Astaga si Juki cowok bukan si? Tidak berani pulang sendiri? Tapi dia kasihan karena Sahna ada urusan jadi mereka tak bisa pulang bareng. Melangkah bersama dikegelapan malam, Zayn tenang-tenang aja kalau dirinya pulang terlalu larut."Zayn... dikit lagi mau sampai, gue takut Emak gue ngamuk," bisik Juki rada takut. Intinya sekarang menemui Emak setelah selamat dari kematian. Juki harus menepati omongannya tatkala melayang hampir menuju alam baka.
Zayn bodo amat. Ia tidak tertarik sama Emak, Kakak, Adik atau apalah yang berhubungan dengan Juki. Pokoknya ia mau rebahan di kasur. Pegal-pegal nih tulang belakangnya gara-gara jalan, mendaki dan menolong Juki.
Baru saja kakinya menginjak di halaman sebuah rumah seketika ada Emak-Emak sambil memegang panci serta garpu berjalam menuju lelaki disampingnya ini. WOW, Emak Juki bermodel seperti itu? Pantas saja.
Tak mau dicap sebagai lelaki penakut, Juki pun mendekati Emaknya lalu memeluknya. Semoga si Emak ikut berakting di depan Zayn, semoga aja. Lihatlah jantung Juki mulai maraton, keringat di pelipis mulai bercucuran. "Mak... Juki minta maaf," bebernya.
Zayn jelas terkejut dengan kelakuan Juki begitu berbakti pada Emaknya. Sebenarnya Emaknya Juki itu mau ngapain segala bawa panci? Mau memukul dan mengomel? Haha, Zayn akan menyerahkannya. Demi apapun dirinya rela. "Juk, gue pamit ya," ucapnya langsung angkat kaki.
Juki menengok. "Iya, hati-hati!" Pekiknya, lalu menatap sang Emak. Berhasil si berhasil di hadapan Zayn berakting, tapi setelah ini Juki pasti on the way mendapat omelan, semburan dan tidur di luar. Hm, betapa miris. Satu-satunya orang yang mampu menyelamatkannya adalah Ayahanda, help.
"Masuk!" Suruh Rahmi---Emak Juki.
Juki menurut dong. Ternyata ucapannya tentang minta maaf tidak di respons. Huh, yasudah yang terpenting sudah memenuhi perkataannya saat di bukit. Pulang larut malam, pakai baju beginian, topi bulat, kurang apa lagi? Mari menuruti sang Emak biar masuk surga hohoho.
'Twin Sister!'
Pagi yang indah suasana yang bagus, tapi sayangnya tidak ada Annie yang selalu duduk disebelahnya. Anna berharap Mami tidak menanyakan tentang Annie dimana seperti tadi malam, sebab bingung mau menjawabnya apa meskipun tidak bertanya kepada Anna si.
"Habiskan sarapannya," tegur Aini sambil menyapu.
Kalian ingat? jika Mami sedang kumat menyebut nama Annie dan menanyakannya dimana, bagaikan orang gila namun masih ada sisi kewarasannya. Ya, begitulah terpukul karena kematian Annie walaupun standar terguncangnya masih di bawah rata-rata, tidak seperti pasien rumah sakit jiwa.
Anna mengangguk. Huh, dirinya mau dibunuh oleh saudarinya sendiri? Apa tak salah? Saat tadi malam. Kejadian itu sangat menegangkan sekaligus menyeramkan. Kakinya melayang, ditambah matanya melihatnya dari kolong tempat tidur. Aduh, Anna tidak habis pikir kenapa Annie bergentayangan dan mengusiknya?
Seusai menghabiskan santapan paginya, Anna pun pamit pada Mami dan Papi. Papi itu orangnya irit bicara, mangkanya jarang melontarkan kata.
Naik motor sendiri, pakai helm. 30 menit berlalu, barulah Anna sampai di sekolahnya. Memarkirkan kendaraannya, lalu melangkah ke kelas. Tak lupa helmnya sudah dilepas. Melihat Ubay berjalan menuju entah kemana, Wah pasti temannya itu mau masuk ke kelas yang salah gara-gara banci.
"Ubay! Kelas kita bukan yang itu, tapi ini," seru Anna melambai-lambai.
Ubay menoleh, eh iya hampir aja salah masuk kelas. Kakinya perlahan-perlahan mendekati Anna yang masih menunggunya di dekat pintu kelas. "Hehe, biasalah kalau gak diingatin," cengir Ubay.
Anna meniup napas. "Lo seharusnya berangkat bareng Juki aja deh, biar gak pikun," usul Anna. Si Ubay kelewatan banget.
Tiba-tiba saja Juki menyambar, "Pasti kalian lagi ngomongin tentang Ubay nyaris salah masuk kelas kan?" Tebaknya sambil menghentikan kaki. Hari ini suasana hati Juki rada sebal lantaran Sahna tidak bilang kalau sudah berangkat duluan, huft.
"Kapan lo datang?" Tanya Anna seraya menatap Juki dari atas sampai bawah.
"Lima detik sebelum kalian datang," ceplos Juki. Memang benar kan? Atau hanya mengarang? Kali-kali gitu melawak. Ish, niatnya mau melucu malah dianggap garing, kelihatan dari respons Anna dan Ubay. "Eh... bukan ... satu setengah menit," sambungnya.
"Apaan si gak jelas!" Tegur Zayn mendadak menambahkan.
Tarik napas, buang. "Kali ini aja. Lo bisa diam?" Juki berbicara baik-baik wahai bule gadungan jangan bikin naik darah, oke? Ini masih pagi lho, patutnya dimulai dengan senyuman, tertawa dan kecerahan muka. Bukan marah-marah.
"Kenapa?" Ketus Zayn semakin menantang.
'Twin Sister!'
Sabar Juk sabar😂Lo harus menang baradu mulut :v
Jangan lupa vote+commentnya guys!
Helenahanum
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin Sister! [END]
HorrorAnna dan Annie, kami adalah saudara kembar perempuan yang selalu bersama-sama, tapi ada perbedaan dari diri kita yaitu muka. Entah mengapa itu terjadi. Seharusnya kembar berarti sama. Pada suatu hari... Annie tiba-tiba melompat dari bukit tanpa alas...