Anna memandang lekat Mami dan Papi. Papi sedang menyeruput kopi, sementara Mami terdiam duduk di atas kursi meja makan. Terlihat sekali beliau sangat kusut serta tak berselera makan. Apa ini waktu yang tepat bertanya pada Mami? On the way bersiap-siap."Mi."
"Hm?"
Anna harus berhati-hati menggunakan kata-kata, takutnya Mami memang benar tengah menyembunyikan sesuatu agar anaknya tidak curiga. "Mi, gimana proses saat melahirkan aku dan Annie?" Sontak raut wajah Mami makin menjadi-jadi kusutnya.
"Seperti pada umunya. Emang kenapa, Anna?" Mami bertanya balik.
Anna berupaya mendorong diri untuk bertanya lebih lanjut. "Kenapa mukaku dan Annie berbeda?" Duh, kok jadi seram menyaksikan mimik muka Mami. Apa Mami menyembunyikan sesuatu? Beralih melihat Papi. Huh, Papi masih asyik menyeruput kopi hitamnya.
Lalu tak lama bentuk muka Mami berubah menjadi normal. "Mami juga gak tau," sahutnya sedih. Barusan ia hanya terkejut saja anaknya itu menanyakan hal tersebut. Memang sih Anna dan Annie sangat langka di dunia ini, bahkan mungkin cuman Anna dan Annie satu-satunya anak kembar yang paling menganehkan?
"Kalau Papi? tahu?" Dengan tatapan penuh harap, Anna menatap sang Papi.
Papi menoleh sebentar lalu menyeruput lagi Kopi hitamnya. "Apalagi Papi? Mami aja gak tau," sahutnya sedikit ketus. Orang irit bicara ya begitulah. Kayak anak muda aja sifatnya dingin. Ngomong sama Papi tuh bagaikan bercakap dengan es batu plus irit bicara.
Anna mendengus panjang.
Tring!
Ponsel Anna berbunyi. Langsung saja ia mengeceknya. Tumben sekali Ubay mengirimkan pesan? Biasanya dia di grup kayak orang bisu, tidak pernah nimbrung. Sekalinya nimbrung otomatis Juki heboh dan mengkritik si Ubay terus-menerus sampai harus mengeluarkan Juki dulu dari grup chat.
Pemuja game online : gue otw nih jemput lo. Kali-kali gitu.
Me : Tumben? Mau pamer sesuatu ya lo? Yaudah gc.
Sebelum angkat kaki keluar dari rumah untuk menunggu Ubay di dekat pagar rumahnya, Anna pamit terlebih dahulu pada Papi dan Mami. Namun mata Anna tiba-tiba melebar. Ia menatap takut terhadap Mami. Dibelakang Mami ada hantu O sedang tersenyum.
"Anna, kamu kenapa?" Tanya Mami panik. Kemudian ia melihat ke belakang tubuhnya, dan tak ada apapun. Anak perempuannya itu seperti habis memandang hantu karena saking ketakutannya. "Jangan buat Mami takut," peringat Mami masih menatap wajah putrinya.
Anna berkedip-kedip. Huh, Annie sudah menghilang. "A-aku pamit," putusnya. Bukan pertama kalinya Anna melihat sosok Annie, tapi udah sering namun tetap saja takut. Yang namanya melihat hantu dimana-mana takut, ugh. Pikirannya tidak karuan.
Tet!
Bunyi klakson motor terdengar. Perlahan-lahan motor milik Ubay mendekati Anna. "Cepetan, Bay! Keburu macet di jalan," desak Anna tak sabar. Temannya itu begitu lelet. Setelah kendaraan beroda dua itu berhenti di depannya, tanpa aba-aba Anna langsung naik.
"Siap? Meluncur..." Tutur Ubay sengaja diperpanjang kalimatnya saat diakhir kata.
Diperjalanan Anna begitu resah takut jalanan macet gara-gara Ubay lambat banget menyetirnya. Kalau perlu tukar posisi aja nih sama si Ubay, biar kencang jalannya, huft. "Cepetan dikit apa, Bay," suruh Anna. Meresahkan sekali cara mengemudi Ubay. Giliran main game gesit banget tuh tangan.
"Yah, macet," keluh Ubay sudah ditatap garang oleh Anna.
Bagus! Dasar Ubay! Udah dibilang lebih cepat malah santai. "Budek? Atau sengaja? Dari tadi gue ngomong. Perlu berbusa dulu nih mulut agar lo mengerti, Ubay!" Anna menoyor helm kuning milik Ubay. Ia memperkirakan macetnya akan panjang walaupun motor bisa menyalip sih.
"Potong jalan aja deh," gumam Ubay.
Ide yang bagus. Anna tersenyum bangga pada Ubay yang otaknya mendadak pintar. Memang pintar sih sama pelajaran matematika. Sejak Ubay bergumam mau memotong jalan menuju ke sekolah, Anna tak memberi komentar sekalian menghafal jalan. Siapa tahu aja sewaktu-waktu bila ada sesuatu hal yang mendesak bisa pakai jalan pintas.
"Bu, kalau kesini kemana ya?"
"Maaf, saya bukan orang sini."
Jleb. Anna terkejut. Bukankah Ubay tahu? Terus dia ngapain bertanya sama Ibu-Ibu? "Bay, jangan main-main deh. Lo sebenarnya tau gak? Jalan ini?" Picing Anna memastikan. Kalau tidak tahu buat apa segala potong-potong jalan, aish.
"Sesuai insting aja." Enteng sekali Ubay mengatakannya, astaga.
Anna menatap tak percaya terhadap respons Ubay. "Kalau nyasar gak lucu ya... nanti beda cerita namanya." Anna sungguh tidak setuju atas pemikiran bodoh Ubay. "Heh, lo emang tau belok sini? Jangan mengarang-ngarang!" Omel Anna rasanya mau turun aja. Ibarat pro asal berbelok wahai teman-teman sekalian.
Ubay terkekeh. "Tenang aja, An. Kalau nyasar kan bareng-bareng ada temannya," ungkapnya bikin Anna naik darah.
YAAMPUN, Anna tidak mau menambah beban pikiran selain memikirkan Annie adalah anak iblis. "Bay, mending jalan yang tadi aja. Daripada nyasar gak tau kemana mengikuti otak gila lo," ejeknya terlanjur gregetan.
"Siapa tau aja tiba-tiba sampai di depan sekolah," ucap Ubay dengan pede.
"Please, stop halunya. Jangan mimpi kalau jalan cuman sesuai insting mana bisa secara mendadak bisa sampai ke tempat tujuan," gerutu Anna menatap jengkel. Awas aja benaran nyasar. Sebagai gantinya Anna akan menghapus game online yang Ubay mainkan.
'Twin Sister!'
TYPO MERESAHKAN
Ubay jangan bikin menyusahkan😗
Jangan lupa vote + commentnya guys!
Helenahanum
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin Sister! [END]
HorrorAnna dan Annie, kami adalah saudara kembar perempuan yang selalu bersama-sama, tapi ada perbedaan dari diri kita yaitu muka. Entah mengapa itu terjadi. Seharusnya kembar berarti sama. Pada suatu hari... Annie tiba-tiba melompat dari bukit tanpa alas...