"Woy! Kuping kalian budek?" Sengit Juki. Mereka bagaikan tuli tak mendengar ucapannya. Ia sudah menambahkan volumenya agar dua manusia itu mendengarnya. Biasalah, teman model kayak gini nih mendadak jadi budek, apalagi kalau ulangan. Gregetan deh.Sontak Sahna dan Ubay menoleh. Bukan masalah tidak mau memberi tahu jawaban, tapi kalau ketahuan gimana? Yang kena bukan Juki doang, tetapi kita berdua. Ish, si Juki mana paham. Di otaknya hanya nyontek dan nyontek. "Entar dulu, Juk!" Gerutu Sahna memelotot.
Juki mengiyakan ucapan Sahna. Yaudah santai-santai dulu deh mumpung guru lagi asyik memainkan ponselnya, dan jam pelajaran matematika masih lama berakhir. Awas aja si Sahna atau Ubay memberi jawabannya mepet waktu. AWAS AJA! Juki akan beri perhitungan.
Anna, ia sibuk mengerjakan soal. Namun sesekali pikirannya melayang entah kemana. Semenjak kematian Annie yang misterius, apa penyebabnya melompat dari bukit, Anna terus berpikir keras. Bunuh diri? No! Kalau diperalat makhluk halus kayaknya mungkin.
Diliriknya Juki, Anna menggelengkan kepala. Contoh orang malas tuh seperti Juki. Langganan banget dia menunggu contekan dari Sahna dan Ubay. "Juk, Lo jangan malas. Hati-hati tiba-tiba waktunya selesai, dan lo belum mengumpulkan!" Cetusnya.
"Udah, An. Lo jangan munafik, lo juga kalau gak tahu bakal minta jawaban ke Sahna dan Ubay kan? Buat apa ada teman kalau gak di manfaatin otaknya," pungkas Juki kembali berleha-leha.
Haduh... kabangetan banget punya teman. "Paling gak berusaha dulu!" Geram Anna.
Juki mengabaikan tuturan Anna. Kini sudah 1 jam berlalu, Ubay dan Sahna belum juga mengasih jawaban. Juki mulai gelisah. "Ah, Lo lama banget si!" Omelnya.
Tidak ada respons dari Ubay ataupun Sahna. Juki memandang jam dinding terus, lalu melihat guru yang sedang menulis sesuatu di kertas. Tik tok tik tok, Juki mendengarkan suara jarum jam. Duh, belum ada yang terjawab nih soal matematika bikin pusing 7 keliling.
"Kumpulkan tugasnya besok. Hari ini ada rapat guru. Kerjakan dirumah," ujar sang guru matematika. Keberuntungan memang menyertai Juki. Di dalam batin ia selalu bersorak girang. Yah, kasihan si Ubay dan Sahna percuma sibuk mengerjakan, ditambah pelit lagi.
Sepertinya seluruh guru akan rapat nih, berarti jam kosong dong. Juki bangkit menghampiri Sahna. "Sah! Nanti gue tagih jawaban lo," tandasnya tanpa mau mendengar penolakan dari Sahna.
Sahna berdehem. "Iya! Juk, maaf ya gue berangkat tanpa menunggu lo tadi pagi," lirihnya. "Tenang, besok kita bareng lagi kok," sambung Sahna menyunggingkan senyum. Semoga aja si Juki tidak mengambek.
"Iya, gue maafin. Lain kali bilang dulu, biar gue gak menunggu lo," keluh Juki.
Zayn seketika datang ke kelas. Ia langsung menghampiri Anna dan kawan-kawan. "Enaknya ngumpul dimana, nih?" Tanya Zayn berseri-seri lantaran semua guru rapat. Pastinya Anna mau membicarakan sesuatu, dan kita harus menyiapkan tempat yang sepi serta damai.
"Di kantin aja paling pojok," usul Juki.
Zayn setuju dengan usulan Juki. Mereka pun bergegas menuju kantin. Disini lumayan ramai, tetapi berbeda di tempat paling ujung. Anna suka atas tindakan Zayn, eiitss bukan orangnya ya. Karena sekarang udah ada Juki, Anna akan memulainya. "Kita harus mencari orang pintar supaya bisa membantu memecahkan mengapa Annie terjun dari bukit."
"Orang pintar? Maksud lo dukun?" Ceplos Juki.
"Ya... itu," balas Anna.
"Menurut gue jangan dukun deh. Gue punya kenalan, tapi dia lagi pergi ke luar kota." Zayn menganjurkan supaya temannya aja, lebih tepatnya si cuman kenal aja gitu.
"Boleh tuh. Bukannya dukun itu cuman membantu orang menjadi kaya? Atau menyembuhkan penyakit?" Tanya Juki bingung. "Itu doang si yang gue tahu, yang lain mah gak tahu," lanjut Juki dianggukkan oleh Anna.
"Yaudah, kenalan lo aja, Zayn." Anna rada percaya sama Zayn karena dia kelihatannya serius.
"Oy, kan katanya kenalan Zayn masih di luar kota. Mending gue cari dulu aja di media sosial, sekalian menanti pulangnya kenalan lo, Zayn," imbuh Juki. Daripada kita diam mulu? Lebih baik mencari dulu di media sosial. Eh, tapi bukan dukun ya karena hati Juki tidak sreg juga.
"Oke," sahut Zayn setuju. Anna, Sahna dan Ubay juga ikut menyetujui.
"Eum ... gue mau cerita nih. Gue diteror lagi sama hantu O dikamar gue sendiri. Parahnya lagi hantu O itu mencekik gue, dan untungnya gue masih bisa selamat. Hantu O kayaknya mengincar gue. Kalian diganggu gak si sama hantu O?" Anna mulai merinding.
"Enggak," jawab mereka bersamaan kecuali Ubay.
Anna mendengus, kemudian ia melirik ponselnya. Betapa kagetnya Anna saat menatap layar hp secara mendadak menyalah. Disitu terpampang jelas sosok hantu O tengah tersenyum kepada Anna. Ia langsung menghempas gadgetnya ke sudut meja lalu bangun disertai rasa takut.
"Eh? Kenapa, An?" Sahna turut panik.
'Twin Sister!'
Anna sabar😭diteror mulu, huhuhu.
Jangan lupa vote + commentnya guys!
Helenahanum
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin Sister! [END]
HorrorAnna dan Annie, kami adalah saudara kembar perempuan yang selalu bersama-sama, tapi ada perbedaan dari diri kita yaitu muka. Entah mengapa itu terjadi. Seharusnya kembar berarti sama. Pada suatu hari... Annie tiba-tiba melompat dari bukit tanpa alas...