9. Dihukum bersama

736 247 200
                                    

Aneh. Kali ini Ryan tidak melakukan kebiasaannya yang selalu dilakukan setiap pagi. Tebar pesona atau bahkan mengedipkan matanya dengan genit, tidak dilakukannya sama sekali. Ryan hanya tersenyum manis untuk cewek-cewek yang menyapanya. Lalu menghadap ke depan dengan serius. 

Yang ada dipikiran Ryan saat ini adalah Nara. Masuk ke kelas Nara dengan tebar pesona. Tapi orang yang dituju, tidak ada. 

"Ya ampun sayang, pagi-pagi udah ke sini. Pasti kangen sama aku kan?"

"Ih lo halu deh, yang bener itu Ryan kangen sama gue," ucap Lala tak terima dan menepis tangan Tiara yang bergelayut manja ke Ryan.

"Yang bener itu gue kangen sama yayang Nara, mana si Nara cantik?"

"Kok kamu jahat banget sih yang?" adu Tiara.

"Udah yang hanya bisa menggagumi dari jauh diem aja deh." Ryan pergi meninggalkan mereka berdua dan menghampiri Ana yang sibuk dengan handphone-nya.

"Nara mana?"

"Belum dateng," ucap Ana yang masih serius dengan layar ponselnya.

"Huh dasar tuh anak. Udah direlain dicari-cari sampai kelasnya. Eh ternyata belum dateng," guman Ryan.

Ana mendongak. "Yang minta dicariin siapa? Lo yang inisiatif sendiri dan lo merasa yang nggak terima? ckckck." Ana mengeleng-geleng menanggapi sifat Ryan yang plin-plan.

°∆°

Tergesa-gesa. Berlari ke gerbang sekolah yang nyaris ditutup. 

"Pak-pak, tunggu dulu." Nafas Nara tersenggal-senggal.

"Maaf neng, udah lebih jamnya."

"Satu kali ini aja, tolongin saya pak," mohon Nara dengan kedua telapak tangannya disatukan

"Iya pak, maafin pacar saya."

"Ehadamonyet," ucap Nara terkejut melihat Ryan yang tiba-tiba muncul di sampingnya.

Ryan mendengus, menoel hidung Nara. "Jahat banget, pacar sendiri dibilang monyet."

"Emang monyet."

"Kalau gue monyet, lo apa dong?"

"Manusia."

"Manusia yang jatuh cinta sama monyet, hahaha," Ryan tertawa terpingkal-pingkal.

Nara menatap Ryan datar. Garing, sungguh. "Gue nggak cin.ta sama lo!"

Ryan menghapus air mata yang keluar karena tawanya. "Iya tenang, gue jamin hari ini lo bakal jatuh cinta sama gue."

"NAJIS!"

Pak satpam yang sedari tadi dinyamukkan itu menatap mereka memelas. "Udah kalau mau uwu-uwuan, jangan didepan bapak. Bapak uwuphobia, sampai saat ini bapak hanya bisa menggagumi dari jauh."

"Kok jadi curhat sih pak?"

"Cuman ngasih informasi doang."

"Informasinya buat bahan ghibah ya pak?" celetuk Nara. 

"Ya gaapa neng. Siapa tahu ada yang nyangkut."

"Mau saya ajarin menawan hati para wanita pak?" tanya Ryan tiba-tiba.

"Jangan pak, dia sesat," ucap Nara yang berusaha memprovokasi pak satpam didepannya.

Kenangan Manis KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang