LELAKI MANIS .12

1.4K 153 12
                                    

Haechan sampai rumah ketika sore menjelang malam, Renjun tidak mampir karena dia harus segera pulang dan istirahat, besok adalah senin, dan akan menjadi hari berat bagi Renjun jika dia kurang istirahat,

Haechan membuka pintu rumahnya yang tidak terkunci,
Begitu masuk dia melihat Mark yang tertidur di sofanya,

"Mark?" Lirihnya,
Haechan tetap melangkah masuk melewati ruangan itu dengan mengendap,
Entah mengapa, tapi dia masih tidak ingin bertemu dan bicara denganya,

"Sayang?" Haechan mematung mendengar namanya di sebut, dia tidak berani menoleh

"Aku mencarimu," Mark mendekat dan memeluknya dari belakang,

Deg,

"Mark? Badan mu panas?" Haechan berbalik dan mendapati wajah sang kekasi yang pucat, menempelkan telapak tanganya pada wajah dan bagian jidat sampai leher,

"Haechanie,  jangan pergi tanpa mengabariku,,," Mark memeluk Haechan lagi, jika sakit Mark akan seperti bayi,

"Ck! Katakan apa yang kamu rasa" Haechan bertanya sambil mencoba melepaskan pelukan Mark

"Merindukan Chanie, sangat." Jawabnya sambil mengencangkan pelukanya,

"Mark.... lepaskan dulu,," Haechan mencoba sekali lagi

"Tidak, Mark merindukan Haechan, " jawabnya
Ayolah.... Haechan lelah sekarang, dia ingin mandi dan merebahkan tubuhnya,

"Iya,, tapi lepaskan dulu, aku mau mandi! Lengket!" Kesal Haechan
Akhirnya Mark melepaskan pelukanya, dan membuat ekspresi sedih
Mau tidak mau, Haechan menarik Mark menuju kamarnya,
Membaringkan kekasihnya di sana,

"Tunggu sebentar aku akan mandi!"

"Lapar..." kata Mark

"Iya, aku akan memasakkan sesuatu setelah mandi"

"Jangan lama,, aku lapar.."

"Iya Mark... dan aku tidak mau masak tanpa mandi!" Tegasnya lalu pergi memasuki kamar mandi, membawa baju ganti dan handuk,

15 menit kemudian Haechan keluar kamar mandi dengan lebih segar, melihat kearah ranjang tidurnya dan Mark yang sudah tertidur

"Ck!"
"Aku marah padamu tapi selalu gagal!" Gumam Haechan menaru handuknya pada gantungan pintu kamar mandi dan melangkah keluar menuju dapur

Haechan membuatkan bubur sup ayam,
Jangan ragukan masakan Haechan,  ibunya adalah pendiri restaurant yang sekarang di kelola Seulgi,  jadi jangan tanyakan ke ahlian memasak kakak adik itu,

"Haechanie!!" Mark datang dengan berteriak dan langsung memeluknya,

"Kenapa Mark?"

"Aku pikir kamu pergi,"

"Kamu bilang lapar? Aku memasakkan mu bubur sup ayam, lepaskan dulu, aku selesaikan masakan ini sebentar, ini harus  tetap di aduk agar tidak gosong,"

"Tidak, tidak, begini saja, kamu tetap memasak" Mark memeluk Haechan dari belakang tanpa melapaskanya, mengikuti gerak tubuh Haechan yang sedang memasak, mengambil lap, mengambil mangkuk, mengambil sendok, mengambil gelas, Mark tetap memeluknya, sungguh sangat menyulitkan bergerak ketika kau di tempeli seperti itu,

"Ayo duduk dulu, kita makan" ucap Haechan,

"Mau di suapi,"

"Iya, tapi lepas, dan duduk,"

"Gak mau, mau di kamar sambil tidur,"

"Ck, makan kok sambil tidur?"

"Pusing..."

"Baiklah, ayo kekamar,," Haechan sudah malas berdebat,
Mereka berjalan dengan Mark yang masih memeluknya dari belakang,

"Ayo lepaskan, dan duduk" kata Haechan  setelah sampai di dalam kamarnya,
Mark melepaskan pelukanya dan duduk di atas ranjang dengan bersandar di kepala ranjang,

Haechan meniup buburnya dan memberi suapan pada Mark
"Buka mulut mu,,"
Mark menerima suapan dari Haechan,
Haechan tak berkata apa pun, dia hanya sibuk pada sendok dan bubur yang ia tiup,
Setelah habis dan memberi Mark minum Haechan hendak membawa mangkuk kotornya ke dapur lagi

"Mau kemana?" Tanya Mark segera saat melihat Haechan hendak bangun dari duduk tepian ranjangnya,

"Membawa ini kedapur dan mengambil paracetamol," jawabnya

"Gak mau pil,"

"Iya," jawab Haechan lalu pergi dari kamar,
Tak lama Haechan kembali dengan obat syrup, sendok dan segelas air putih,

Haechan menungakan syrup ke sendok dan bemerikan pada Mark

"Buka mulutnya, telan lalu minum airnya yang banyak " kata Haechan,
5 tahun bukan waktu yang sebentar, Haechan sangat mengenali kekasihnya itu, apalagi jika sakit, meski hanya demam Mark akan bertingkah seperti lumpuh yang manja,

Setelah meminum obatnya Mark di bantu berbaring oleh Haechan,

"Tidurlah, aku akan bilang Noona jika kamu menginap malam ini,"

"Haechanie,  aku mencintai mu," katanya

Haechan terdiam sebentar

"Iya, tidurlah, aku akan menaruh ini dulu,"
Haechan bekata setelah menyelimuti Mark dan bermaksud mengembalikan obat ke tempatnya,

"Temani,"

"Iya, tunggu sebentar ya..." kata Haechan memandang Mark yang menatapnya
Lalu melangkah pergi,

Hanya sebentar Haechan pergi keluar kamar dan kembali lagi, mendekat keranjang dan tidur di sisi yang kosong.
Dan semua itu tak luput dari tatapan Mark,
Setelah Haechan menyamankan posisi tidurnya, Mark merapatkan tubuhnya dan memeluknya,

"Aku mencintai mu, sungguh,"
"Apa pun yang terjadi, aku sungguh mencintaimu, dari dulu sampai detik ini" ucap Mark dan semakin masuk memeluk Haechan,

Haechan tidak merespon dia tidak tau harus berkata apa, sisi hatinya menjawab 'iya aku juga mencintaimu' tapi otak logisnya berkata 'jangan mudah percaya'

Tidak singkron.




Gimana menurut kalian?
Mark kek Bipolar gak sih?

LELAKI MANISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang