○ 43

203K 20.9K 2.3K
                                    

Hari ini adalah hari pertama Ara menjalani homeschoolingnya. Guru yang sudah Arkan ceritakan semalam, sudah datang 15 menit yang lalu. Dan saat ini, mereka tengah berbincang hangat di ruang tamu.

"Bu Desy sudah punya anak?"

"Sudah. Anak saya 2 cowok semua. Yang pertama kelas 3 SD, yang ke dua baru umur 4 tahun."

Ara mengangguk mengerti. Arkan memang sangat totalitas dalam mencarikan dirinya guru homeschooling. Bu Desy ini wanita berusia hampir kepala 3, sudah punya suami dan dua orang anak. Padahal, Ara sempat berharap mendapatkan guru homeschooling laki-laki yang masih muda, dan bujang.

"Kandungan kamu berapa bulan?"

"Empat, jalan lima, Bu."

"Kamu tau? Kamu murid saya yang paling tua."

Ara menatap Desy tak percaya." Oh ya? Berarti murid Bu Desy usianya di bawahku semua?"

Desy mengangguk. "Beberapa dari mereka ada yang homeschooling karna keterlambatan cara berfikir, berbicara, juga anak-anak yang tidak dibiarkan orang tuanya berbaur dengan orang sembarangan. Selebihnya, mereka hamil seperti kamu."

"Mereka yang hamil, sudah menikah juga?"

"Tidak. Mereka diperkosa. Hanya kamu yang hamil dari hubungan sah, Ara."

"Diperkosa?" Tanya Ara tak percaya. "Usianya berapa?"

"Ada 3 anak. Usia 12 tahun, 14 tahun, dan 15 tahun."

Ara mengusap perutnya. Ia tak menyangka ada anak seusia itu sudah hamil sepertinya.

"Mereka dibuang keluarganya, dan tinggal di panti asuhan. Saya mengajar mereka dengan sukarela. Saya juga sering mengajar anak-anak panti lain juga."

"Ibu begitu baik," ucap Ara sambil tersenyum.

"Saya hanya menerapkan prinsip saya, Ara. Kalau saya tidak menemukan orang baik di sekeliling saya, maka saya yang akan menjadi orang baik untuk orang-orang yang ada di sekeliling saya." Desy menarik nafasnya dalam-dalam, dan menatap Ara dengan tersenyum simpul.

"Kamu tau, pencapaian tertinggi dari manusia adalah jika dia bisa berguna untuk orang-orang disekitarnya."

Ara mengangguk setuju.

"Pengalaman adalah guru terbaik dalam hidup ini. Saya pernah merasakan dimana tidak ada satupun orang yang berpihak pada saya saat itu. Saya benar-benar tidak menjumpai orang baik barang satu pun. Sampai pada akhirnya saya bertemu dengan Pak Arkan. Dia yang membantu saya, dan membakar semangat saya yang dulu pernah padam."

"Saya tidak ingin orang lain juga merasakan hal yang sama seperti saya. Maka dari itu, saya berusaha menjadi orang baik untuk sekeliling saya," lanjut Desy dengan mata berkaca-kaca.

Semua orang pasti memiliki cerita masa lalu yang menyedihkan. Hidup memang tidak ada yang sempurna. Semua dipenuhi dengan suka dan duka. Namun, semua kembali kepada diri kita sendiri. Ingin berlarut dalam kesedihan, atau melangkah ke depan dan menjemput kebahagiaan.

***

Bunyi dering ponsel Ara, memecahkan ketegangan dan ketakutan Ara dan Arkan yang tengah menonton film horor. Atau lebih tepatnya hanya Ara yang takut, sampai menyembunyikan wajahnya di bawah ketek Arkan.

"Assalamualaikum, Bun?"

"Waalaikumsalam, Kak. Kamu bisa ke sini sebentar? Ada yang mau Bunda bicarakan. Ini penting."

"Soal apa?"

"Nanti Bunda jelasin di sini, Kak. Kamu sama Arkan ke sini aja."

Ara melirik Arkan, yang tengah menatapnya.

MY FUTURE HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang