguin gue sampe Nara luluh sama gue terus gue putusin?" Ryan memijat pelipisnya. "Dahlah, kok jadi drama rumah tangga begini?"

Ryan mengedarkan pandangannya kepada seisi kelas yang masih menatap rasa penasaran ke arahnya. "Nggak ada kasus apa-apa kok, silahkan lanjutkan aktivitas kalian kembali."

Rasa penasaran mereka pun bubar. Ryan mendekati Kelvin yang masih menatapnya bertanya-tanya. Ryan menarik kursi yang kosong ke depan meja Kelvin, kemudian ia duduk saling berhadapan dengan Kelvin. 

Kelvin benar-benar merasa diinterogasi oleh detektif upin ipin.

"Jadi, to the point aja ye." Ryan mengambil buku catatan dan bulpen Kelvin yang di atas meja. Berpura-pura menulis bukti-bukti yang sudah ia dapatkan layaknya seorang detektif.

Ryan memajukan kepalanya agar suaranya tidak terdengar oleh siswa siswi lain. "Jadi, apa hubungan lo yang sebenernya sama Nara? jujur." 

Kelvin mendorong dahi Ryan dengan jari telunjuk untuk menjauh. "Jangan deket-deket, bibir gue masih perawan."

"Ck, gue masih normal." Ryan mengambil kacamata hitam di sebelah meja Kelvin yang entah punya siapa, dan memakainya supaya aura detektifnya keluar. "Jawab pertanyaan gue."

"Gue nggak bisa jawab." Kelvin menjeda sebentar. "Keluarga gue nyuruh gue untuk merahasiakannya."

Ryan mencoret-coret buku catatan Kelvin untuk melampiaskan rasa kegusarannya. Kelvin hanya bisa tersenyum miris melihat buku catatannya yang sudah tidak bisa ia selamatkan lagi.

"Lo tahu, ini keadaan hati gue sekarang." Ryan menunjukkan karyanya yang sangat abstrak kepada Kelvin. Kelvin akui, karya Ryan sangat 'uwaw' hingga para seniman dunia tidak bisa mengartikan arti coretan tersebut.

Kenangan Manis KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang