"KENAPA? KENAPA? KEBAKARAN?" Mereka bertiga berjalan terbirit-birit menghampiri Aurora yang ada di dapur.
Tapi yang mereka temukan disana hanyalah Aurora dengan keadaan tenang sedang mengutak-atik ASUS Chromebook Flip C436 miliknya. Bahan-bahan yang dibeli Nara dan Ryan tadi sudah tertata rapi di Kitchen Island.
"Kenapa mom?"
"Bantuin mommy, mommy nggak ngerti cara masaknya nih."
Mereka bertiga menghela napas. Membuat orang panik saja.
"Mom, kalau mommy aja nggak bisa masak, aku belajar masak dari siapa?
Aurora terkekeh. "Iya bener juga yaa."
"Kalau tante nggak keberatan, aku bisa masak kok." Bodoh. Bodoh. Tanpa sadar Nara mengajukan diri. Padahal ia ingin segera pulang.
"WAH, tante nggak keberatan sama sekali kok. Tante malah seneng banget. Tolong ajarin yaa."
Nara menghela napas akan keputusan bodohnya. Karena sudah telanjur dan tidak mau mengecewakan, ia tersenyum dan mengambil posisi di sebelah Aurora.
Aurora melirik Nara yang memakai Apron. "Simulasi dimulai. Kali ini mari kita lihat muka aslimu nak."
°∆°
Ryan memotong wortel dengan terus-terusan mengumpat dalam hati. Kalau bukan karena ibunya yang memaksa, mungkin Ryan sudah berlompat-lompat di kasurnya sekarang.
"Potongnya diiris tipis-tipis kayak gini tante." Nara menuntun tangan tangan Aurora untuk memotong kubis dengan telaten.
Diam-diam Aurora tersenyum jahat. Ia menggeser sedikit pisaunya sedikit ke kiri, agar mengenai tangannya. Sengaja.
Tapi itu rencananya gagal karena Nara segera menggeser tangannya ke kanan. "Hati-hati tante, nanti tangannya tergores."
"Eh gitu yaa, hehe. Maaf yaa, tante masih harus banyak belajar."
Nara hanya tersenyum kecil. Tahu kalau Aurora sengaja menggeser tangannya. Bagaimana tidak tahu? tangannya yang sedang menuntun tangan Aurora, tiba-tiba digeser paksa. Bodoh, kalau Nara tidak tahu.
Nara melayangkan pandangannya kepada Ryan yang masih serius memotong wortel. Mata Nara membulat ketika tahu alat yang digunakan Ryan untuk memotong wortel.
"Ryan, lo ngapain motong wortel pake sisir?" Nara segera mencegah Ryan yang memotong akan memotong lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan Manis Kita
Teen FictionBruk "Lo sengaja yaa disini? biar bisa ketabrak sama gue? hehm?" Cewek itu hanya memasang ekspresi datar, ia bergeser ke kiri agar posisinya tidak jadi terpojok. "Lo cantik, gue ganteng, gimana? kita cocok kan?" "Lo udah nggak waras, lo harus pergi...