20. Senyuman palsu

513 123 233
                                    

______________

Vote dulu ya supaya aku cepet up kelanjutannya

______________

"Bikinnya 2 jam tapi bacanya cuman 5 menit 🤧"
- c u r a h a n  h a t i  a u t h o r -
______________

"Nilai ujian kalian tadi berapa?" tanya Felix kepada 3 mahkluk hidup yang menjelma sebagai manusia.

"Kecil nilai gue," ucap Olin kecewa. Ya sudah biasa sih, Olin itu agak kurang pintar. Tapi entah mengapa ia bisa masuk XII IPS 1, mungkin jalur orang dalam. Eh jangan suudzon, nanti jadi bahan ghibah lagi.

"Nilai kalian kecil? dizoom aja," celetuk Ryan.

"Pake kaca pembesar juga bisa," tambah Kelvin.

Felix mencebik kesal. "Duh orang pinter mah gitu, bahagia diatas penderitaan orang lain."

"Ingin mengumpat secara estetik," ucap Olin menanggapi.

"Btw guys, sekarang kita harus banyak hati-hati. Di jalan ada orang yang ngancam gue pakai gunting, untung dengan sigap gue keluarin batu, karena kalau pakai kertas dia pasti menang. Beruntung gue waktu itu," ucap Ryan. 

"Itu suit #$&!%!@#&," ucap Felix diakhiri dengan beberapa sumpah serapah dan beberapa sekumpulan binatang. Memang mulutnya Felix lemes bener.

"Santai aja, otaknya habis kena damage," ucap Olin menyeruput jus jeruknya.

"Oh makanya gue ber-damage, ciwi-ciwi pada mau sama gue," ucap Ryan bangga.

Ketiga manusia lainnya selain Ryan itu memutar bola matanya secara berjamaah. Mereka agak malas menanggapi kepedean Ryan.

"Guys bagi pengalaman dong. Gimana pengalaman kalian waktu di rahim?" tanya Olin mengalihkan topik.

Ryan menggeleng geli. "Mulai dari lo dulu."

Olin berpikir sebentar, mencoba mengingat-ingat. "Gue dulu suka berenang di dalem perut nyokap gue. Tapi yang paling gue suka waktu hari minggu, nyokap gue sering makan martabak manis. Gila itu martabak manis terenak sepanjang masa."

"Oh kalau gue itu, dulu gue suka berlatih tinju di dalem rahim nyokap gue. Setiap hari, apalagi pas hari rabu nyokap gue pasti minum kopi, gue semakin ga bisa tidur dan semakin semangat berlatih tinju," ucap Felix.

Mereka bertiga secara kompak tertawa tebahak-bahak dengan percakapan random mereka.

Kelvin hanya tersenyum mahklum, memang ketiga temannya itu kadang suka bercanda hal random. Jika saja ada rumah sakit jiwa yang mampir ke setiap sekolah untuk mengecek kesehatan jiwa mereka, pasti mereka akan menjadi urutan pertama yang mengalami gangguan jiwa. 

"Petani bajak sawah, langsung muncul notif sawah update status dong," ucap Felix yang lagi-lagi random.

"Petani aja laku, masa akun lo nggak pernah dibajak?" tanya Ryan menimpali.

"Jadilah jomblo yang berwibawa. Nggak punya pacar tapi banyak yang naksir," ucap Felix menyisir rambutnya kebelakang dengan jari-jarinya.

Olin terkekeh. "Emang ada yang naksir lo?"

"Heh sadar diri, lo malah single. Seenggaknya gue pernah pacaran sekali," ucap Felix tak terima.

Kenangan Manis KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang