Pencet vote dulu!
okey makasih ^^
___________________________"Topengku seperti masker wajah. Sekali kamu membuatku tertawa, topeng itu akan retak."
- K e n a n g a n m a n i s k i t a -
____________________________Arlan menghampiri ketiga manusia itu dengan tergesa-gesa. Berjongkok dan mengeluarkan obat luka dari kresek putih. Mengobati luka lecet Bara dengan penuh hati-hati. Sekali-kali meniup lutut Bara agar lukanya tidak terlalu perih.
Selesai mengobati, ia menatap Ryan meremehkan. "Hey, kita berjumpa lagi," sapa Arlan sok kenal.
Ryan memutar bolanya malas. "Hm."
"Gue tahu lo cuman main-main sama dia," ucap Arlan melirik Nara sebagai kode 'dia' yang ia maksud, "so, putusin aja. Gue mau serius sama dia."
Mendengar itu, Ryan menggepalkan tangannya kuat-kuat hingga jari-jarinya memutih. Tahan. Emosinya menurun. Ryan kembali tersenyum sembari terkekeh. "Putus?" tanya Ryan dengan nada sedikit menantang.
Ryan berdiri kemudian mendekati Arlan. Arlan yang melihat pergerakan Ryan itu juga ikut berdiri. "Kenalin," ucap Ryan menyodorkan tangan kanannya, "gue suaminya."
Arlan segera menepis tangan Ryan. "Lo pikir gue percaya?"
"Gue udah dapet restu, lo? Jangan ngambil pacar orang dong. Lo mau dibilang pelakor?"
"Pelakor? Itu buat cewek yang ngambil cowok orang kalek." Arlan maju, berjinjit agar dirinya lebih tinggi di banding Ryan.
Ryan tak mau kalah, maju dan ikut berjinjit. "Berarti lo ngaku dong kalau lo itu perebut pacar orang."
Arlan melemparkan tatapan sengit. Ryan juga tak mau kalah, ia melemparkan tatapan lebih sengit. Terus saja bertatapan seperti itu, lama-lama bisa jatuh cinta. Eh? Luruskan jalan hamba.
"Ra," panggil Arlan, "menurut lo ganteng-an gue atau dia," ucap Arlan yang tidak menoleh sedikitpun ke Nara.
"Ganteng-an gue kan yang?" tanya Ryan yang tetap menatap Arlan. Karena sekali mereka memutuskan pandangannya, mereka merasa kalah.
Hening, tak ada jawaban.
"Yang?"
"Ra?"
"Yang, jawab dong."
Keduanya memutuskan untuk menoleh. Tidak ada. Tidak ada Nara ataupun Bara di dekat mereka. Mereka kemana? Dihilangkan sama pesulap?
"Heh, kemana si yayang gue?" tanya Ryan heboh.
"Gue juga nggak tahu, kayaknya mereka ninggalin kita deh."
"CK, gara-gara lo sih."
"Enak aja tuduh-tuduh gue, ngaca woi!"
Mereka berdua sama-sama menghela napas pendek. Ini bukan saat yang tepat untuk berdebat. Mereka harus segera mencari keberadaan kedua manusia itu. Kalau ternyata terjadi hal yang tidak diinginkan gimana?
"Kira-kira kalau lo jadi Nara, lo akan pergi kemana?"
"Nggak tahu," ucap Ryan lemas, tiba-tiba Ryan teringat sesuatu, "gue tahu!"
°∆°
"Tuhkan, insting gue nggak pernah salah."
"Hm iyain."
Kedua cowok tampan itu menghampiri Nara dan Bara yang sedang asik makan es krim di cafe. Seluruh perhatian cafe teralihkan kepada 2 cowok yang berjalan dengan tergesa-gesa. Apalagi yang kaum hawa, sekalian cuci mata cuy!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan Manis Kita
Teen FictionBruk "Lo sengaja yaa disini? biar bisa ketabrak sama gue? hehm?" Cewek itu hanya memasang ekspresi datar, ia bergeser ke kiri agar posisinya tidak jadi terpojok. "Lo cantik, gue ganteng, gimana? kita cocok kan?" "Lo udah nggak waras, lo harus pergi...