LELAKI MANIS .39

1K 111 5
                                    

Sebaik dan sesempurna kita mengatur  sebuah rencana secara detail agar tak ada kesalahan apapun, tapi jika Tuhan sudah berkehendak lain atas rencana itu maka kau bahkan siapun itu tidak bisa mengubahnya,

Mark

Terjebak dalam rencana yang ia buat sendiri, dan mengikuti alur rencana Tuhan.

Menjadi suami dan seorang Daddy,
Tidak jauh beda dengan rencananya memang tapi dengan orang yang beda dalam rencanaya,

"Mark?"

"Mom?" Nyonya Lee memasuki ruang kerja Mark ketika mendapat jawaban, beliau melangkah mendekat

"Ini sudah larut Mark?" Ia berkata dengan mengelus surai anaknya

"Iya Mom, aku hanya mengerjakan sedikit, aku akan kembali jika sudah selesai" Bohong.
Mark bohong, dia bahkan tidak melakukan pekerjaan apapun, dia hanya membuka file yang bahkan sudah selesai,

"Apa Koeun sudah tidur?" Mark mengangguk sebagai jawaban

"Sangat sulit?" Tanya Nyonya Lee tiba - tiba, Mark mendongak menatap ibunya
"Jika sudah tidak tahan, kau bisa pergi menemuinya Mark, Mommy tidak ingin melihat kau seperti ini,"
"Tidak apa jika melihatnya dari jauh bukan?"
"Tidurlah, lalu pergi ke Seoul besok untuk mengisi daya mu, Mommy tidak bisa melihat kau seperti ini" setelah berkata demikian beliau pergi meninggalkan Mark

Benar,
Mark merindukan cintanya,
Setelah menikah dengan Koeun mark benar - benar pergi meninggalkan Seoul dan semua isi serta kenanganya,
Mark hidup seperti tanpa nyawa,
Melakukan segala tugas di kantor LeeTown dan menjadi suami yang baik serta bersikap seperti seorang yang sudah tidak sabar menjadi Daddy.

Tapi semua palsu,
Ketika malam datang Mark akan mengurung diri diruang kerjanya hingga menjelang pagi, dengan alasan kerjaan, padahal,
Dia mengenang wajah Haechan yang masih melekat di ingatannya,
Bahkan dia kadang menangis.

Penyesalan datang diakhir
Dan itu benar,
Mark mengalaminya,

♤.LELAKI MANIS.♤

"Hyung~"

"Jangan manja Chanie..."

"Tapi ini terlalu cepet!"

"Lebih cepat punya ku!"

"Tidak! Tidak! Aku berhenti!"
Haechan menyetop alat treadmill nya

Ya setelah Haechan dinyatakan bisa melepas tongkatnya,
Jaehyun memboyong Haechan kerumahnya, dengan alasan dirumahnya Haechan bisa latihan jalan atau bahkan lari di ruang gym dirumahnya,

Tentu saja tidak selamanya, Seulgi tidak akan mengijinkan

"Aaah..." reaksi Haechan sesaat setelah meminum air putihnya
"Minum dingin setelah berolahraga memang surga"
Jaehyun yang sudah menoleh dari tadi hanya bisa tersenyum

"Hyung~"
"Bisakah hari ini kita jalan - jalan" Haechan mengusulkan karena ini minggu,  dan dia tau Jaehyun tidak bekerja,

Mendengar ucapan Haechan Jaehyun berhenti dari acara larinya di treadmill dan berjalan mendekat kearah Haechan

"Um,, boleh, ingin kemana?"

"Berbelanja bulanan mungkin?" Usulnya

"Tidak, itu sudah menjadi tugas salah satu orang ku"
"Ayo berkencan?" Kata Jaehyun setelah berfikir

"Eih~ apa maksudnya berkencan!" Haechan

"Chanie... kamu bilang akan memberiku kesempatan? Itu artinya aku sedang mengejarmu sekarang, jadi itu artinya lagi kamu harus memberiku waktu kencan!" Jelas Jaehyun

"Hyung? Tapi-"

"Pelan - pelan Chan... kamu akan melupakan dia, dan hanya mengingatku" Jaehyun berkata dengan mengelap keringat di pelipis Haechan dengan handuk yang ia bawa

"Hyung?"

"Hum?" Jaehyun bergumam dan tetap melakukan acara lap nya

"Handukmu bekas keringat mu." Jaehyun berhenti

"Iya"

"Yak hyung!!" Haechan berteriak dengan menyingkirkan tangan serta handuk itu dari wajahnya

"Emangnya kenapa? Keringat hyung tidak bau?"

"Tapi tetap saja!" Haechan melangkah pergi dari sana dengan Jaehyun mengikutinya

"Astaga Haechanie... hyung hanya ingin menciptakan momen..."
"Kenapa malah marah..."

"Aku tidak," jawabnya namun tetap berjalan tanpa menoleh

"Kamu iya"

"Tidak"

Jaehyun menarik tangan Haechan untuk menghentikan langkahnya sekaligus membalik badanya untuk menghadapnya,
Namun sepertinya tindakan Jaehyun itu malah membuat Haechan oleg dan malah menabrak tubuh Jaehyun,  untung saja Jaehyun dengan cekatan menangkap tubuh si manis kedekapanya,

"Astaga hyung.... jika aku jatuh bagaimana? Aku baru sembuh..." Haechan mengomel dengan bibir mengerutu maju

Cup

Seketika Haechan berhenti, menatap Jaehyun lucu

Cup

"Maaf Chan bibirmu menggemaskan " setelah berkata demikian Jaehyun malah mempertemukan bibir mereka lagi dan kali ini tidak hanya mengecup,
Jaehyun sedikit menjilat serta menyesap bibir mungil itu,
Haechan? Mungkin karena efek panas berjalan di treadmill tadi, dia malah memejamkan matanya dan menikmatinya, bahkan dia memberi Jaehyun akses saat sang dominan meminta,
Oho... itu adalah kebahagian untuk Jaehyun tentunya,

Jika kalin bingung aku beritau,
Sejak kejadian waktu dulu, 5 bulan lalu tepatnya, Haechan benar - benar memberi Jaehyun kesempatan,
Dan salahkan otak Haechan yang mendekati bodoh itu dia memberi semua kesempatan untuk Jaehyun termasuk menyentuhnya, tapi tenang Jaehyun tidak seceroboh yang kalian pikirkan, meski hormonya selalu naik saat melakukan sentuhan dengan Haechan tapi itu tidak akan lebih dari ciuman panas,
Kejadian saat dulu Seulgi yang memergoki mereka, sangat membekas di otaknya, dan dia tidak akan melakukanya lagi, Jaehyun akan menuntaskannya di kamar mandi.
Poor to Jaehyun.

LELAKI MANISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang