Anna tersentak kaget atas peringatan Sahna. Entahlah, hantu O yang menyerupai Annie benar-benar jahat? Atau gimana ya... masih belum akurat si. Tapi hantu O sering berbuat ulah yang memicu Anna nyaris kehilangan nyawa. Yaudalah nanti aja memikirkannya karena belum mengisi tugas matematika."Na, gue liat jawaban mtk lo, ya?" Tanya Anna langsung mengambil buku tulis. Sebisa mungkin Anna menepis bayang-bayang hantu O yang sangat mengganggu.
Sahna tersenyum tipis. "Kan udah gue tawarin dari tadi," sahutnya lanjut menyalin jawaban. Mudah-mudahan si Juki membawa buku yang ia inginkan alias tidak salah. Awas aja kalau tak sesuai, Sahna akan menyuruhnya untuk mencarinya lagi.
Baru saja dipikirin tahu-tahu si Juki datang. Panjang umur sekali ya. Namun dia bersama Zayn. Sahna tidak melihat ada tanda-tanda buku yang ia inginkan. Jangan-jangan salah? Aduh, meminta tolong kepada Juki tuh merugikan ternyata. "Mana bukunya?"
Juki memberi aba-aba pada Zayn agar segera mengasihkan. "Kasih, noh," Suruhnya melalui gerakan mata.
"Kalian tahu? Nih gue beri tahu. Gue dan Ubay telah menemukan orang yang dapat memecahkan kenapa Annie terjun dari bukit. Serta Anna yang selalu diganggu bakal dijamin gak diusik lagi," yakin Juki dengan bangga. Banyak akal? Oh tentu saja. Ngomong-ngomong si Ubay kok belum datang ya?
Anna mendongak. "Benar?" Ia tercengang. Wow, cepat sekali. Hatinya mulai tenang saat ada orang yang bersedia dan bisa dimintai tolong.
"Baguslah! Eh, bentar... ini buku apaan? Buku kelas sepuluh kok diambil. Ugh, menyebalkan," gerutu Sahna menatap jengkel. Mata Juki buta atau katarak? Ish ish, tidak habis pikir. Memang selalu benar ya firasatnya tentang Juki yang bakal salah mengambil buku. Hadeh, punya teman kayak gini amat ya.
Sontak Juki terkejut. Ha? Kelas 10? Jelas-jelas kok tadi bacanya kelas 11. "Emang? Coba lihat." Juki langsung merebut buku yang dipegang Sahna. Ternyata oh ternyata salah angka. Seharusnya yang di atas, ini malah di bawah. ASTAGA, Bukan salah Zayn juga si, tapi dirinya.
Juki menyengir kuda. "Hehe, gue salah lihat angka. Kan gue udah bilang gue pusing pala barbie kalau memandang angka-angka mtk," belanya agar Sahna tidak marah. Pantesan aja tadi saat di perpustakaan si Zayn diam saja walaupun ikut membantu mencarinya. "Gara-gara Zayn juga, nih," tuduh Juki.
"Eh, enak aja lo!" Balas Zayn memelotot. Dasar Juki! Mana katanya biar bisa berbangga diri? Angan-angan doang.
"Udah Terlanjur!" sebal Sahna merengut.
"Ehehe, jangan ngambek, Sah," rayu Juki.
Wah, Zayn salah fokus menatap tatapan Anna yang berpusat pada celana Juki. Tak lama ia segera mengikuti arah pandang gadis itu. NAJIS! Gila si Juki tak sadar apa? Resleting celananya belum ditutup? Zayn perlahan menyunggingkan senyum. "Juk, betulin resleting lo," suruhnya menyentuh bahu milik Juki.
Juki mengerutkan kening lalu meraba. Apes banget ya? Semoga tidak ada yang melihatnya apalagi perempuan. "Ah, lo Zayn bukannya bilang dari tadi," omelnya.
Juki Juki. Baru aja Zayn menyadarinya kalau Anna tidak memandang celana Juki. "Bersyukur gue masih mengingatkan," singkapnya.
Anna tertawa geli diam-diam. Sementara Juki kelihatan resah.
Sesosok manusia berbaju seragam dan berkelamin laki-laki tergesa-gesa masuk seraya memegang ponsel. "Juk, gue dibalas sama cewek dan cowok itu yang mau membantu kita memecahkan kenapa Annie melompat dari bukit. Dan gue langsung memberikan alamatnya. Mereka datangnya besok," heboh Ubay.
"YES!"
Zayn dan Sahna ikut senang mendengarnya. Nanti saat kenalan Zayn udah pulang, ia akan mengundangnya juga. Anna, dia sangat sumringah, rautnya berseri-seri. Anna akan segera tahu penyebab Annie terjun. Ia berharap kasus kematian Annie yang misterius ini dapat terungkap sejelas-jelasnya. Serta dirinya tidak diganggu lagi.
"JUK, lo kenapa meninggalkan gue? Gak bangunin juga?" Selidik Ubay. Ketika dirinya bangun tahu-tahu Juki sudah tidak ada. Bertanya sama Emak Juki katanya si Juki udah berangkat duluan. Kurang asam sekali leeee.
Pertanyaan macam itu tuh telah terangkai di otak Juki bila Ubay bertanya. "Kebo lo! Mangkanya gue tinggalin." Hihi, padahal Juki tidak membangunkannya. Ia asal melantas pergi menjemput Sahna. Tidur duluan, bangun lama.
Ubay menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.
"Awas lo, Bay. Main game terus," ancam Anna memicing. Ngeri banget nih sama si Ubay kalau lagi apa-apa dia malah asyik pada dunianya sendiri.
Ubay mengangguk sembari mulutnya komat-kamit.
Juki merilekskan tubuhnya. "Enakan kemarin jam kosong... sonoh gih para guru rapat lagi," ceplosnya. Ia tidak menyadari bahwa salah satu guru tengah masuk ke kelas. Untungnya tuh guru tidak mendengar.
'Twin Sister!'
Juki... mulutmu agak bar-bar yaw.
Jangan lupa vote + commentnya guys!
Helenahanum
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin Sister! [END]
HorrorAnna dan Annie, kami adalah saudara kembar perempuan yang selalu bersama-sama, tapi ada perbedaan dari diri kita yaitu muka. Entah mengapa itu terjadi. Seharusnya kembar berarti sama. Pada suatu hari... Annie tiba-tiba melompat dari bukit tanpa alas...