Giginya putih berjejer rapi menambah kesan manis. Keringat sudah bercucuran di pelipisnya. Tangan kanan menyisir rambutnya ke belakang.
Matanya yang genit terus mengedipkan mata beberapa kali membuat beberapa kaum hawa histeris hingga pingsan dan dilarikan ke UKS.
Ia kembali menatap ke depan, menghadap pada tujuan utamanya. "Woi, kembaliin hendfon gue Asep!"
"Jangan panggil gue Asep. CALL ME FELIX," ucap cowok bertampang manis. Dia Felix Asep Darso, salah satu cowok yang cukup terkenal di bright school internasional.
"Kembaliin atau lo gue potong gaji," ancam cowok yang tampan sekaligus manis itu. Namanya Ryan Lintang Bramantya, salah satu cowok most wanted yang terkenal dengan sifat playboy-nya.
"Sejak kapan gue kerja sama lo bos."
"Kembaliin woy, gue belum sempet bales cewek tadi, mana udah ke-read lagi."
"Ck, bentaran lah bos. Pinjem bentar juga, gue mau pelajarin gimana cara typing ganteng ala Ryan Lintang Bramantya."
"Nanti aja kan bisa Asep!"
"Keburu kiamat."
"Kalau bentar lagi kiamat, harusnya lo tobat bukan malah belajar cara jadi playboy."
"NGACAA BOSS," teriak Felix yang terus berlari menghindari kejaran Ryan, "nasehatin orang tapi sendirinya aja bikin level kesabaran orang jadi high quality," sambung Felix.
Ryan berhenti. Napasnya terengah-engah. Sial, ia belum minum air dari tadi pagi.
Seorang cewek berambut pendek menyodorkan air mineral yang baru ia beli di kantin kepada Ryan. "Ehmm, kamu kehausan kan? ini buat kamu."
Ryan mengeluarkan senyum andalannya. "Wah makasih yaa, lo bidadari yang dikirim Tuhan buat nolong gue yaa? pas banget gue lagi haus." Ryan segera menyaut dan meminum air mineral itu.
Jakunnya naik turun, membuat cewek itu melihatnya panas dingin.
1 botol habis tidak tersisa. Ryan menatap cewek itu intens, membuat cewek itu memalingkan wajahnya. Sepertinya ada yang salah dari jantungnya, saat ini jantungnya ingin lompat keluar dari tempatnya dan menari-nari.
Ryan memiringkan kepalanya agar cewek itu bisa melihatnya dengan jelas. "You are like an angel, will you be my girlfriend?"
Mata cewek itu berbinar. Tanpa berpikir panjang ia langsung mengganguk-angguk dengan semangat. "Yes, yes, i am yours."
Ryan menunggingkan senyum. "Ya udah gue hubungin lo nanti yaa."
Cewek itu mengambil sebuah kertas dari sakunya dan menyodorkannya kepada Ryan. "I-ini nomer telepon aku." Tersenyum malu-malu sambil menunduk, tak berani menatap Ryan yang sedari tadi menatapnya.
Ryan mengambil kertas kecil itu. "Okay, nanti gue simpen biar kita bisa vidcall-an kalau kangen. Bye babe." Ryan segera berlari lagi meninggalkan cewek rambut pendek itu yang pipinya tengah merona.
Dengan mengumpulkan keberanian sekuat tenaga, cewek itu membuka mulutnya. "LOVE YOU RYAN!"
Ryan terkekeh. Ada-ada aja itu cewek, polos tapi agresif. Ryan menggeleng-gelengkan kepala, tak percaya dengan hasil luarbiasa yang ia dapatkan hari ini. 3 mangsa dengan sifat yang berbeda-beda sudah masuk perangkap.
Ryan terus berlari dengan larut dalam pikirannya yang isinya hanya kebanggaan akan diri sendiri. Hingga ia tidak menyadari jalur larinya yang seharusnya lurus malah nyeleneng ke samping.
Bruk
Sebuah buku terjatuh, tapi tidak dengan kedua manusia itu.Telapak tangan Ryan ia tempelkan di tembok sebagai penopang agar dirinya tidak jatuh. Tapi karena ulahnya itu cewek pemilik buku yang jatuh tadi menjadi terpojok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan Manis Kita
Teen FictionBruk "Lo sengaja yaa disini? biar bisa ketabrak sama gue? hehm?" Cewek itu hanya memasang ekspresi datar, ia bergeser ke kiri agar posisinya tidak jadi terpojok. "Lo cantik, gue ganteng, gimana? kita cocok kan?" "Lo udah nggak waras, lo harus pergi...