○ 30

268K 25.2K 1K
                                    

Pagi ini, mereka kembali menjalankan rutinitas seperti biasanya. Tampaknya, karna pesta kemarin sore yang selesai hampir jam 9 malam, membuat sepasang suami istri ini kesiangan.

"Sayang, kaos kaki aku mana?"

"Di lemari!" Teriak Ara dari dalam kamar mandi.

Arkan berdecak kesal. "Gak ada!"

"Ya aku gak tau! Masa kaos kaki jalan sendiri! Cari yang bener!"

Arkan kembali mencari sepasang kaos kaki mahalnya di dalam lemari. Ara yang sudah selesai mandi pun segera keluar dengan mengenakan handuk yang ia lilitkan sebatas dada sampai setengah pahanya.

"Kamu ngapain pakai handuk kaya gitu?!"

Ara menatap Arkan heran. "Emang kenapa?"

Arkan mengusap dadanya dengan sabar. Ara ini ujian terberat bagi dirinya. Andai kamu tau Ara, kalau suamimu ini sedang menekan nafsunya. Mau bagaimanapun juga, dia kan pria normal.

Setelah beberapa menit dihabiskan untuk berteriak dan beradu mulut, akhirnya mereka keluar dari kamar. Arkan langsung menuju mobilnya yang sudah di siapkan Pak Imam, dan Ara yang pergi ke meja makan untuk menyiapkan sarapan mereka.

Empat roti tawar dengan selai cokelat dan strawberry, Ara letakan ke tempat makan.

"Bi, aku langsung ya, Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam Non, hati-hati!"

Ara memasuki mobil Arkan dengan cepat.

"Lama banget, sih."

"Lama apanya? 5 menit doang," balas Ara.

"Itu lama sayang, apalagi satu menit itu sangat berarti untuk kita yang terlambat ini," kata Arkan melirik Ara sekilas.

"Gara-gara kamu tuh!"

"Kok ak—"

"Berisik!" Kata Ara seraya menyumpal mulut Arkan dengan roti tawar berselai cokelat.

Ara memakan roti tawarnya berselai strawberry dengan tenang. Mengabaikan tatapan tajam yang Arkan layangkan kepada dirinya.

"Nanti langsung masuk aja. Pasti dibolehin sama guru," ujar Arkan setelah menelan roti tawarnya.

"Hmmm," balas Ara singkat.

Beberapa menit kemudian, mereka sampai di depan sekolah Ara, yang gerbangnya sudah tertutup. Banyak anak-anak di luar gerbang yang sedang berdiri dengan rapi.

Ini adalah hari pertama mereka berangkat sekolah, setelah camping dan libur sehari untuk beristirahat. Mungkin mereka terlambat karna masih kelelahan, ataupun malas karna sudah harus berangkat lagi.

Berbeda dengan Ara. Dia terlambat karna bangun kesiangan, akibat pesta ulang tahunnya kemarin, juga gara-gara Arkan yang mengganggunya tidur semalam. Pria itu terus saja mengusel-usel Ara, membuat gadis itu kesulitan tidur dengan tenang.

Ara mencium tangan Arkan, yang dibalas kecupan hangat di keningnya.

"I love you, cantik."

"Love you too, ganteng."

Setelah itu, Arkan melajukan mobilnya menuju kantor, dan Ara berjalan menuju gerbang sekolahan.

"Ara, langsung masuk saja," kata Pak Burhan, saat melihat Ara baru datang.

Ara menggeleng. "Saya di sini sebagai murid, Pak. Bukan istri dari pemilik sekolahan. Kalau Bapak mau menghukum saya, silahkan. Karna saya juga salah, karna datang terlambat," jelas Ara dengan santai.

MY FUTURE HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang