"Ish, dibilang jangan sebut hantu mirip Annie," peringat Zayn ketika mendengar Sahna mengucapkannya. Menurut firasatnya itu bukan Annie, hanya sekadar menyerupainya saja. Ia yakin dengan feeling-nya.Sahna menghela napas. "Iya! Oke!" Sahutnya sambil menunggu Zayn yang mungkin saja dia orang pertama yang mau mencurahkan isi hati tatkala melihat... terus ... sebutnya apa? O aja kali ya? Soalnya dibelakangnya ada Bulat-bulat gitu. Oke, hantu O.
"Mantan itu manis di ingatan," imbuh Zayn sedang berkhayal.
Sekali lagi Sahna menarik napas. Si Zayn mau mencurahkan suara hatinya atau mau mengenang soal mantan? Pakai segala kayak gitu. "Zayn, ish cepetan gimana perasaan lo saat pertama kali melihat hantu O?" Aduh, dirinya juga mau menuangkan isi hatinya tahu.
"Jelas kaget... contohnya," balas Zayn. Susah tahu mau mengekspresikannya.
Puas atas jawaban Zayn. Sahna pun mulai berdeham sebentar supaya tenggorokannya segar. "Gue sama kayak lo. Samain kita..." Cengirnya bikin Zayn merubah tatapannya menjadi datar. Kiranya mau panjang gitu jawabannya, malah sama. "Kalau lo, Juk?" Sambung Sahna menatap ke arah Juki yang sedang gelisah merogoh saku baju dan celana.
"Gue? Merasa itu adalah karunia," kekeh Juki bangga. Seram juga lho setan O. Tidak terbayang kalau dirinya berada diposisi Anna ketika diganggu oleh saudari kembarnya sendiri. Apalagi si Anna dihempaskan ke bawah. Aduh, bokongnya bakal encok.
"Hm ... karunia ya..." Pikir Sahna. Baginya reaksi Juki menganehkan. Masa karunia si? Cara Juki berpikir memang meresahkan. Sejak kapan dirinya mempunyai teman seperti Juki? Berangkat bareng dan pulang juga bareng, sampai bosan menatap wajahnya.
"Kalau lo, An?" Tanya Sahna menoleh.
Anna mencerling. "Agak syok. Gak percaya aja gitu, hantunya mirip Annie mulai dari rambut, wajah. Cuman bedanya dari warna. Pasti kalian lihat kan?" Anna yakin mereka menyaksikan ada hitam-hitam di penglihatan saudarinya, serta rambut berwarna silver.
"Eum, iya. Untung kita sedang bersama kalau gak, haduh... dijamin jantungan mendadak atau pingsan," histeris Sahna jika dirinya lagi sendiri berdiri memandang sosok hantu O.
Sedari tadi Juki masih sibuk terhadap sakunya, serta seluruh seragam yang ia kenakan. Hingga Juki beranjak. Sangat mengherankan kunci motornya tidak ada. Jangan-jangan tertinggal diparkiran? Ia tak mau menanggung kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi bila motor milik Emaknya ikut menghilang.
"Kenapa si, Juk?" Zayn mengerutkan kening menyaksikan kelakuan Juki.
Juki langsung menatap Zayn. "Kunci motor gue hilang!" Serunya panik. Aduh, bagaimana ini? Kalau kunci yang hilang It's okay, tapi semisal sama motornya? Tamatlah riwayat hidupnya pada sang Emak.
"Kok bisa?" Sahna turut keheranan. Si Juki ternyata hampir sama seperti seorang kakek-kakek.
Ck, Juki jadi kesal karena Sahna. "Bisalah, namanya hilang ya hilang." Ia mengegas mampu bikin Sahna terbawa emosi juga. Padahal bertanya baik-baik malah balasannya seperti itu.
"Ke parkiran aja dulu," usul Anna.
Parkiran? Oh ya tuhan, jantung Juki berdegup cepat, bukan karena cinta, tapi takut motornya tidak ada. "Kalau gak ada gimana?" Rengeknya duduk dibawah. Bodo amatlah siswa-siswa melihatnya, menganggap dirinya bagaikan orang gila.
Zayn merasa sedih Juki sedemikian. "Juk! Malu woy! Bangun-bangun. Lo nanti malah gak dapat pacar kalau begini," rayunya agar si Juki bangkit. Kasihan ya si Juki belum memiliki pacar. "Ayo kita on the way ke tempat parkiran," ajak Zayn menarik Juki.
Diparkiran, Juki tegang memandang satu-persatu motor. Semoga motornya Ada. Kali ini aja keberuntungan datang kepadanya. Selamatkan dirinya dari Emak. Seingatnya, ia memarkirkan kendaraannya di barisan kedua. Dan, nyatanya tidak ada.
Mampus! Mampus! Tamat sudah hidupnya.
"Enggak ada," tangis Juki mengentak-entakkan kaki.
Zayn terheran-heran. Masa tidak ada? Yang benar saja. Kan disini ada satpam mana mungkin ada maling masuk, serta semudah itu pencolong mencuri motor Juki. Terbesit pikiran bertanya ke satpam, Zayn lekas mendekati. "Pak, motor teman saya kok hilang?" Zayn Langsung to the point.
"Maksudnya? Yang mana motornya?" Tampak wajah satpamnya tenang, dan damai-damai saja.
"Kenal Juki, kan? Pasti kenal dong. Mana mungkin gak mengenalinya?" Sosor Zayn buru-buru, biar satpam ini segera memberi tahu.
Satpam berbinar-binar. "Oh... si Juki. Motornya baru aja dibawa sama orang," sahutnya dengan enteng. Sementara Zayn mematung, begitu mudahnya sang satpam mengatakan 'Baru aja dibawa sama orang'. Model jawaban kayak gini nih bikin naik darah. Tanpa merespons, Zayn melenggang pergi.
"Juk, kata satpam motor lo dibawa sama orang," ujar Zayn membagi informasi.
Astaga, jantungan-jantungan. Sampai-sampai Juki memegang dadanya. Lalu ia menyeluk saku. "Bentar," ucapnya. Emak oh Emak ampunilah anakmu ini telah menghilangkan motor.
Zayn yang merasa tahu atas kelakuan Juki, segera mencegah. "Ah, enggak usah, Juk. Gak usah dibayar gue." Zayn menyengir sendiri. Pasti si Juki mau mengasih upah.
Juki mengangkat sebelah alisnya. "Siapa yang mau bayar lo? Malas amat gue!" Terang Juki berhasil membuat cengiran Zayn menghilang. Mau mengambil handphone kok, katanya mau dibayar. Kebanyakan berkhayal jadi begitu tuh.
Astaga, omongan Juki. "Idih, sok!" Ketusnya berpaling. Cowok kok menangis ew. Cengeng sekali si Juki gara-gara motornya hilang.
'Twin Sister!
Juk, yang sabar kalau motornya benar-benar dicuri :v. Kalau sebaliknya tiati emosi lo melonjak😂
Jangan lupa vote+commentnya guys!
Helenahanum
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin Sister! [END]
HorrorAnna dan Annie, kami adalah saudara kembar perempuan yang selalu bersama-sama, tapi ada perbedaan dari diri kita yaitu muka. Entah mengapa itu terjadi. Seharusnya kembar berarti sama. Pada suatu hari... Annie tiba-tiba melompat dari bukit tanpa alas...