Secepatnya

59 21 119
                                    

         Langit yang cerah, tapi tak secerah Anna yang terus-menerus berdiam diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


         Langit yang cerah, tapi tak secerah Anna yang terus-menerus berdiam diri. Apa maksud Annie menusuk hatinya? APA MAKSUDNYA, HA? Anna berpikir keras menanyakan kepada dirinya sendiri. Sejujurnya Annie itu udah kelewatan banget. Sungguh hantu O jahat!

Tidak usah memberi tahu tentang itu ke teman-temannya atas peristiwa yang sangat mengerikan dan tegang disaat Anna ditusuk oleh Annie. Mereka cukup menemani Anna saja menuju bukit tempat Annie terjun. Ya, mungkin nanti berputar-putar dahulu mencari gubuk tersebut.

Ugh, Anna anak iblis atau bukan? Entahlah, beban banget pikirannya.

"Juk, bisa gak gayanya ganti? Lebih bermodel gitu. Dua jari mulu lo gaya andalannya. Mending cakep, ini mah kayak orang lagi nahan berak," ejek Zayn memandang layar ponsel yang hendak memfoto Juki. Katanya buat foto profil, tapi gaya itu terus. Orang yang memotretnya aja bosan, apalagi cewek yang lihat.

Juki berdecak kesal. "Zayn, lo bisa diam? Gaya gue ini doang. Emang mau begimana? Gaya putri duyung?" Nyenyenye kebanyakan jadi netizen mulutnya pedas jadi begitu tuh nyinyir.

"Boleh tuh gaya putri duyung." Zayn memberi senyum, yang mengisyaratkan MENGEJEK.

Baiklah-baiklah melempar nuklir ke diri sendiri. Padahal omongannya hanya bercanda. Gedek deh sama si Zayn, ish. "Idih! Iya nih gue gaya putri duyung!" jangan sampai mau di ejek oleh Zayn gara-gara tak mau. Biarkan waktu yang akan menjawab. Belum ada siswa yang datang, tenang.

Zayn terpaksa harus menyetarakan tinggi tubuh Juki yang setengah tiduran. Woy lah seriusan nih Juki? "Miring wajahnya! Itu wajahnya angkat! Tangannya pegang leher!" Setiap detik Zayn mendapatkan foto Juki yang baginya menganehkan sekaligus banci.

"Udah belum? Leher gue pegal ngangkat mulu." Juki berkomentar.

"Udah."

"Oke, makasih lho bray." Juki mesem-mesem melihat hasilnya begitu memalukan. Apa-apaan ini modelnya bagaikan cewek. Aduh, Bukannya cewek mendekat ini mah nanti Juki yang ternistakan. "Woy! Yang benar lah! Gayanya gini amat."

Zayn dibuat tertawa mengingat kembali gambar-gambar Juki mirip banci. "Yaelah, selera lo rendah amat. Percaya sama gue. Kan Lo yang minta gaya putri duyung, gimana sih," gerutunya memicing. Hohoho, sebenarnya Zayn menahan gelak tawa.

"Eh-eh, sembarang aja ngomong!"

"Nyata!"

"Fitnah!"

Tarik napas lalu buang. Mari kumpulkan emosi dan omongan untuk membalas Juki. "Mulut lo, Juk! Dengar! Gue ada niat melakban mulut lo! Asal ceplos aja nih orang," cibirnya sembari mengangkat satu alis. Lihatkan? Langsung diam Juki, hihihi. "Emak lo baik banget, Juk. Salam dari gue ya," lanjut Zayn mengedipkan mata.

Sudahlah, Zayn maha benar seperti netizen. Baik? Apakah Juki adalah anak pungut? Hingga dirinya dibedakan oleh anak manusia lain oleh Emaknya sendiri atau anak hasil perselingkuhan? Astaga, pikiran Juki sangat kacau dan ngawur, huhuhu. Semoga aja Emaknya bertujuan bagus, agar Juki tidak badung lagi.

"Nah! Salam dari gue juga buat Emak lo, Juk," ujar Sahna antusias. Andai saja Sahna punya Ibu seperti Emak Juki pasti setiap detik selalu di manja. Ah, idaman sekali. "Mau tukeran Emak?"

"Salam dari gue untuk Emak lo juga," timpal Ubay asyik memainkan ponsel. Biasalah game online, tulang rusuk katanya mah.

Cuman Anna doang yang terdiam, tatapan matanya kosong. Intinya ketika sampai di kelas, Anna bagaikan patung karena tidak bergerak apalagi berbicara. Semua pandangan kini tertuju kepada Anna yang duduk di kursinya. Menatap keheranan sekaligus aneh, seluruhnya saling melemparkan lirikkan.

"An? Lo kenapa? Cerita dong sama gue," tegur Sahna menyentuh bahu Anna kemudian mengelus-elusnya.

"Enggak papa." Tersenyum paksa tertampil di bibir Anna. Sejujurnya penglihatan Sahna menangkap kejanggalan dari raut wajah Anna. Hidup? Sekarang sudah tak tenang gara-gara hantu O bergentayangan mengganggu Anna.

Agar suasana membaik, Ubay pun mendapatkan sesuatu yang bikin menarik. "Juk, Lo kemarin menawarkan hospot kan ke gue? untuk main game online?" Ubay serius nih menanyakan dan menagih walaupun bukan perjanjian.

Supaya omongan Ubay diarahkan ke lebih baik, mari Juki akan menjelaskan. "Mohon maaf, gue bukan nawarin hospot-hospot. Mangkanya jadi cowok modal." Tamparan mantap membalas tuturan Ubay. Dia salah dengar? Atau merubah kalimat dari mulut Juki?

"Kira-kira gue jadi aktor bakal populer banget ya?"

Lihat noh! Kurang asem banget si Ubay! Setelah memutar balikkan omongan kini berkhayal tinggi. "Menurut gue ... gak tau dah."

"Ekhem!" Anna berdehem. "Gue udah tau alamat gubuk yang ada digambar itu, ternyata di atas bukit tempat Annie terjun." Entah kenapa pita suara Anna nyaris tercekat-cekat ketika mengatakannya. Berarti ada hubungannya. Ya, memang ada hubungannya, hm.

"HA?" Jawab mereka serempak agak syok.

"Iya, gue harus ketemuan lagi sama Sahlan. Gue mau bilang ke dia biar secepatnya kita ke atas bukit untuk mencari gubuk tersebut karena Mami gak memberi tahu letaknya dimana alhasil kita harus mencarinya sendiri di sekitar tempat Annie melompat." Panjang lebar Anna menjelaskan jangan sampai ada yang bertanya lagi.

"Oke, otw menghubungi Sahlan." Zayn lekas mengeluarkan hp-nya dari saku celana.

"Twin Sister!"

TYPO MERESAHKAN

Mendaki bukit oh bukit~~ yok, bisa.

Jangan lupa vote + commentnya guys!
















Helenahanum

Twin Sister! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang