○ 22

256K 26.2K 1.3K
                                    

"Gue heran deh."

"Heran kenapa?" Tanya Lala tak mengerti dengan ucapan Ara.

"Gue jadi artis dadakan kenapa gak ada yang minta foto sama tanda tangan? Padahal gue udah siap spidol," ucap Ara seraya mengangkat spidol hitam ditangannya.

"Sarap lo!" Kata Evan.

"PENGUMUMAN! PENGUMUMAN!" Teriak Farhan, ketua kelas Ara.

"Apaan?"

"Diem dulu, Ara! Gue lagi mau ngomong!" Sebal Farhan.

"Yaudah, cepetan." Fifi menatap Farhan tak sabaran.

"Besok Hari Sabtu, kita ada acara camping. Seluruh kelas 11 dan 12 diwajibkan ikut."

"Kalau gak ikut?" Tanya Omar.

"Wajib!"

"Kita masih ada waktu dua hari untuk mempersiapkan kelompok, dan perlengkapan yang akan dibawa. Ini surat edaran untuk orang tua." Farhan membagikan selembar surat kepada teman-teman sekelasnya.

"Kelompoknya berapa orang?"

"Satu kelompok 7 anggota," jelas Farhan.

Suasana riuh pun terjadi. Mereka sibuk membentuk kelompok, dan mencari anggota untuk melengkapi.

"Ara!"

"Apa?" Tanya Ara pada Dika.

"Gue sama Farhan ikut kelompok lo. Gak ada penolakan."

"Dih, siapa lo?" Tanya Lala sinis.

"Udah, tulis aja nama kita."

Ara merebut buku Lala, dan menuliskan nama anggota kelompoknya.

"Ara!" Panggil Fifi.

"Hmm."

"Gue sama Gista ikut lo ya?"

"Oke."

"Oh iya guys, gue lupa! Masing-masing kelompok harus menampilkan pentas seni. Terserah mau nyanyi, tik tokan, ngamen. Yang penting tampil. Jam ini kita gunakan buat membahas camping. Oke?"

"Jamkos?"

"Iya. Kata Bu Rahma disuruh bahas persiapan camping aja."

Mereka pun duduk bergerombol sesuai kelompok masing-masing.

"Lo jadi ketua kelompok, Ra." Tunjuk Farhan pada Ara.

"Kenapa gue? Kenapa gak lo aja?"

"Gue udah ketua kelas."

"Ya udah, Evan aja."

"Gak mau. Gue mau jadi anggota biasa aja."

"Ketua kelompok kita, Ara. Gak ada penolakan!" Kata Dika.

Ara mendengus kesal.

Pada akhirnya, mereka tidak benar-benar membahas persiapan untuk camping. Mereka justru tidur, bermain ponsel, ataupun mojok untuk berduaan, bagi yang memiliki pacar satu kelas.

***

"Surat edaran camping, Mas." Ara menyerahkan selembar kertas kepada Arkan.

"Mas ikut?" Tanya Ara.

"Enggak, aku ada meeting penting. Kamu gak papa, kan?

"Gak papa. Besok anterin aku beli snack ya?"

"Iya." Arkan pun kembali sibuk dengan laptopnya.

Ara meraih ponselnya, dan menyimak anggota kelompoknya yang sedari tadi ribut di grup.

MY FUTURE HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang